Jam sudah menunjukan pukul delapan pagi tetapi Aletta masih sedang dalam perjalanan ke sekolah. Kelas sudah dimulai dari jam setengah delapan, itu berarti Aletta sudah telat tiga puluh menit.
Siap-siap saja baginya untuk mendapat hukuman membersihkan toilet siswa yang kotornya melebihi kandang sapi. Sekarang, Aletta sudah sampai disekolah dan guru yang bertugas piket hari ini adalah Bu Andina musuh bebuyutannya. Sebenarnya, Aletta tidak mengangapnya musuh hanya saja Bu Andina yang selalu sensi kepadanya.
"Kamu lagi, kamu lagi. Kenapa sih setiap hari saya harus bertemu kamu?!" ucap Bu Andina ketika melihat Aletta.
"Mungkin kita ditakdirkan untuk bersama dalam ukuwah yang erat, bu." celetuk Aletta asal.
"Alah, banyak omong kamu. Kamu telat kan?" tanya bu Andina yang sebenarnya pertanyaannya tidak perlu dijawab. Karena sudah tahu jawabannya.
"Bukannya telat, bu. Cuma bangunnya kali ini rada siang."
"Bisa aja kamu ngelesnya, bersihkan toilet sekarang kalau mau masuk kekelas lebih cepat." ucap Bu Andina tanpa basa basi.
Begitupun Aletta ia juga langsung mengerjakan hukuman yang bu Andina berikan tanpa basa basi.
⚫⚫⚫⚫Setelah membersihkan toilet kurang lebih tiga puluh menit akhirnya selesai juga, Aletta pun langsung masuk kekelas.
Begitu masuk kekelas ternyata belum ada bu Lisa. Lumayan bisa istirahat sejenak, pikir Aletta.
"Akhirnya masuk juga lo, Ta. Kita udah panik kirain lo gak masuk." ucap Namjoon begitu melihat Aletta.
"Masuk kok gue, cuma tadi kesiangan."
"Woy semuanya ke ruangan prakarya sekarang kata bu Lisa. Jangan lupa bahan-bahannya dibawa juga." ucap si ketua kelas.
"Bawa kan Ta bahan-bahannya?" tanya Namjoon memastikan.
"Bawa lah, santai aja."
"Yaudah, kita duluan ya."
"Sip,"
Aletta pun membuka tasnya ingin mengambil bahan-bahan yang kemarin mereka beli. Begitu tasnya dibuka nihil, tidak ada apa-apa hanya berisi buku buku pelajaran hari ini.
"Kok enggak ada sih? Perasaan kemaren gue taro tas deh terus enggak gue keluarin." batin Aletta.
Aletta mengobrak-abrik kembali semua isi tasnya tapi tetap saja tidak ada sama sekali. Harus bagaimana ini? Malah pelajarannya dimulai sekarang.
Aletta harus berkata apa kepada teman teman kelompoknya? Ia pasti kena omel karna teledor seperti ini,Aletta jadi ragu untuk naik ke ruang prakarya.
"Masuk enggak ya? Apa gue kabur aja ya? Tapi kalau gue kabur nanti malahan makin-makin lagi, mending gue masuk aja deh ngomong yang sebenarnya kali aja mereka pada ngerti." batin Aletta ketika berada di depan ruang prakarya.
Krek
Pintu berhasil Aletta buka, ia berjalan mendekati teman-teman kelompoknya dengan jantung yang berdetak kencang dan tangan yang dingin dan gemetar.
"Mana Ta bahan-bahannya?" tanya Michelle.
"It--itu anu." balas Aletta gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold
ContoBagaimana jadinya jika Aletta Silvia-si siswi hyperaktif yang selalu membuat suasana kelas gaduh bertemu dengan Min Yoongi, siswa pertukaran pelajar dari Korea yang dingin seperti es dan mempunyai lidah yang tajam. Dari sifatnya saja mereka berdua s...