Duapuluhtujuh : Papah

782 32 10
                                    

Pernahkah saat kalian sedang asiknya tertidur tiba-tiba panggilan alam memangil? Kalau pernah, apakah kalian kesal? Itulah yang Aletta rasakan sekarang. Sedang asiknya tertidur, panggilan alam memanggil yang mengharuskan ia mau tidak mau terbangun.

"Aduh, kebelet banget gila. Mau buang hajat dimana nih gue? Mana ditengah hutan begini lagi." batinnya bingung.

Aletta pun berkeliling mencari tempat yang pas untuk membuang hajatnya. Saat sedang berjalan didaerah dekat sungai, ia pun merasa ada seseorang yang meminta tolong. Lantas ia mendekat dan melihat siapa yang meminta tolong. Dan ternyata Felicia yang meminta tolong. Ia tenggelam didalam sungai. Aletta yang melihatnya langsung panik bukan main.

"Aduh, gimana nih? Gue phobia sama air yang banyak kaya gini." batin Aletta bingung

"Kalau gue gak tolongin nanti dia bisa mati. Aduh gimana nih?!"

"Tolong, tolongin gue. Please." ucap Felicia melemah yang membuat Aletta semakin panik.

Detik berikutnya Felicia sudah tak sadarkan diri dan mengapung di air. Aletta yang melihatnya kaget dan panik setengah mati.

Yoongi yang kini melihat keadaan Felicia seperti itu tanpa basa basi ia langsung turun ke sungai menolong Felicia yang membuat Aletta sedikit membuang nafas lega.

"Lo 'kan yang bikin Felicia kaya gini?!" bentak Yoongi begitu sampai ditepi sungai.

"Kamu salah paham, sayang." ucap Aletta kaget karna dirinya disalahkan atas ini.

"Terus apa, hah?! Jelas-jelas lo doang yang ada disini!"

"Demi tuhan bukan aku, Yoon. Aku emang disini karena aku denger ada yang minta tolong dan ternyata itu Feli." jelas Aletta.

"Gausah bawa tuhan kalau lo lagi bohong. Kenapa lo nyelakain dia? Lo kesel karena lo gak bisa deket sama gue 'kan makanya lo mau nyelakain dia? Hah?!"

"Jawab jangan diem aja!" sambung Yoongi dengan penuh penekanan.

"Kamu harus dengerin penjelasan aku dulu, Yoon."

"Penjelasan apa lagi? Semua udah jelas kalau lo mau bikin dia mati!"

"Mulai sekarang jangan pernah lo muncul didepan gue lagi! Gue gak sudi lihat pembunuh kaya lo!" ucap Yoongi lalu pergi meninggalkannya.

"Yoon, tunggu dulu. Dengerin penjelasan aku dulu sebentar." ucap Aletta seraya mengejar Yoongi.

Saat sedang mengejar Yoongi tiba-tiba handphonenya berbunyi yang membuatnya berhenti mengejar Yoongi. Dalam layar handphonenya tertera yang menelfonnya itu Ibunya, membuat Aletta mengerutkan keningnya. Ada apa Ibunya menelfon? Tidak biasanya.

"Hallo, ma? Kenapa?" ucap Aletta begitu teleponnya tersambung.

Tidak ada jawaban dari Ibunya yang terdengar hanya ada suara tangisan dari Ibunya.

"Ma, mama kenapa? Paman penagih hutang dateng lagi?" ucapnya lagi namun tetap tidak ada jawaban dari Ibunya selain tangisan.

"Ma, jawab ma. Mama diapain lagi sama dia?"

"Aletta, pulang nak sekarang juga." ucap Ibunya yang masih terisak.

"Kenapa emang? Aku 'kan lagi kemah mah, gak bisa main pulang gitu aja." balasnya.

"Papah kamu." jeda sebentar dari ibunya. "Papah kamu meninggal nak." sambung ibunya semakin terisak.

Bagai disambar petir disiang hari. Ucapan Ibunya itu hanya bercanda 'kan? Gak mungkin. Ini bohong. Ini pasti bohong.

"Hahaha, bohong. Mama pasti bohong," ucap Aletta tidak percaya.

"Cepet kamu pulang, nak. Kamu harus liat papah kamu buat terakhir kalinya."

Benar, ternyata benar perkataan Ibunya. Tidak bercanda apalagi berbohong. Lagipula tidak akan mungkin Ibunya berbohong apalagi bercanda dengan kematian.

Dengan sigap Aletta langsung mengemas barangnya dan pergi meninggalkan tempat kemah tanpa berpamitan kepada siapapun. Disepanjang jalan ia selalu diberi tatapan tajam oleh teman-temannya, tapi ia tidak memperdulikannya karena yang ia perdulikan sekarang ini adalah ayahnya.

"Siapapun tolong bangunin gue dari mimpi buruk ini. Tolong bilang ini cuma mimpi."







29 April 2018.

A/n

Maaf atas keterlambatan update. Semoga sukak!💙

ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang