Empatbelas : His smile

952 51 10
                                    

"Selamat morning, sayang"

Kata-kata itu selalu Aletta keluarkan pertama kali ketika sudah melihat Yoongi dikelas. Namun ucapan Aletta selalu dianggap angin lalu oleh Yoongi, tapi ia terus mengatakan kata-kata itu setiap pagi. Ia memang perempuan yang tak pantang menyerah.

Kadang, Aletta sendiri merasa bingung mengapa ia masih menyukai Yoongi padahal jelas jelas ia sudah ditolak secara halus bahkan ditolak secara mentah mentah oleh Yoongi. Keadaan Aletta hanya dianggap sebagai debu yang berterbangan akibat ditiup oleh angin.

"Kok diem aja sih? Kamu lagi puasa ngomong ya?" ucap Aletta lagi yang kini sudah duduk dibangkunya.

"Plis, gue mohon satu hari aja lo bisa gak sih gausah ganggu gue?!" ucap Yoongi geram.

"Maaf nih sayang tapi gabisa hehe,"

Yoongi menggeram frustasi mengacak rambutnya dengan kasar. Pindah di sekolah ini seperti kutukan baginya. Hari-hari tenangnya lenyap begitu saja ketika mengenal perempuan aneh macam Aletta ini.

Kadang Yoongi tidak habis pikir mengapa ada perempuan macamnya. Ia sangat agresif padahal notabennya perempuan itu kemayu apalagi didepan lelaki yang ia sukai. Tapi Aletta berbeda, ia tidak pernah malu melakukan hal apapun didepan Yoongi. Benar benar urat malunya sudah putus.

Akhirnya Pak Chen pun masuk kekelas membuat Yoongi akhirnya bisa sedikit bernafas lega.

"Pagi anak anak." ucap Pak Chen ketika memasuki kelas.

"Pagi Pak." balas seluruh anak 11-1.

"Ya anak anak untuk kali ini bapak masuk hanya ingin memberitahu bahwa materi kali ini adalah bernyanyi duet,"

"Dan kalian memilih pasangannya harus dengan kelas lain tidak boleh dengan satu kelas ini." sambung Pak Chen.

"Yah pak, kok gaboleh sih?" tanya Aletta.

"Tujuan bapak seperti ini agar kalian menjadi berbaur dan dekat dengan kelas lain."

"Ah, bapak ga asik deh. Baru saya mau nyanyi duet sama calon saya." celetuk Aletta dengan muka sedikit murungnya.

"Maaf ya Aletta, bapak harap kamu dan semuanya menerima keputusan ini."

"Berhubung bapak ada rapat di luar jadi bapak akhiri pertemuan kali ini. Selamat pagi anak anak." ucap Pak Chen lalu pergi meninggalkan kelas.

"Selamat pagi pak. Terima kasih pak."

Begitu Pak Chen keluar Aletta langsung menaruh kepalanya diatas meja. Mukanya pun murung, terlihat bahwa Aletta kecewa akan keputusan Pak Chen. Sebab ini adalah kesempatan Aletta untuk berdekatan dengan Yoongi.

"Ah, Pak Chen gak asik." gerutunya.

Yoongi yang ada disebelahnya terlihat sangat bersemangat tentang materi yang Pak Chen beri tahu kali ini. Ia terlihat langsung menulis lirik lagu untuk materi kali ini.

Senyum, ia tersenyum. Senyumnya terlihat begitu bahagia. Apa sesuka ini dirinya terhadap musik sampai- sampai mukanya datar nan dingin itu lenyap begitu saja dengan senyum manisnya.

Aletta yang melihatnya tersenyum ikut merasakan bahagia. Seandainya saja Aletta adalah alasan dibalik senyumnya itu. Aletta selalu berharap ia bisa membuat Yoongi tersenyum karna dirinya tapi apa daya Yoongi terlalu dingin untuk dihangatkan.

"Harapan terbesarku ya bisa membuatmu tersenyum, bahkan sampai tertawa lepas sampai lupa dengan beban yang sedang kau pikul. Aku yakin, aku bisa membuatnya. Akan kupastikan itu, cepat atau lambat."








22 Februari 2018.







ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang