Budayakan vote sebelum membaca yaw! :*
Sudah?
Oke happy reading!
*****
Setelah kejadian kemarin entah kenapa bawaannya membuatku ingin bertemu dengan Aland selalu. Iya, aku tau ini aneh tapi aku tak bisa menutupi perasaanku yang satu itu. Maksudku, ah oke ini rumit. Tapi kau harus ingat kalau dia hanya bercanda Alyssa!
Ah, iya. Aland hanya bercanda. Dia hanya bercanda 'kan? Kenapa aku malah terbawa perasaan? Dasar baperan!
Tapi tetap saja, hal itu membuatku senang. Walau sesekali, bayangan Aland yang memeluk Vera masih sering menghantui dan membuat sesak itu mampir. Oke, aku tidak bohong. Aku memang sesekali merasa sesak-sesak disini aku yakin bukan karena penyakit-saat mengingat Aland memeluk Vera. Ini emang aneh-sangat aneh-aku tau. Apa mungkin aku cemburu? Tapi, hei! Yang benar saja. Sungguh, aku masih tidak bisa menerima kalau itu adalah cemburu. Atau kata lainnya jika aku cemburu dengan Aland itu artinya kan aku suka dengan Aland? Demi medusa rambutnya yang berubah lurus dan halus pun, aku benar-benar tidak akan percaya.
Ah, mungkin itu hanya perasaan yang kaget karena melihat Aland memeluk Vera bukan?
Juga, aku tidak mungkin mencintai Aland jika aku tidak punya rasa kasihan sama sekali pada Claudia. Tapi, apa perasaan serumit ini? Atau disini aku yang membuat rumit semuanya? Oke, kalimat rumit itu mulai menyebalkan.
Hmm, aku fikir semua yang aku rasa selama ini normal-normal saja. Tidak ada yang aneh kan? Aland kemarin itu hanya bercanda seharusnya aku tidak boleh terlalu membawa perasaa--
"Al, tolong ambilin kotak biru di pojok sana dong!" aku tersentak kaget. Suara teriakan Mama menyadarkanku dari lamunan. Aku mengerjap, menatap kagum setengah ruangan di depan mataku yang mulai mapan dengan riasan lampu-lampu kecil memenuhi atap-atap ruangan. Demi menetralkan rasa terkejutku saat menyadari Mama mulai hampir selesai mendekorasi ruangan ini aku menggeleng-gelengkan kepala. Pekerjaan Mama sudah sejauh ini dan dari tadi aku hanya duduk seperti orang tolol? Berguna sekali kehadiranku disini berarti ya, hmm.
Jika ada yang bertanya ada apa? Maksudku kenapa Mama repot-repot mendekorasi ruangan? Begini, ulang tahun Kak Radhit kurang beberapa jam lagi, sebenarnya kak Radhit tidak mau hari ulang tahunnya harus dirayakan seperti ini, sampai meriah--menurutnya tapi tidak untuk Mama--karena kak Radhit bersikukuh kalau dia sudah besar, sangat besar untuk seorang yang harus merayakan ulang tahunnya seperti gaya ala anak kecil, tapi sayangnya Mama juga bersikukuh untuk merayakan ulang tahun Kak Radhit. Bagaimanapun caranya.
Hingga, terbitlah dua kesepakatan yang membuat kedua kubu merasa adil, pertama kesepakatannya menjorok lebih menguntungkan Mama, yaitu, ulang tahun kak Radhit dirayakan dengan gaya ala mama, sama seperti sebelumnya kalau menurut kak Radhit gaya ini disebutnya sebagai perayaan ulang tahun anak kecil yang lebih mengharapkan kado. Sangat tidak etis menurutnya.
Kesepakatan kedua adalah, hari minggu yang akan datang atau seminggu setelah perayaan "pesta anak kecil" ini dirayakan, kak Radhit meminta kami--sekeluarga--mengadakan Family's time. Semua orang harus libur bekerja, dan satu hari itu penuh dengan kegiatan keluarga. Kak Radhit menyarankan agar kita keluar kota. Atau istilahnya liburan. Aku sebagai tokoh yang netral sangat-sangat netral hanya bisa mengangguk dan tak banyak berkomentar. Lagipula kedua kesepakatan itu sama-sama menguntungkannya denganku. Kesempatan pertama, aku bisa memakan kue sepuasnya. Kesepakatan kedua, aku bisa berlibur dan lari dari realita sementara, juga kumpulnya keluarga kami pasti akan menjadi sesuatu yang sangat waw. Hmm, jika bisa aku ingin ulang tahun kak Radhit setiap hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinosaurus I'mn love.
Teen Fiction[TAMAT] Stephanie Alyssa, si gadis biasa. Kehidupannya seperti gadis lain. Namun yang membedakannya adalah keberuntungan. Dia mampu menggenggam dua hati. Namun, tidak bisa menjaga rasa. Dia mampu menerima. Namun tidak mengerti dan tidak berusaha unt...