Chapter 12

232 49 38
                                    

Budayakan vote sebelum membaca ya :) walau sederhana itu suntikan semangat bagi penulis lho. Hehe. Jangan jadi sider oke? Bonus komen juga gppah jangan takut aku gamakan orang kok, wkwkwk.

Sudah?

Oke, happy reading!!

••••

"Akan sangat lemah jika seseorang bersembunyi di balik bayangan orang lain. Tapi, akan lebih lemah orang yang tak memberikan bayangan pada yang lemah."

*****

Alyssa tidak menampik tentang masalah sikapnya yang tergolong tidak peduli pada sekitar, mungkin disebabkan karena ia terlalu memikirkan diri sendiri atau bahkan terlalu sibuk dengan sejuta imajinasinya yaitu selalu berharap ia bisa melakukan semuanya dengan mudah.

Terbukti dengan kedatangan Dave. Dave mengatakan kalau ia sudah lama menyandang status sebagai siswa SMA Pratiwi—sekolah Alyssa—dan tentunya setiap hari Dave berkeliaran di sekolah tersebut, bahkan beberapa kali Dave melihat wajah Alyssa. Namun ia tak langsung yakin kalau ia adalah Alyssa yang sebenarnya belajar dari masa lalu tentu saja. Karena Dave termasuk tipikal orang yang tidak gampang putus asa, ia terus mengorek informasi tentang Alyssa, bahkan keluarganya. Hingga inilah imbalan untuknya, kembali dipertemukan dengan Ichanya.

Tentu saja juga laki-laki yang mengantarkan makanan Alyssa saat di warung Mang Ujang juga Dave. Saat itu Dave sudah mengumpulkan cukup bukti kalau dia—Alyssa—adalah sahabat kecilnya. Akhirnya Dave berniat menemui Alyssa dan mengatakan semuanya, namun seseorang yang bernama Lavie, menghancurkan semua hal yang telah ia susun matang-matang. Jika boleh jujur Dave tidak menyukai wanita dengan tipikal seperti Lavie bahkan hampir semua wanita tidak ia sukai, bukan berarti Dave adalah gay dia hanya tidak suka dengan sifat mereka, yang tergolong manja. Terkecuali Alyssa tentunya.

Mencari Alyssa adalah hal tersulit yang pernah Dave lakukan. Bagaimana tidak, ia tidak tahu seperti apa Alyssa sekarang. Sepuluh tahun bukan waktu yang sebentar, sedikit banyak akan terjadi perubahan fisik pada Alyssa. Yang ia ingat dulu Alyssa mempunyai tahi lalat di dekat bibirnya, bulu matanya lentik, kulitnya kuning langsat, rambutnya hitam panjang, ia memiliki hidung yang tidak mancung juga tidak terlalu kecil, atau kata lainnya sedang. Di jaman sekarang banyak yang mempunyai ciri-ciri seperti itu, hal ini membuat Dave semakin sulit. Tapi Dave tidak kekurangan akal ia juga mengandalkan mengandalkan sifat, Dave masih ingat betul bagaimana sifat Alyssa yang dulu, pecicilan, tidak peduli, tipe orang yang bodo amat, juga santai. Alyssa yang dulu adalah tipe orang yang cuek pada orang yang tidak terlalu ia kenal, apalagi seorang lelaki ia akan menjelma jadi orang yang dingin dan irit ngomong, atau bahkan akan menjadi orang yang judes. Jika orang yang mengenalnya menyuruh agar berbicara, berkebalikan dengan orang yang sudah mengenalnya secara dekat, mereka akan menyuruh Alyssa untuk diam.

Dave menemukan semua itu pada diri Alyssa yang sekarang, mendorongnya untuk mencari informasi tentang Alyssa. Yah... kini semua pengorbanannya terbayar, ia mendapatkan Ichanya kembali, walau tak sepenuhnya.

****

Ting nong!

Baru saja aku akan memasukkan makananku ke dalam mulut, namun bunyi bel tersebut berhasil mengurungkan niatku. Aku melirik ke arah Ayah, kemudian mama. Ayah juga balas melirikku, sementara Kak Radhit tak acuh tetap melanjutkan sarapannya.

"Siapa yang datang sepagi ini?" Mama membuka suara, ia melirikku aku menggidikkan bahu tak tahu, kemudian menyantap makananku. Seperkian detik kemudian aku mendengar suara kursi bergesekan dengan lantai, aku menoleh ke arah Kak Radhit disampingku.

Dinosaurus I'mn love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang