"If you're not for me then why does this distance maim my life?"—Daniel (if you're not the one)"Ada beberapa hal yang tak mampu kumengerti di dunia ini. Salah satunya adalah perubahan."—A
"Mau tak mau, aku harus melakukan hal ini demi membuatmu tak ikut terjebak dengan kesedihan yang kini menyanderaku."—A
• • • •
"Kok Aland ga balik ya Al?"
Aku menggelengkan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan Lavie. Lalu menoleh ke samping tempat duduk Aland yang sekarang ditinggal penghuninya entah ke mana. Dia tidak kembali setelah istirahat beberapa jam yang lalu.
Aku berdecak kemudian kembali menoleh ke arah Lavie, "Gue juga gak ngerti. Dia kayak bukan Aland yang gue kenal."
Lavie masih terdiam.
"Dia jadi aneh. Pertama perubahan dia adalah dingin ke gue. Jarang bicara. Dan sekarang dia untuk pertama kalinya berani bolos sekolah. Kenapa sih tu anak?" lanjutku sembari mengaitkan tas ke bahu kemudian berjalan mendahului Lavie yang masih mematung di tempatnya. "Lo gak mau pulang?" aku menghentikan langkahku menoleh ke arah Lavie.
"Pulanglah," Lavie berdecak kemudian mulai melangkah, akupun meneruskan jalanku meninggalkan Lavie yang tertinggal beberapa langkah di belakang. "Lo sekarang dijemput sama siapa Al?" Dia mensejajarkan langkahnya denganku.
"Gak tau."
"Pulang bareng gue yuk! Ntar mampir bentar di rumah Aland, gue pengen nanya dia kenapa, kalo gue gak bisa nanya dan gue masih gak tau alasan kenapa dia gini gue gak bakalan bisa tidur soalnya Al, hehe." Lavie mendominasi pembicaraan sepanjang kami berjalan di koridor, aku hanya terdiam memilih jadi pendengar saja. "Al? Gimana? Mumpung gue bawa mobil nih! Gue penasaran banget sumpah!" dia menyikut-nyikut lenganku membuatku mendengus kesal.
"Ck dasar kepoan. Lo gak pulang sama Ray emang? Biasanya juga pulang sama dia mulu."
"Dia juga punya kegiatan lain kali selain ngapelin gue." Tawa menyembur dari mulut kita berdua.
"Ya kali aja 'kan? Lo jadi prioritas dia sampe-sampe semua hal yang berhubungan sama dia sendiri dilupain."
"Dia masih waras ya gak kayak elo."
Aku melotot.
Lavie kembali tertawa.
"Jadi gimana?" tanyanya mencoba meredamkan tawa. "Mau ikut gak?"
"Kalok udah tau gue ngikutin lo sampe parkiran ini seharusnya lo gak usah nanya!"
Lavie terlihat gelagapan, menatap sekitar dengan wajah sedikit terkejut.
"Lho? Udah sampe parkiran ya?"
"Yee! Dasar dodol! Dari tadi kemana aja?!" ocehku sambil mendorong kepala Lavie. Cukup keras untuk membuatnya mengaduh lalu melotot ke arahku.
****
Tok tok tok!!
Bunyi ketokan pintu yang kami ciptakan di rumah Aland adalah satu-satunya suara yang tercipta. Rumah Aland dalam keadaan sepi, sehingga membuatku dan Lavie ragu takut tidak ada orang di rumah ini. Tapi tunggu... rumah Aland akhir-akhir ini memang selalu sepi 'kan? Jadi hal ini tidak menjanjikan kalau rumah Aland sepi karena penghuninya tidak ada.
Panas matahari sore yang mengarah tepat pada kami cukup berhasil membuat Lavie mengerang tidak suka. Ditambah sudah tiga kali kami mengetok pintu tapi tidak ada jawaban. Kuyakini mood Lavie akan berubah buruk beberapa detik ke depan jika suasana ini masih bertahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinosaurus I'mn love.
Teen Fiction[TAMAT] Stephanie Alyssa, si gadis biasa. Kehidupannya seperti gadis lain. Namun yang membedakannya adalah keberuntungan. Dia mampu menggenggam dua hati. Namun, tidak bisa menjaga rasa. Dia mampu menerima. Namun tidak mengerti dan tidak berusaha unt...