enam belas (2)

2.4K 423 1
                                    

Makasih untuk para reader yang semalam langsung ngevote. Wahai para siders, kalian udah disentil tapi masih gamau vote? Lupa cara vote atau gimana?

"Anjing! Sumpah, demi apa?! Itu si Hyunjoon? Gila! Ganteng banget!" Sudah lewat dua mata pelajaran sejak Hyunjoon memasuki kelas Hyora. Dan sudah lewat dua mata pelajaran juga, sejak Hana mengoceh tentang visual superior dari Heo Hyunjoon.

Oh ya, dan juga, sudah lewat dua mata pelajaran sejak Hyora ingin menyundul Hana.

Teman-teman seangkatan Hyora juga langsung heboh, apalagi para siswi. Bayangkan, seakan-akan tak cukup mempunyai senior yang tampan, kini sponsor yang tampan.

Jackpot!

"Gue ga habis pikir, Han," Hyora menatap kosong ke depan. "Kenapa.. Kenapa dia tiba-tiba tahu semua informasi tentang gue?"

"Lo cantik kali, Hyo. Mungkin dia mau ngambil lo jadi istri."

"Enak aja, pake ngambil-ngambil. Dikiranya gue barang?!"

"Santai dong. Resiko jadi cecan ya gitu."

"Kata lo, gue standar, makanya ditolak kak Taehyung waktu itu?!"

"Calon istri bos harus dipuji."

"Bangsul."

"Pesanannya datang!" seru Guanlin sambil meletakkan dua mangkuk mie sop di hadapan dua sahabat itu. "Oke, jadi Taeyong masih belum ada kabar?"

Hana menggeleng. "Kak Taehyung bahkan ga datang ker--"

"Ke restoran kak Jaemi, padahal udah diundang," sela Hyora. Matanya melotot.

"Ooo..kay? Memangnya, kakak gue ada ngundang orang ke restoran?"

Mampus.

"Maksud gue, yah.. Gue yang ngundang."

"Lah? Ngapain?"

"Lilin ga peka!" timpal Hana

"Hah? Apanya? Kok gue ga peka?"

"Hyora kan suka sama kak Taehyung!"

Anjing.

"Seriusan, Hyo?"

Hana, yang menyadari kesalahannya hanya tertawa kaku. "Ha.. hahaha.. Enggak, lah! Ha.. Ha.. Hahahahah!"

"Hyora?"

"Emangnya kenapa?" balas Hyora.

"Ga juga sih. Gue kira lo suka sama Taeyong. Soalnya, ya cocok aja gitu."

Hana menatap Hyora dengan tatapan tuhkan-gue-bilang-juga-apa.

"Gue suka sama kak Taehyung, bukan adiknya."

"Lo gak pernah mikirin Taeyong gi--"

"Gue sukanya sama kak Taehyung," ulang Hyora dengan tegas. "Maaf, gue lagi sensi." Ia lalu berdiri dan langsung berjalan menuju UKS.

Di UKS, Hyora hanya berbaring. Kebetulan, Bu Danisa sedang tidak ada, sehingga Hyora tidak perlu repot-repot menjawab berbagai pertanyaan tidak jelas darinya.

Sambil berbaring, Hyora menyadari kalau ia kelewat emosi hari ini. Dirinya rindu kepada Taehyung, namun juga kesal karena kehadiran Hyunjoon secara tiba-tiba. Bahkan ia tidak tahu apa tujuan Hyunjoon yang mengajaknya untuk bertemu waktu itu.

Ia bimbang. Haruskah ia melaporkan tentang Hyunjoon kepada Chanyeol? Aih, tapi Chanyeol terlalu menghormati Hyunjoon karena ayah Hyunjoon merupakan teman bisnisnya.

Melaporkannya kepada Jaemi? Mengurus Guanlin saja sudah cukup beban baginya, apalagi mengurus Hyora?

Kalau ke Hana, well, anak ingusan itu bisa berbuat apa memangnya?

Bukan hal yang benar jika Hyora melaporkannya kepada pihak sekolah. Tidak mungkin mereka akan melawan sponsor mereka yang terbaru.

Ah, bukan. Hyora tidak butuh untuk melapor. Hyora hanya butuh seseorang untuk dicurahkan semua beban di hatinya.

Hyora butuh Taehyung.

Maaf ya, untuk beberapa hari ini, karena ada readers yang mulai ngevote dan ngebaca (meskipun masih ada siders), gue memutuskan untuk update sedikit demi sedikit. Boleh dikatakan, untuk sementara, Ikatan diubah menjadi short fiction. Semoga dimengerti keadaan gue yang lagi UAS dan sebentar lagi liburan :)

Ikatan -kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang