"Dek, ambilin Kakak remote TV, dong!"
Hana berdecih. Tiap hari kerjaannya nyuruh mulu, begitu omelnya dalam hati. Walaupun begitu, ia tetap mengambilkan remote control TV untuk kakaknya.
"Nih," lemparnya, "padahal lebih dekat Kakak!"
Kakaknya tertawa. "Hehe. Makasih adikku sayang!"
Hana mengerucutkan bibir sambil menggerutu dalam hati. Tiap hari kerjaan gue cuma ngambilin ini, ngambilin itu. Kalau gak ngambilin ya kerjain tugas dia. Cuci piring doang masa gak bisa sih? Untung dapat uang jajan.
Ia langsung melompat ke kasurnya begitu ia menutup pintu. Jarinya sangat lincah mengetik password laptop dan apa yang mau ia cari di browser.
"Okay," gumamnya, "Dua ribu followers baru! Yes!"
Hana bersenandung sebagai bukti rasa senangnya. Bila dihitung, sejak awal ia mulai membuat video di IGTV, ia sudah mendapat sekitar 46 ribu followers. Kini ia mempunyai 48 ribu followers di akun IG-nya.
"Udah bisa naikin harga endorsement belum ya?" gumamnya lagi. "Gak deh, mending tunggu sampe 100 ribu aja. Hehe."
Suasana senang Hana dibuyarkan oleh teriakan kakaknya lagi, "Adek! Ada temen kamu, nih!"
"Ih," Hana melirik jam, "Siapa anjir datang malam-malam?!"
"Kalau kamu gak turun, Kakak suruh teman kamu ke atas ya?!"
Hana menuruni tangga dengan malas, "Iya, iya! Duh, gak sabaran amat sih, kan orang juga—"
Langkah kakinya memelan ketika ia menyadari siapa yang sedang duduk di ruang tamunya. Memang sudah biasa bila Guanlin datang tiba-tiba saat malam, tapi Hana tidak menyangka ia akan datang di saat ada orang lain di rumah, apalagi Hana tidak pernah menceritakan tentang Guanlin kepada keluarganya.
"Hai," sapa Guanlin.
"Lo ngapain datang malam-malam?" tanya Hana yang masih berada di tangga. Matanya melirik kakaknya yang terlihat acuh tak acuh sambil menonton TV. Untung saja.
Guanlin tersenyum. "Aku mau ngomong bentar, boleh?"
Kakak Hana, Hani, melirik Guanlin sebentar, tapi ia kembali menonton TV lagi. "Kalau mau ngomong," selanya, "Bawa ke kamar aja, Dek."
Wayolohhhh malam-malam bawa ke kamar xixixixixixixixixi ;)
"Boleh, Kak?" tanya Guanlin dengan senyuman, yang lalu dijawab oleh Hani dengan anggukan.
Hana kembali menaiki tangga lagi setelah menunjuk ke arah atas dengan dagunya. Guanlin berpamitan dengan Hani, lalu mengikuti Hana memasuki kamar.
Xixixixixixixixi udah masuk kamar nih xixixixixi
"Kamu kenapa?" tanya Hana.
Guanlin sedikit sedih. Biasanya Hana memanggilya dengan sebutan Lilin.
"Gapapa," jawabnya, "Cuma kepikiran kamu aja, jadi aku datang ke sini."
Hana berdecih. "Tadi di bawah, katanya mau ngomong?"
"Oh iya. Aku mau kita selesaiin yang kemarin."
"Kemarin apa? Kamu mau kita berantem malam-malam? Gak bisa besok aja, apa?"
"Gak," jawab Guanlin langsung yang membuat mata Hana membulat. "Kamu sadar, 'kan, gara-gara kamu, siapa yang jadi kesulitan?"
Hana mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Ia mengalihkan matanya ke lantai. "Nanti aku bakal ngomong sama Hyora."
"Yaudah, lakuin sekarang," balas Guanlin dengan nada tenang.
"Besok."
"Sekarang."
"Besok!"
"Aku gak percaya kamu bakal ngomong besok."
"Oh, jadi sekarang kamu udah gak percaya sama aku?"
Guanlin tidak menjawab. Ia menghela napas karena ia tahu apa yang akan Hana katakan selanjutnya.
"Tuhkan, bener kata aku," lanjut Hana, "Kamu juga suka, 'kan, sama Hyora? Yaudahlah, putus aja. Kamu ikutan saingan aja sama Taeyong, sama Kak Taehyung. Sana."
Guanlin menghela napas lagi dan mengerutkan dahinya. "Kamu mau sampai kapan cemburu sama Hyora?"
"Hah, apaan sih, kamu gausah ngelak—"
"Kamu jujur sama aku, Han. Kamu cemburu, 'kan, sama Hyora?"
Skakmat.
Melihat Hana tidak bergeming, Guanlin pun melanjutkan. "Aku ngerti kalau kamu cemburu, tapi tindakan kamu—"
"Kamu ngerti apanya?" tanya Hana balik. "Apa yang kamu ngertiin? Emang kamu pernah jalanin hidup aku? Kamu pernah jadi aku? Situasi kamu dan aku bahkan gak sama. Apa yang kamu ngerti?"
"Hana, kamu ngapain nanya ke aku tentang itu? Bukannya kamu lebih tau kenapa aku bilang aku ngerti?"
Skakmat (2).
Hana tahu dengan jelas kalau Guanlin adalah tipe orang yang mengobservasi dan diam, tapi sangat pandai dalam hal bersimpati. Dari semua curhatan kecil Hana, Guanlin pasti telah mendapat gambaran perasaan Hana selama ini.
"Kamu apaan sih?" jawab Hana, tidak tahu harus menjawab apa lagi.
"Kamu yang apaan? Apa kamu gak merasa malu sama diri sendiri? Umur kamu udah termasuk kategori dewasa awal, tapi tindakan kamu... Kamu rela ngumbar privasi teman kamu dan kamu bahkan gak minta maaf. Belum lagi jadi ada konflik keluarga. Kamu tau, gara-gara kamu, Bang Taehyung, Kak Jaemi, dan Bang Chanyeol lagi ada di Amerika sekarang?"
Hana terkejut. Baru kali ini ia diomeli Guanlin sepanjang itu. Biasanya hanya satu dua kalimat saja.
"Hana, jawab aku."
"Terus gimana?" balas Hana dengan nada tinggi. "Terus kamu mau aku gimana? Emangnya aku bisa tau kalau bakal jadi masalah?"
"Aku juga gak ngira bakal jadi masalah, tapi—"
"Aku gak tau bakal jadi masalah, Lin. Aku kira mereka fine fine aja."
Hana menangis. Ia meluapkan semua kekesalannya dengan air mata. Suaranya berusaha ia tahan supaya keluarganya tidak mendengarnya.
Guanlin kembali menghela napas. Ia berjalan mendekati Hana dan memeluknya, membiarkan bajunya basah karena air mata Hana. "Hana," katanya pelan, "Kak Jaemi selalu bilang ke aku, kalau ada masalah gara-gara kamu, baik disengaja atau gak disengaja, kamu minta maaf."
"Tapi," balas Hana sambil sesenggukan, "Hyora pasti udah marah banget sama aku."
"Gapapa, kebanyakan orang cuma mau dengar kata maaf. Apalagi kalian udah temenan lama. Aku yakin Hyora bakal maafin kamu."
"Tapi aku gak berani, Lin."
"Aku temenin."
"Serius?"
"Iya. Besok aku jemput. Kita ke rumah Hyora bareng."
"Beneran?"
"Hana, kapan pacar kamu ini berani ngingkarin janji sama kamu?"
Hana tersenyum. Ia mengira hubungannya dengan Guanlin telah tiada. Ternyata Guanlin masih menganggapnya pacar.
"Ih, kamu mah..."
Guanlin tertawa. Pria itu memang selalu bisa membuat pacarnya tertawa di situasi apapun. Ada untungnya juga mempunyai pacar yang diam saja.
Haduuu haduu jadi mau punya cowok kayak Mas Lilin :'(
Malam itu, setelah Guanlin pamit pulang, Hana langsung dibombardir berbagai pertanyaan, seperti: Siapa cowok itu? Namanya siapa? Kok ganteng, artis ya? Pacar kamu? Boleh kenalin ke Kakak, gak? Besok boleh dia ke rumah lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikatan -kth
Short Story"Lo jalani hubungan kayak ikatan kimia aja." -Hyora "Gue gamau ikatan phi, maunya ikatan sigma." -Taehyung "Au ah, masa bodo. Ini kimia apa cinta njir?" -author