[Season 3] - 4 : Who dat boi?

1.4K 186 4
                                    

Harusnya tamat di season 2. Karena saya masih sayang dengan kalian para pembaca makanya saya lanjutin dengan fokus pada masalah keluarga mereka. Jangan pelit vote. Plis. Hargain orang. Kalau begini terus, saya jadi lebih suka melanjutkan AU saya yang di twitter.

Chanyeol memicingkan matanya. Hmm. Dia tidak percaya pada orang ini.

"Ini, diminum dulu, Pak," kata Jaemi sambil meletakkan secangkir teh hangat di meja dengan senyum yang sopan. Ia melirik suaminya yang tengah menatap pria di hadapannya ini (mungkin Chanyeol naksir, pikirnya).

Bapak itu tersenyum sungkan. "Aduh, makasih ya, Nak. Maaf saya mengganggu malam-malam."

"Tak apa, Pak."

"Boleh tanya, gak? Kenapa Taehyung dan Taeyong belum pulang, ya?" tanya Bapak itu sambil menyeruput teh.

Chanyeol menyilangkan kakinya dan melipat tangannya, biar agak berkarisma gichu. "Hari ini Taeyong menjalani ujian terakhirnya. Mungkin mereka lagi bareng teman-teman, jadi agak lama pulangnya."

"Tapi ini udah mau tengah malam—"

"Maaf, Pak. Tapi saya dan istri saya percaya pada Taeyong, adik saya dan juga teman-teman mereka bahwa mereka bisa menjaga diri sendiri," sela Chanyeol.

"Kalau Taehyung? Kenapa dia belum pulang?"

"Saya percaya dia bareng Taeyong dan pacarnya, Pak," jawab Jaemi sebelum Chanyeol kembali menjawab si Bapak dengan jawaban sarkas. "Boleh saya tahu kenapa Bapak mencari mereka berdua?"

Firasat Jaemi mengatakan bahwa Bapak ini ada maksudnya. Ada yang tidak beres.

"Ah, ini hanya urusan keluarga. Tidak penting bagi kalian, kok. Taehyung sudah punya pacar, ya?"

Chanyeol pengen marah, tapi udah dipelototi sama Jaemi. Ga jadi, deh.

"Maaf, Pak. Mungkin kami bukanlah orang tua kandungnya Taehyung dan Taeyong," lanjut Jaemi, "tapi kami sudah tinggal bersama dengan mereka selama setahun lebih, menyekolahkan mereka, memberi makan mereka, memberi uang jajan, membelikan apa yang mereka inginkan, dan melihat mereka bertumbuh dewasa layaknya orang tua kandung mereka. Mereka juga telah menganggap kami sebagai orang tua mereka. Jadi, bila Bapak ingin berbicara dengan mereka," Jaemi tak melupakan senyum sopannya, "Bapak harusnya berbicara dengan kami terlebih dahulu."

Istri w mantap. -Canyul

"Ah, saya benar-benar merasa hal ini tak penting untuk dikatakan kepada kalian berdua meski kalian telah—"

"Kalau begitu, kami tidak akan membiarkan Anda bertemu dengan mereka." Chanyeol berdiri dan tersenyum. "Silakan tinggalkan rumah saya setelah Anda habiskan teh itu."

Jaemi menatap suaminya yang kini menaiki tangga, enggan berbicara lagi kepada pria di hadapannya ini. Meski, yah, ia juga tidak terlalu senang dengan perlakuan pria ini, ia harus bersikap sopan untuk menjaga nama baik perusahaan Chanyeol dan juga restoran miliknya yang kini sudah berpindah tangan kepada Taehyung.

"Maaf, Pak. Suami saya lagi pusing sama kerjaan," katanya.

Pria itu hanya tersenyum simpul. "Alasan saya enggan untuk mengatakan hal ini terlebih dahulu adalah saya tak ingin orang pertama yang mendengar hal ini bukan Taeyong dan Taehyung. Saya ingin mereka duluan yang mendengarnya. Saya minta maaf bila tadi tindakan saya sedikit mengganggu—"

"Ah, saya mengerti, Pak. Gapapa kok. Tapi Taeyong dan Taehyung saat ini tidak ada di rumah, jadi saya sarankan Bapak lebih baik kembali besok atau kapan-kapan saja."

Masih dengan senyuman yang belum pudar dari wajahnya, pria itu berdiri. Ia mengucapkan terima kasih kepada Jaemi atas tehnya, lalu berjalan ke arah pintu.

"Hati-hati ya, Pak.. uh..?"

"Kim," kata pria itu, "panggil saja Pak Kim."

"Hati-hati ya, Pak Kim."

Ada yang janggal.

————

"Yong, lo ngapain sih kerja beginian?" teriak Hyora. "Gaji emang tinggi, tapi—"

"Noh, abang gue lagi lihatin lo, tuh," balas Taeyong acuh tak acuh.

Langsung saja semangat Hyora kembali. Ia mengajari anak-anak itu mengeja abc, sedangkan Taeyong mengajari anak-anak lainnya menulis abc. Taehyung mengamati mereka dari luar sambil melihat-lihat tawaran pekerjaan untuknya yang dikirim melalui email.

Alasan Hyora ingin tampil bagus di hadapan Taehyung adalah supaya ia bisa dianggap istri-able dan emak-able. Hmm. Biasa. Pamer dulu, dong.

"Tate, aku mau mimum ail."

Hyora menoleh ke arah kirinya. Ia menatap anak kecil itu. Tate? Tante? Tante? T A N T E?

"Tate, aku mau ail!"

Hyora masih triggered sama panggilan Tante, dek. Sabar dulu, ya.

"Hyo, ngapain sih lu? Dia minta air juga," rutu Taeyong. Ia mengambilkan botol minum milik anak itu dan juga membantunya minum. "Yeon-ie haus, ya? Minum yang banyak, ya!"

Setelah anak yang dipanggil Yeon-ie itu selesai meminum airnya, ia tersenyum dan berkata, "Makaci, Kak Tae!"

Wah. Hati Hyora panas. Ia dipanggil Tante sedangkan Taeyong dipanggil Kak?

Bel berdering membuat Hyora menoleh ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul lima. Ia menghela napas dan menatap Taeyong.

Pantas saja doi suka kerja beginian, dia dipanggil Kakak. Idih.

Para orang tua mulai berdatangan dan menjemput anak mereka. Tak lupa mereka mengatakan terima kasih telah menjaga anak-anak mereka selama mereka bekerja. Daycare memang sangat berguna untuk orang tua yang sibuk.

Hyora berdecak. Baru saja seminggu setelah mereka selesai UN, Taeyong sudah mendapatkan pekerjaan. Guanlin kini menjadi model CF bersama dengan Hana. Yah, meski Hana sedikit sengklek dan bodohnya minta ampun, setidaknya ia masih mempunyai visual.

"Gimana? Enak, 'kan?" tanya Taeyong pada Hyora setelah semua anak-anak sudah dijemput oleh orang tuanya.

Hyora melotot. "Iya, enak banget. Gila! Enaaaaak banget! Apalagi pas bagian gue dipanggil Tante sama mereka! Widih, enak banget!"

Mendengar hal itu, Taehyung dan Taeyong tertawa. "Ya ampun, Ra! Aku awalnya juga dipanggil Om sama mereka, kok! Tenang aja. Lama-lama mereka juga pada manggil Kak!" kata Taehyung.

Setelah mereka membeli KFC untuk makan malam melalui drive-thru, mereka pun pulang ke rumah, tak sabar untuk segera menyantap ayam-ayam goreng itu.

"Eh, eh! Itu ada bapak-bapak tuh, di depan rumah! Ngapain sih?" ucap Taeyong yang duduk di kursi belakang.

Hyora dan Taehyung yang duduk di kursi depan tentu saja melihat bapak itu. "Loh, ngapain, ya? Go-Food bukan?" gumam Hyora.

Ia melirik ke arah Taehyung yang hanya diam sedari tadi. Biasanya, bila hal seperti ini terjadi, Taehyung akan mengoceh tentang apapun seperti pria tua. Tapi, kenapa ia hanya diam saja?

Selepas mobilnya Taehyung parkir, Taeyong dan Hyora keluar dari mobil dan menghampiri pria tersebut.

"Maaf, Pak. Tapi ada apa ya, sampai berdiri di depan rumah saya?" tanya Hyora.

Pria itu membalikkan badannya dan terlihat terkejut. Pandangannya beralih dari Taeyong ke Taehyung yang berjalan perlahan ke arahnya. "Nak, kamu udah—"

"Taeyong, Hyora, ayo. Kita makan malam sebelum ayamnya udah dingin," kata Taehyung. Yang lebih muda tidak tahu harus berbuat apa, jadi mereka hanya mengikuti Taehyung meskipun mereka merasa kasihan kepada pria itu.

Tak biasanya Taehyung seperti ini. Ada apa?

Ikatan -kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang