dua puluh enam

3K 322 7
                                    

"Ini orang udah gabisa dibiarin!" rutu Jaemi. "Apanya yang mata dimana-mana, hah?! Kurang ajar!"

Hyora menghela napas menatap surat itu. Tulisannya : Hati-hati. Mata ada dimana-mana. :)

"Masa ini Hyunjoon lagi, Kak?" tanya Hyora.

"Ya iyalah! Emang ini Taeyong?" Jaemi sewot. Maklumin. Dia lagi sensi. Kedatangan teman bulanan, sekaligus pertemuannya dengan Hyunjoon semalam membuatnya ingin mencekik orang itu sampai mati.

"Hyunjoon sebenarnya orangnya gimana sih, Kak?" Hyora penasaran. Memangnya sebahaya apakah pria berwajah imut itu?

Jaemi mendengus geli. "Pokoknya lebih mengerikan dari yang lo kira."

"Kak," Hyora membuat Jaemi menoleh. "Bisa ceritain gak, masalah apa sama si Hyunjoon?"

Permintaan Hyora itu membuat Jaemi berpikir sebentar. Hyora berhak tahu, tapi Hyora pasti akan membencinya nantinya. Taehyung juga akan menyalahkannya karena telah membawa pacarnya masuk ke dalam masalah selaku pacar Hyora. Jaemi tak mau semua hal itu terjadi. Apalagi, saat ini Jaemi sudah kehilangan Chanyeol untuk sesaat.

"Gak," jawab Jaemi singkat.

Oke. Hyora tak ingin memaksa Jaemi. Kalau makin dipaksa, Jaemi pasti akan meledak dan ia yang terkena imbasnya. Selain itu, Hyora juga yakin Jaemi akan menceritakannya suatu saat.

"Kakak punya penyelesaiannya?"

"Penyelesaian apanya? Lo kira ini matematika?"

Tuhkan, sewot.

"Eh, tunggu. Kayaknya gue punya," Jaemi bergeming.

-------

Brakk!

Hyunjoon menekan pangkal hidungnya. "Aduh, Jae, kenapa sih nyari gue te--"

"Hyunjoon, balikan yuk!" Jaemi berseru ceria, membuat Hyunjoon sedikit bergidik namun senang.

"Seriusan?" Mata Hyunjoon memancarkan kesenangan. Mimpi apa dia sampai diajak balikan oleh Jaemi?

Wait. Bukankah Jaemi tak pernah mengaku bahwa mereka merupakan sepasang kekasih dulunya? Kenapa ia tiba-tiba mengatakan balikan?

"Iya! Kita kencan, ya, besok!" Jaemi mengecup pipi gembul Hyunjoon sekilas lalu meninggalkan kantornya.

Hyunjoon menghirup udara kuat-kuat. "Wow," gumamnya.

"Udah?" tanya Hyora di telepon.

"Eh, iya, Lin. Nanti Kakak belanja bulanan kok," balas Jaemi saat matanya tak sengaja menangkap pandangan dari sekuriti yang berjaga di gedung perusahaan ayah Hyunjoon.

"Lo ngomong apa sih, Kak?"

Jaemi langsung memutuskan sambungan telepon dan berjalan ke arah kerumunan orang-orang yang ada di jalan. Sepertinya mereka merupakan rombongan wisata. Soalnya, wajahnya kayak bukan orang Indonesia. Mungkin dari Jepang atau Cina.

Setelah menyelinapkan diri ke dalam rombongan itu, Jaemi menelpon Hyora kembali. Ia tahu, kalaupun Hyunjoon mengirimkan mata-mata, pasti akan susah untuk menyadap suaranya. "Udah," katanya langsung.

"Yaudah, kapan rencana selanjutnya?"

"Jemput Taeyong dulu, sana."

"Lah, ngapain dijemput? Toh orangnya udah di sebelah," jawab Hyora enteng.

Ikatan -kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang