[Season 3] - 11 : Guanlin

201 29 0
                                    

Sumpah demi apapun masih ada yang nungguin cerita ini? Bahkan kemarin ada yang baca ulang gara-gara lupa astaga maaf guys aku sendiri juga lupa sama cerita ini jadi sebelum lanjut aku baca dulu hehehehehehe maaf guys aku akan berusaha untuk cepat update!!!!!!!!!! ((banyak yang nanya kapan lanjut update soalnya))  Nih aku kasih sisi Guanlin yaaa banyak yang udah lupa sama dia kan?

Guanlin menatap bingkai foto di atas mejanya yang berisi fotonya dan teman-temannya. Di foto tersebut, ada Guanlin di paling kiri, Hana merangkul Taeyong (yang menatap lurus ke kamera dengan wajah datar), dan Hyora yang tersenyum dengan dua jari di sebelah wajahnya.

Ia sangat rindu pada masa itu. Masa dimana ia merasa gugup saat ngobrol dengan Hyora. Bukan karena ia menyukainya, tapi karena Hyora adalah teman pertamanya. Selama ini, ia tidak mempunyai teman yang benar-benar teman.

Ia juga jadi teringat akan perlakuan Chanyeol saat masih baru mengenal Hyora. Saat itu, Guanlin menyadari bahwa setiap ia berada di dekat Hyora, Chanyeol selalu menatapnya.

Ia mengerti bila Chanyeol masih skeptis padanya karena ia dulu adalah seorang pecandu, dan Chanyeol tidak ingin ada pengaruh buruk di sekitar adiknya. Di satu sisi, ia merasa sedih karena dianggap belum berubah. Namun, di sisi lain, ia juga senang dan merasa aman karena kakaknya jatuh cinta dengan seseorang yang tidak memihak.

Hanya karena ia adik Jaemi, bukan berarti Chanyeol harus dengan otomatis menyukainya.

Guanlin lalu memandang Hana dan Taeyong. Walaupun kini ia adalah pacar Hana, Guanlin tidak merasa terganggu dengan pose Hana di foto itu. Memang di saat itu Hana menyukai Taeyong, jadi wajar bila Hana merangkul Taeyong seperti itu.

Selama ini, Guanlin hanya seperti manekin yang menyatu dengan background saat mereka berkumpul bersama. Ia tidak sering berkata banyak, berbeda dengan Taeyong yang kini sudah lebih hangat. Walaupun begitu, ia sering mengutarakan perasaannya, entah itu kesal, sedih, senang, atau marah, kepada pacar dan teman-temannya.

Namun, ada satu hal yang tidak pernah ia katakan. Guanlin ingin mengambil foto bersama lagi, tetapi kali ini dengan pose yang berbeda. Harus ia yang dirangkul Hana. Enak saja.

Bibir tebalnya itu naik ketika menyadari betapa keanak-anakan dirinya saat ini. Masa ia cemburu? Ketampanan Taeyong memang meresahkan, tetapi ia juga tidak kalah tampan. Lagipula, ia lebih tinggi 9 cm dari Taeyong. Hana suka pria tampan yang tinggi.

Fufufufu. Kalah kau, Taeyong.

Ia kembali teringat akan percakapannya dengan Hyora tadi. Ah, ia sudah gila.

"Oke, gini aja. Sia-sia kalau gue ngomong sama lo kayak gini. Mending gue langsung ke Kak Taehyung terus nanyain dia, yegak?"

"Ya iya, tapi kan posisinya sekarang—"

"Udah lewat seminggu, coy. Lo nyuruh gue nunggu berapa lama?"

"Ya terus lo mau ngapain sekarang? Nyusul?"

Hyora mengangguk dengan tegas.

"Hah? Yang bener aja lo."

Hyora memegang tangan Guanlin. "Lin, tatap mata gue."

"Gamau, mata lo jelek."

"Anjing," Hyora melempar tangan Guanlin.

Tiba-tiba, HP Hyora berdering.

"Loh, Bang Canyul nelpon ngapain dah?" ucap Hyora sambil menempelkan HP ke telinganya. "Hellow."

"HYORA! YA AMPUN, RA!" Chanyeol terdengar panik. "SUMPAH, DEMI APAPUN, KALAU ABANG GAK BALIK, SEMUA HARTA ABANG, ABANG KASIH KE ELU YA!"

Ikatan -kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang