121. Tatapan kebencian

1.4K 74 0
                                    

Subaru Pov:



"Apa yang terjadi dengan Yui?? " tanya Reiji.

"Dia terluka, kepalanya berdarah" ucapku.

"Sialan!!! Siapa yang brani melakukan ini??!! " geram Liato.

"Kimoto.. " ucapku singkat.

"Sialan!! Akan kubunuh orang itu! " ucap Laito.

"Laito!! Jangan.. Jika kau lakukan identitas kita akan terbongkar" ucap Ayato.

Tiba-tiba bel masuk berbunyi dan disaat yang bersamaan seorang guru datang keruang medik.

"Hm?? Kalian berenam sedang apa disini? " tanyanya.

"Oh... Mrs... Ada yang sakit disini" ucap Kanato.

"Baiklah... Kalian semua harus kembali kekelas, biarkan lelaki yang berambut putih itu saja yang menemani perempuan itu disini... " ucap guru itu.

"Tapi Mrs... Kami juga—" ucap Ayato.

"Kalian pilih kekelas, atau diberi point buruk? " tanya Mrs

"Ba.. Baiklah Mrs" ucap mereka dan kembali kekelas.

Saat ini hanya tinggal guru itu dan aku.


"Baiklah.. Kau diamlah disini, temanin perempuan ini... Jika dia sudah sadar terserahmu setelahnya,  mau kau masuk kelas atau tetap disini, baiklah... Mrs pamit dulu" ucapnya.

"Baiklah... Trimakasih" ucapku.

Jam pertama sudah berlalu, Yui belum juga sadarkan diri. Aku mulai hawatir dan  ketakutan. Tapi aku tetap berpikir positive jika Yui akan selamat.

Sampai jam istirahat berdering, Yui juga belum sadarkan diri. Sampai mereka berlima menghampiriku.


"Bagaimana keadaan Yui...? " tanya Reiji tergesa-gesa.

"Dia masih tidak sadarkan diri" ucapku.

"Oh tidak... Semoga saja lukanya tidak mengakibatkan hal fatal padanya" ucap Reiji.

"Hm... Lalu??? Bagaimana ini? " tanya Kanato.

"Kita tidak bisa melakukan apa-apa. Kita hanya perlu menunggu saja... " ucap Laito.

Tiba-tiba Kimoto datang keruang medik. Dan langsung berteriak gembira dan kegirangan tanpa alasan.

"Aaahhhh!!!!! Kalian semua ada disini...!!?? " serunya dengan senang.

Otomatis kami menoleh kearahnya, semua tatapan kami mengeluarkan aura yang berbeda. Aura kebencian, rasa ingin membunuh, rasa ingin melukai... semua itu kami keluarkan lewat mata kami.

"Ke.. Kenapa kalian menatapku seperti itu? " tanya Kimoto heran.

"Seharusnya kami yang bertanya padamu. Kenapa kau menatap kami seperti itu...!?" tanya Laito dengan nada amarah.

"Ten.. Tentu saja... Aku menyukai kalian semua!! Dan... Dan apa ini?? Kenapa ada Yui disini!!! " tanyanya.

"Sebaiknya kau pergi saja Kimoto. Atau kami akan menggunakan cara kasar" ucap Ayato

"Ayato... Sopan sedikit, dia perempuan" ucap Reiji menepuk bahu Ayato

"Ha!! Dengarkan saudaramu itu! " seru Kimoto.

"Kimoto, pergilah. Kami ada urusan disini... Lebih baik kau pergi skarang sebelum kami kasar padamu! " ucap Reiji.

"Lha..?? Katamu kita harus sopan pada perempuan" tanya Shu.

"Shuttt!!! Diamlah! " ujarku.



Perempuan Kimoto ini mengganggu saja sejak tadi, kelima saudaraku memberikannya tatapan kebencian yang amat dalam.

Kimoto merasa risih dengan tatapan kami, dan iapun keluar. Baguslah... Akhirnya kami tenang.

"Bagaimana.... Apakah ada tugas dikelas tadi? " tanyaku pada Ayato.

"Tidak ada... Hanya tugas mendengarkan celotehan guru yang tidak penting " ucap Ayato.

"Dan satu lagi... Kita akan pulang lebih awal. Karna hari ini guru ada rapat... Jadi kita pulang pukul 11.00" ucap Shu

"Oh.. Baguslah, aku juga bosan diskolah... Ya.. 3 jam lagi kita akan pulang" ucap Laito melihat harlojinya.




3 jam lagi... Baiklah, aku akan duduk disini menemani Yui...

Jam istirahat serasa sangat cepat, kelima saudaraku membiarkan aku menemani Yui. Jadi mereka pergi kekelas maisng-masing dan mengikuti pelajaran berlangsung.


Bersambung...

Diabolik Lovers 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang