142. Apa yang kau lihat?

1K 58 2
                                    

"Apa benar kalian ini Vampire?? " tanyaku.

Seketika hening kembali menyelimuti kami. Tapi keenam Sakamaki bukannya merasa keberatan, mereka malah tersenyum dan melihat kearahku.

"Hm... *tersenyum* ya kami Vampire... " ucap Reiji tanpa beban.

"Ahhh... Ya kami memang Vampire, tapi kami tidak sembarangan memilih jenis darah yang akan kami minum... " ucap Shu

"Hanya darah yang menarik hasrat kami saja yang akan kami hisap... " ucap Ayato

"Dan darahmu... Adalah darah yang terbaik untuk kami" ucap Subaru.




Aku tertegun dan terdiam...

Tapi aku merasa tidak apa dengan keadaan ini...

"Mh... Argh!!? "

Kepalaku merasa nyeri lagi. Keenam Sakamaki langsung memasang wajah hawatir. Mereka memintaku untuk diam diruang medik.

Keadaan kepalaku yang nyeri skarang ini tidak memungkinkan untukku belajar didalam kelas.

Aku dibawa oleh mereka keruang medik. Dan Reiji menemaniku diruang medik, dan yang lainnya kembali kedalam kelas.



*Diruang medik*


"Astaga Yui.... Kenapa hal ini terjadi padamu?? " ujar Reiji sambil menggenggam tanganku

"Hh..... Rei.... Reiji.... "

Entah kenapa, nyeri dikepalaku menjalar keseluruh tubuhku. Badanku melemas, bibirku tak mampu untuk bicara, mataku sangat berat untuk terbuka.

Kehangatan terasa ditangan kananku. Mataku mulai terbuka dengan perlahan, kupingku mendengar suara Reiji yang sepertinya sedang memohon.

"Re.... Reiji... " desahku dan menoleh kearahnya.

"Hah?? Yui... Syukurlah kau sudah sadar. Bagaimana kepalamu? " tanyanya.

"masih sedikit sakit..., ehm.... Reiji?? Apa kau menangis?? " tanyaku.

Mata Reiji terlihat berkaca-kaca dan dipipinya terdapat setetes air. Yang membuatku berpikir jika ia sedang menangis.

"Ehm.... Ah, tid... Tidak aku tidak menangis... " ucapnya.

"Reiji... "

Aku berusaha untuk menyentuh wajahnya dan membersihkan air matanya. Sesaat perasaan aneh melanda benakku. Rasa cinta yang luar biasa terasa, perasaan cinta yang tak dapat kujelaskan bagaimana...

"Apa yang kau tangisi.... Reiji jangan bilang jika kau menangis karna aku... " ucapku.

"hiks... Ba.. baiklah,aku memang menangis... Aku menangis untukmu... Aku hawatir dengan keadaanmu... Taukah kau? Kami sudah memutuskan kapan kami akan menikahimu... " ucap Reiji.

"Mh... Ma.. Maafkan aku karna sudah—"

"Tidak Yui, penyebab kau mengalami amnesia adalah kami.... Kami tidak menjagamu.. " ucap Reiji menunduk dan meletakan keningnya ditanganku yang ia genggam

"Egh.... Reiji... Jangan menunduk, lihat aku... Lihat mataku, baiklah.. Skarang aku tanya padamu... Apa yang kau lihat dimataku?? " tanyaku dengan tersenyum.

"Ap... Apa?? " tanyanya.



Bersambung...

Diabolik Lovers 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang