Diabolik Lovers 2

145. Terbangun

"Ibu..... Maru minta gendong... " ujar anak lelaki ini.

"Yui... Ini anakmu dan anakku. Namanya Maru Sakamaki.... Bukankah dia lucu?? " tanya Shu

"Hm.. Ya kau benar, tapi aku sedang menggendong Reika saat ini... Aku tidak bisa menggendong Maru" ujarku.

Whuuussshhh....

Serasa angin kencamg menghempaskan tubuhku. Perasaan aneh kembali lagi. Aku mengucek mataku dan saat aku membuka mataku.

Keenam Sakamaki dan anak-anak yang lain, menghilang entah kemana. Skarang aku sedang berdiri disebuah ruangan hampa berwarna putih.

Aku melihat sekelilimg, tapi tidak ada apapun disana.

Aku mulai memanggil mereka...

"Hah??? Ay... Ayato?!! Subaru?!! Reiji?!! Laito?!! Shu?!! Kanato?!! " seruku.

Tidak terdengar jawaban apapun...

"hah?? Dimana mereka... Maru!!! Reika!!! Sayang... Dimana kalian!!!!? " seruku.

Tetap saja tidak terdengar jawaban apapun...

Hanya hempasan angin dan ruang hampa putih....

*
*
*
*

"Yui... Yui... Yui!!! Bangunlah... "

"HAAHH!!!! HAH.... HAH.... hah... Hah... Subaru??? Di.. Dimana mereka??? Dimana mereka semua?? " tanyaku.

"Hah??? Subaru??? Yui... Kau mungkin hanya bermimpi.... " ujar Kak Avian.

Mungkinkah.... Aku hanya bermimpi??

Tapi mimpi tadi sangat kerasa nyata...

"Kau daritadi menyebut keenam Sakamaki. Dan juga.... Siapa itu Maru dan Reika?? " tanya Kak Avian.

"Mh... Bu.. Bukan siapa-siapa... " ujarku.

"Ayolah... Ceritakan saja... Siapa tau, itu ingatanmu yang baru saja lewat kan?? " ujarnya.

"Ba.. Baiklah"

Aku menceritakan semuanya, dari aku berdiri dilorong hingga bertemu Subaru, Reiji dan bertemu dengan kedua anakku....

Aku masih belum bisa percaya...

Tidak mungkin ini ingatanku yang sudah lewat...

Jika iya, aku pasti sudah memiliki keturunan skarang dan sudah pasti umurku puluhan tahun....

Tapi jika ini adalah ingatanku yang sudah lewat, itu artinya aku mengalami reingkarnasi...

Atau mimpi tadi itu adalah masa depanku bersama keenam suamiku nanti???

Kak Avian mendengarkan ceritaku dengan baik ia tidak tertawa.

"Owh.. Tenanglah, itu cuma mimpi.... Ayo kita turun. Kau baru bangun dan kau bangun larut skali... Lihatlah jam brapa skarang" ujarnya.

Aku terkejut saat menoleh kearah jam dindingku. Ternyata aku terbangun pukul 18.11. Astaga... Aku tidur terlalu lama....

Bersambung...