Author povBel istirahat sudah berbunyi dari Lima menit yang lalu. Kini, Leika, Alvea, Keana, Sheren, dan Keisha sedang ngumpul eskul masing-masing. Keana ngumpul eskul musik dan silat, Alvea ngumpul eskul musik, sedangkan ketiga temannya ngumpul eskul basket.
Sama dengan Gelano, Keano, Alvaro, Marthin, Dylan dan Alex. 'Teman' kelima gadis itu, atau bisa di bilang gebetan masing-masing. Kok lebih? Iya, ada yang segitiga. Alvaro sedang ngumpyl eskul futsal, Keano ngumpul eskul silat, Gelano ngumpul eskul basket dan musik, sisanya ngumpul eskul basket.
Keana sedang berjalan menuju ruang musik, ia baru saja selesai mengumpul di lapangan bersama Keano, karena mereka satu eskul yaitu silat. Di tengah perjalanan, Keana bertemu dengan Keano yang sedang bernyanyi.
Mending cakep tuh suara. Ya lumayan sih.
"Nyanyi apa ngeden?" gadis itu meledek Keano.
"Ngeden, tante. Mau liat?" Balas Keano dengan senyum terbentuk di wajahnya. Keana memutar bola mata malas dan meninggalkan Kenao. Keano melihat keana berjalan menjauh darinya, ia tertawa kecil lalu berlari menyusul Keano.
Tiba-tiba saja Keano sudah berada di sampingnya, Keano merangkul Keana. Pemuda itu terkekeh kecil.
"Di ruang musik masih sepi loh,"
Keana memutar bola matanya malas. "Mulai deh. Ck, minggir," gadis itu menyingkirkan tangan Keano sedikit kasar.
Cengiran khas keano membentuk di wajahnya, "Gak mau ke kantin dulu gitu? Hehe kemana-mana nih pikirannya!"
"Bikin emosi," Keana menginjak kaki Keano dengan keras hingga Keano meringis. Keana segera pergi menuju ruang musik dan meninggalkan Keano yang tertawa cukup keras sambil nahan sakit.
Keana sengaja mempercepat langkah.
"Keana!"
Keana berhenti dan menoleh ke sumber suara. Seseorang yang memanggil keana berlari ke arahnya. Menekuk lutut sebentar setelah sampai berdiri di depan Keana. "Liat Leika?" Tanya orang itu.
"Ape? Leika? Nih di sini," Keana sengaja meledek dengan menunjuk lubang hidungnya.
"Kenapa kangen lo?" ledek Keana lagi. Gadis itu tertawa puas sedangkan orang yang ternyata Gelano itu menatapnya dengan tatapan datar namun sinis.
"Baru kemaren lo bilang gue kangen mimi peri terus sekarang Leika?" tambah ngeledek, Keana nyengir.
Gelano mencibir malas.
"Perang nih?"
"Gua ultraman, Gak setara sama goku," jawab gelano santai.
"Halah Ultraman berantem cuma lima menit terus cenut-cenut batre habis!" gadis itu tertawa.
Gelano mengumpat kasar.
"Cenut-cenut lampu tenonet!"
"Lo terbuat dari apaan sih Na?!" Gelano rupanya sudah kesal.
"Dari—"
"Keana! Anjir lo gak bayar uang kas! Mana nyebarin link yang iya-iya lagi!" Arul entah dari mana tiba-tiba muncul dan berbicara asal.
Keana menatap sebal. "Fitnah heh!" sentak Keana. Gadis itu melihat keano berjalan ke arahnya, ia menunjuk Keano dengan senyuman manis. "Minta bayarin Keano aja, dah!" lihat betapa kurang ngajarnya gadis itu. Arul melongo, menggeleng kecil.
Tentunya Arul iseng bilang apa yang Keana bilang, surprisingly Keano bayar. Arul makin melongo.
~•~
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
Teen Fiction[Completed] People will go, but feelings, they stay. Awalnya ini hanyalah rasa yang sederhana sampai takdir mulai membuat permainan hati. Aku tak pernah bisa memilih ingin menyukai siapa, aku tak pernah bisa menolak takdir meski aku ingin sekali m...