"GELANO KEMBALIIN PULPEN JAGUNG GUE!"
"ALAH BANGSAT, MINGGIR!"
Gak paham lagi, Gelano sama Alvaro ribut masalah pulpen jagung. Katanya lucu gitu buat couple sama Alvea eh satunya malah diambil sama Gelano. Gelano juga udah marah-marah aja, kayaknya sih pms.
Habis gimana gan, tau kan yang di mention Dylan? Sebelum dia sempet hapus, Carly udah baca. Siapa yang gak marah kalau pacarnya begitu? Heloww, rada nyesek juga Carly. Dia gak marah yang dikeluarin, cuma diem terus ngehindar.
"Lan, gak usah ember bisa? Gue ribut sama cewek gue, lo—ck, anjing,"
Gelano melempar pulpen jagung Alvaro ke lantai. Mereka lagi di koridor nunggu yang lain dateng. Mau kumpul-kumpul, dikit lagi ujian dan ini bakal jadi kumpul bareng terakhir. Lagian, Dylan mau ke Australia. Ikut Uminya dan duhhh, rahasia besar negara pokoknya.
Alvaro melotot, kesal bukan main sama Gelano. Dipendem aja, Alvaro males ribut. Jadi dia pungut pulpennya, terus nargetin bakal nyelengkat Gelano sampai jatoh. Fix.
"Sori, gue greget sumpah, lo bego,"
"Nilai matematika gue jauh diatas lo, gue sembilan empat, lo empat sembilan. Paham?"
Dylan mencibir. "Percuma, kebanyakan teori praktek lo nol! Telor busuk!"
"Ap—"
Enggak, Gelano gak boleh nabok Dylan. Carly lewat, tanpa nyapa salah satu dari mereka bertiga. Termasuk Alex yang lagi anteng main ask.fm dadah juga tapi di kacangin.
"Carly, biar gue jelasin," Gelano nahan lengan Carly, jadi lebih ke depannya buat ngalangin Carly.
Carly berdecak sebal. "Apa sih? Gue mau pulang, minggir,"
Oke, Dylan dapat tatapan seram dari Gelano dan itu bukan pertanda baik. Dylan merapat pada Alvaro yang lagi ngitungin pulpen couple nya.
"Gue anter, ya?"
"Gelano—"
"Apa? Lo lebih percaya mention sampah dari Dylan? Kita berapa tahun kenal, Car? Nyokap bokap juga udah percaya sama gue buat—"
"Stop. Jangan diterusin."
Gelano menghela nafas. "Jadi?"
"Oke, lo jelasin semuanya, jujur sama gue juga,"
"Lo mau tau apa?"
"Ya soal—"
"Kalau pun gue suka sama dia, gue pasti bakal ngejar dia. Tapi gue disini, Car, bukan disana sama dia berduaan ngadem di perpus. Gue disini, gue—argh, paham gak sih? Apa lagi yang perlu gue jelasin?"
Carly terdiam Enggan menjawab, memilih menarik Gelano pergi. "Ayo pulang,"
"Hah? Eh, Car—"
"Berisik."
Gelano dibawa pergi sama Carly. Pamit teriak dia kesananya nyusul gak barengan. Dylan selamat kali ini. Mata langsung terfokus pada Keisha yang baru saja datang bersama dengan yang lain. Ah tapi ada yang kurang, Keana dan Sheren belum datang.
Ia hanya diam. Pasalnya setelah gadis itu tidak lagi bersama Yosha banyak rumor melenceng yang mengatakan kalau ia dengan Keisha balikan. Ngaco, ngomong masih gamon aja gak berani.
"Ayo, keburu sore, mendung juga,"
"Sheren mana?" Alex bertanya pada Leika yang sibuk milih pulpen couple Alvaro. Ngomong-ngomong, Alvaro jualan pulpen. Lagi musim pencurian pulpen, jadi Alvaro jualan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
Teen Fiction[Completed] People will go, but feelings, they stay. Awalnya ini hanyalah rasa yang sederhana sampai takdir mulai membuat permainan hati. Aku tak pernah bisa memilih ingin menyukai siapa, aku tak pernah bisa menolak takdir meski aku ingin sekali m...