Epilogue

957 35 12
                                    

sebelumnya, aku tau ini sampis bgt tapi tau ga aku abis nonton conan tapi lupa movie yg mana huhuhu makin cinta sama Shinichi :(( dan ini terinspirasi dari sana huhuhuhuhu.

ayo jadi seperti Ran dan Shinichi, atau Habibie Ainun atau Romeo Juliet atau Rose and Jack huhu :(

mav ya harus nunggu lama w kehilangan ide karena cerita eglantine :( baca juga dongski huhu.

makasih ya dah mau nunggu, aku sayang kamu huhu.

HAPPY READING! AISHITERU!

°°°

Leika pikir, tanggal tiga Mei dan warna merah akan menjadi keberuntungannya juga. Ia berandai-andai akan beruntung seperti Ran yang selamat dari ledakan bom setelah ia menjinakannya dengan Shinichi a.k.a Conan yang memandunya. Ia tak jadi memotong Kabel berwarna merah karena seperti di film yang akan ia tonton rencananya bersama Shinichi, itu adalah benang merah. Tahu 'kan apa legenda benang merah? Begitulah.

Tapi, sepertinya keberuntungan yang diandai-andaikannya tidak berpihak. Justru Leika merasa sial. Dengan gaun merah yang sudah ia beli dari seminggu yang lalu di butik Keana, membuatnya tampak lebih anggun dari biasanya. Leika sengaja berpisah dengan teman-temannya, ia ingin menikmati waktu sendiri sesaat.

Dipernikahan ini, pernikahan Gelano.

Bagaimana hatinya bisa baik-baik saja? Meski dirinya sendiri tidak tahu apakah masih menyimpan rasa pada Gelano atau tidak. Karena senyatanya, Daffian sudah mengambil alih semua.

Begitu, katanya.

Sheren bersama Dio sedang asik duduk sembari mengobrol bersama Arul dan juga Alex. Keana dengan Keano sedang makan begitu juga dengan Farrel. Keisha bersama Yosha, lagi mengobrol kecil bersama Dylan yang baru saja datang bersama tunangannya.

Jika teman-temannya tidak merasa kesepian, mengapa dirinya iya?

Leika sendiri belum menemui Gelano, masih menguatkan diri. Padahal tidak tahu persis apa yang ia rasakan sekarang. Sedihkah, kecewakah, senangkah, Leika tidak bisa menafsir itu.

Terlalu mati rasa, pikirnya.

Ketika satu tepukan mendarat mulus di punggung kirinya, gadis itu tersentak kecil dan menolehkan badan ke belakang. Senyuman tengil khas Marthin pun menyambut penglihatannya.

"Oit, udah di ongkosin spesial buat dateng ke nikahannya di Jepang, harusnya Lo seneng lah. Itung-itung ngirit uang," katanya lalu duduk di samping Leika. Tangannya menyodorkan segelas soju pada Leika.

"Say it again, I Dare you," tantangnya membuat Marthin tertawa keras.

Memang, datang ke Jepang adalah Salah satu impian Leika. Apa lagi berlibur bareng seperti ini dengan teman-temannya. Tapi, datang ke Jepang untuk menghadiri pernikahan Gelano itu bukan termasuk impian Leika.

Kalau pernikahannya dengan Gelano di Jepang itu baru termasuk... yah begitu lah. Tidak usah berandai terlalu jauh.

Leika tak menerima segelas soju itu, justru hanya meletakan di sisi kirinya. "Gue jadi pengen kayak Keana, maksudnya pengen nyari Shinichi," mulai ngawur, Marthin hanya mengangguk saja.

"Shinichi, Shinichi, dia aja sama Ran Lama gak ketemu, mau Lo?"

"Gak begitu maksud gue! Tahu ah! Lo merusak aja! Minggir!" Gas Leika penuh penekanan. Gadis itu bangkit dengan kasar, masuk lagi ke dalam. Daripada meladenin Marthin, lebih baik dia masuk ke dalam saja.

Complicated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang