42

1K 52 9
                                    


Maaf banget sempet unpublish ini karena emang sebenernya gada niatan mau ngelanjutin sih hehe. Tapi biasa labil lah, dan rencananya mau ngerombak sedikit ceritanya, so ya.

Happy reading

°°°

Sebenernya aku gak mau ngelepas kamu, aku mau terus perjuangin kamu. Tapi kalau aku bertahan, kamunya ngelunjak malah bersikap seenaknya. Dasar tudung nasi, maunya apa coba?

~•~

23.07 p.m

"Mau lo apa?" Tanpa basa-basi lagi, keano langsung bertanya pada Yuan. Tidak, Yuan sama sekali tidak melukai Leika, gelano, dan juga Alvaro. Mereka hanya ditahan, karna yuan tau rencana mereka. Kini, Leika berada dipelukan gelano karena jujur, gadis itu takut hingg gemetar hebat. Alvaro berada di samping gelano, kedua tangannya terlipat didada.

Yuan mengela napas kasar, "gue nyesel, gila bukan?"

Keano diam, lidahnya kelu. "Rincinya?" Gelano angkat bicara. Pemuda itu masih mengelus puncak kepala Leika.

Saat perjalan tadi, mereka hampir celaka karena mobil yang gelano kendarai tergelincir akibat anak buah yuan menaburkan paku ke jalanan yang gelano lewati. Lalu, karena gelano mengendarai dengan kecepatan diatas rata-rata, maka saat melindas paku itu bannya seketika kempes dan gelano juga hampir menabrak motor yang berlawanan arah dengannya. Untung saja gelano membanding stir ke kiri dan hampir menghantam lampu jalan.

Setelahnya, gelano berhenti sesaat dan menanyai Leika dan juga Alvaro apakah mereka baik baik saja. Sesudahnya, gelano melanjutkan jalan namun terhambat karna bannya kempes. Singkatnya, anak buah yuan membantu mereka pergi ke bengkel, namun mereka malah dibawa ke gudang belakang dan ditahan. Bagaimana bisa, mereka harusnya sudah apal jalan menuju sekolah bukan? Itulah yuan, ia mempersiapkan semuanya dengan matang.

Alvaro diam, ia masih memikirkan apa yang akan lakukan selanjutnya. "Jujur gue nyesel, gue seperti cowok pengecut yang mengandalkan kekurangan gue untuk mendapatkan apa yang gue mau." Ucap yuan menjelaskan, tidak ada yang membuka suara, maka yuan melanjutkannya lagi. "Gue punya mental illness, lebih tepatnya bipolar disorder. Oke itu gak penting buat lo semua, tapi itu yang... Secara tidak langsung buat gue seperti ini. Bukan seperti monster, dugaan lo semua salah," yuan terkekeh.

"Gimana maksud lo?" Kini giliran alvaro yang bertanya.

"Saat gua berada dalam suasana hati yang cenderung murung atau sedih, gue bakal lebih mudah depresi dan melakukan hal yang gak seharusnya. Contohnya, buat lo seperti sekarang," yuan menarik napas pelan. "Lo inget bokap lo, kan, no? Gue pengen bales dendam, gue pengen buat lo hancur seperti gue sekarang. Tapi, gue rasa itu adalah cara pengecut, maka dari itu gue, gue nyesel dan ingin meminta maaf,"

Hening.

Yuan melanjutkan penjelasannya, "maaf? Gak memperbaiki semuanya, iya gue tau. Tapi, apa salahnya gue meminta maaf dan mengakui kesalahankan. Gue bakal jelasin ke yana, semuanya. Tapi untuk keana, gue butuh waktu,"

"Yang lo maksud membunuh?" Tanya keano.

"Ah ya, itu hanya jebakan agar lo masuk kedalam permainan gue."

Complicated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang