49

504 35 3
                                    


Terkadang

Luka itu sendiri yang membunuhmu

Maka

Cara untuk menyembuhkannya

Adalah memaafkan.

°°°

Dua bulan yang lalu.

"Brengsek!"

Bug!

"Tolol!"

Bug!

"Keano! Stop! Gila lo ya?! KEANO STOP IT! DON'T DARE TO FUCKING MOVE!"

Keano membeku, mencengkram kerah seragam Marthin. Memandangnya dengan tatapan bengis penuh kebencian. Dengan luka di dahi yang darahnya mengering, juga memar di dekat mata membuat Marthin sulit berkutik. Keano kesetanan. Perutnya terasa mual dan punggungnya bagaikan dihantam ratusan besi. Perih dan menyakitkan. Sedangkan Keano yang sudah di teriaki Keana untuk berhenti, menghempas tumbuh Marthin begitu saja ke tanah.

"Apa-apaan sih lo berdua?! Walaupun ini bukan di sekolah, tapi tetep dong gak usah ribut kayak gini!"

"Lo gak tah apa-apa, mending diam." Keano menatap dingin, rahangnya mengeras.

"Gak usah sok jagoan. Kenapa? Lo gak suka Kak Marthin sama Yana? Salah lo kenapa lo putusin dia," Gadis itu berlutut, membantu Marthin untuk berdiri namun pemuda itu menolaknya berbarengan dengan datangnya GelanoCS.

Alvaro berdecak kesal, menyingkirkan Keana dan menariknya ke belakang tubuh. "Apaan sih?!"

"Lo belain dia? Kayaknya dimata lo Keano selalu salah apa gimana sih, Na?!"

"Apa?!"

"Salah gue," pada akhirnya Marthin angkat bicara. Tidak tega dengan Keana yang terus dibentak. "Salah gue, gue jadian sama Yana sebelum Keano putus. Lo paham?"

Semuanya bungkam. Termasuk Keana yang pada nyatanya malu. Ah anak itu, sepertinya masih menaruh dendam pada Keano.

"Gue pikir, Keano sama Yana juga cuma pura-pura. Gue udah lama naksir Yana, tapi dia malah suka sama temen gue sendiri. Gue juga salah, ngelampiasin itu ke Alvea,"

"Lo—"

Alvaro menahan Keana, tau kalau gadis itu terpancing emosi. Gelano ikut menahan Keana karena entah kenapa tenaga gadis itu bertambah berkali-kali lipat.

"TOLOL! BISA GAK SIH LO SEMUA GAK USAH CARI MALAS?! GUE CAPEK TAU GAK SELALU TERLIBAT?! SIAPA YANG MANGGIL GUE KESINI CUMA BUAT MASUK KE LUBANG MASALAH?!"

Oknumnya ya Dylan. Gak bermaksud sebenarnya, cuma yang bisa jinakin Keano lagi kesetanan cuma Keana. Eh tapi malahan zonk. Sebelum dijelasin Keana mihak Marthin.

"So-sori, Na,"

"Ck. Dahlah gue capek, bisa gak lo tuh tau diri dikit?" Keana melirik Marthin dengan sinis. Tangan mengepal ingin sekali memberi tinjuan. "Sini!" Keana menarik Keano segera menjauh dari sana.

Complicated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang