Sheren sedang mendengarkan pengarahan yang dikatakan oleh pembina basket. Sheren menunduk, memaikan batu-batu kecil yang ada di lapangan dan menghela nafas bosan. Sheren kembali menegakkan kepalanya dan pandanganya tidak sengaja bertemu dengan Alex. Kakak kelas yang cukup keren, dan moody itu.Sheren memalingkan pandangannya dan kembali menunduk. "Baiklah, itu saja yang perlu saya sampaikan, bila ada kekurangan mohon maaf, sekarang boleh bubar." ucap pembina basketnya. Sheren beranjak berdiri, dia membersihkan roknya dengan menepuk-nepuk pelan bagian belakang roknya.
Alex berlari ke arah Sheren.
"Sher!"
Sheren menoleh. "Hn?"
"Ke kantin bareng?"
"Hm," Sheren mengangguk kecil. Berjalan lebih dulu. Alex berlari kecil mengejar Sheren dan mensejajarkan posisi mereka. Pemuda itu memasukan satu tangannya ke dalam saku celana.
"Et, kayaknya kemaren lo gak secuek ini," Alex menatap Sheren.
Gadis itu mengedikkan bahu. "Lagi gak mood Kak," jawab Sheren pelan.
Alex membulatkan mulutnya, mengangguk kecil. Perjalanan terasa sedikit canggung, Sheren yang diam saja membuat Alex sedikit merasa aneh.
"YUHUUUUWWW," biang rusuh datang.
Wujud menyebalkan Dylan terlihat disana, Sheren memutar bola mata malas berjalan lebih dulu meninggalkan Alex yang di tahan oleh Dylan.
"Sheren lo gebet ya? Kalem tuh, gak kayak empat temennya yang lain," Dylan nyengir.
"Pengen tau aja lo,"
"Hahay asik," Dylan noel-noel lengan Alex.
Alex pengen jitak Dylan tapi ia mengurungkan niatnya. Jadilah Alex yang berjalan tidak memperdulikan Dylan.
"Sher!" pemuda itu mensejajarkan posisi mereka kembali. Gadis itu menoleh cepat sebelum menatap lurus ke depan. "Apa?" di jawab.
Alex malah tertawa. "Lo diem gini kok bisa sih,"
"Bisa apa?"
"Bisa selucu itu?"
Sheren membulatkan mata sempurna, mendengar itu sedikit kaget. Alex tertawa setelah itu.
"Apaan sih..." bukan gimana ya mengingat kejadian telat itu Sheren merasakan hangat di pipi.
"Lo diem aja gak apa-apa," perasaan Alex yang dingin deh sewaktu telat kenapa gantian sekarang jadi Sheren?
Sheren berdeham. "Maksud lo kalo gue gak diem gak lucu?"
Alex tertawa lagi. "Kalo bawel tambah lucu lah, coba bawel ke gue,"
Sheren mencibir. "Dasar lelaki kampret,"
~•~
"Kak keano!" Leika memanggil Keano. Gadis itu berlari dan berdiri tepat di depan Keano.
"Ape?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
Teen Fiction[Completed] People will go, but feelings, they stay. Awalnya ini hanyalah rasa yang sederhana sampai takdir mulai membuat permainan hati. Aku tak pernah bisa memilih ingin menyukai siapa, aku tak pernah bisa menolak takdir meski aku ingin sekali m...