53

495 31 0
                                    




Truth is like a surgery.

It hurts but cures.

Lie is like a painkiller.

It gives instant relief

but has side effects forever.



°°°

Malam ini, langit tidak tampak mengecewakan. Bulan ada disana, sinarnya terang dan Keana bisa melihat beberapa bintang melengkapi. Konon katanya, matahari lebih memilih meredup untuk membiarkan bulan tetap bercahaya di malam hari.

He died every night to let her breathe.

Kisah yang sering Keana dengar, bahkan ia menyukai kutipan itu. Banyak kisah cinta fenomenal seperti Romeo dan Juliet, Jack dan Rose, atau bahkan kisah B.J Habibie dan Ainun. Keana suka semuanya. Pernah sesekali bermimpi, apakah ia bisa menjadi seperti mereka? Ah entahlah, itu terdengar romantis. Siapa Yang tidak mau? Hanya saja, setelah melihat bulan malam ini Keana teringat akan sesuatu.

"Kalau pengen kayak mereka, kita bisa jadi bulan dan matahari. Walaupun bertentangan, tapi mereka saling melengkapi. Tapi, yang boleh jadi mataharinya cuma gue. Nanti pas ditanya, siapa yang jadi matahari yang rela mati setiap malam cuma buat lo hidup, jawabannya pasti, Keano Vernando."

Keana mengerjapkan mata beberapa kali, mendengus pelan seraya menunggu Yuan balik dari toilet. Bukan hanya malam ini, malam kemarinnya benak Keana selalu terlintasi oleh Keano, entah apa maksudnya atau ada apakah gerangan, Keana tidak tau. Tapi yang jelas sukses membuat dirinya kacau.

Atau bahkan kapal oleng alias bingung sama perasaannya. Hari gini masih mikirin begituan, di ketawain sama abang-abang risoles.

Setelah pamit pulang deluan dari rumah Alex, Yuan mengajak Keana untuk makan malam ala-ala dinner di pinggir pantai. Restoran yang katanya cocok buat orang pacaran. Tempatnya romantis, dan lagi mendukung banget karena bulan memantulkan sinarnya ke air laut. Ada lampu-lampu lucu mirip tumblr light versi lebih besarnya. Oh bahkan dibiasi air mancur angsa dari kaca—yang sekilas seperti terbuat dari es—berbentuk love.

Kece parah.

Kalau di film-film Yang suka Keana tonton, alamat mau dilamar sih kalau diajak ketempat kayak gini. Karena helow Yuan tuh jarang banget ngajak ke tempat kayak gini. Yang lebih mendukung buat Keana mengkhayal kayak gitu, itu karena Yuan bilang ke Keana pakai baju yang rapih tapi no casual. Yuan aja pakai jas.

Kan oleng kapal.

Tapi maaf ya Keana, Yuan sebenarnya mau menjelaskan semua permainannya. Yah disamping itu, Yuan juga mau nyenengin Keana. Karena ibarat sinetron, hidup Yuan sudah gak lama lagi. Mungkin memang terkesan dramatis dan unbelievable, tapi memang begitu adanya.

His liver are broke. And maybe he has cancer.

Yuan sebenarnya gak mau tau dia sakit apa. Yang Yuan tau, dia sering mengkonsumsi alkohol secara berlebihan dan melebihkan jumlah obat penenang yang sering ia minum. Kenapa? Cukup konyol memang. Yuan lelah, sangat lelah dengan kerasnya aspal yang menuntun kehidupannya. Dari dulu, Yuan gak pernah yang namanya menyerah, tapi untuk sekarang, Yuan merasa gagal. Gagal memperbaiki apa yang sudah dia mulai. Atau gagal membuktikan pada dunia, bahwa dia layak. Yang pemuda itu inginkan sekarang adalah berhenti bangun dari tidurnya. Otomatis mimpi buruknya selama ini telah berakhir. Iya, Yuan pengen mati.

Complicated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang