Untukmu
Terimakasih telah hadir dalam hidupku dan menjadikanmu kebiasaanku walau pada akhirnya kau pergi, hilang begitu saja tanpa kata, tanpa jejak, dan tanpa senyum hangat yang biasa kau berikan padaku.
°°°
Dylan Matthew : hey girl, would you be my date tonight?
"Ini Dylan?" Tanya Keisha pada dirinya sendiri. Gadis itu terkejut, tak biasanya Dylan seperti itu. Jiwa kesongongannya sudah berkurang sepertinya.
Tak lama, Keisha membalas pesan tersebut.
Keisha Anindya : males
Bohong. Keisha sebenarnya mau, tetapi dia tidak ingin terlalu larut dengan dylan. Tau kan jika status hanya mantan.
Dylan Matthew : jam 7 gue jemput
Dylan Matthew : see ya, dandan yg cantik
Keisha anindya : dih dih?
Dylan tidak membalas pesan itu lagi, pemuda itu hanya membaca pesan dari Keisha. Keisha mendengus kesal, "kenapa mantan suka gitu sih?! Gak tau apa ya kalo gue lagi berusaha buat move on? Kalo gue jahat udah gue bunuh kali lo, dasar mantan!" Keisha melempar ponselnya ke kasur lalu melirik jam. "Anjir demi apa ini udah jam enam lewat?" Keisha bangkit dari kasur dan menghampiri lemari pakaiannya.
"Eh tunggu, gue kan gak mau ya, yaudah deh," Keisha menutup lemarinya lalu duduk ditepi kasur. "Gue chat Dylan lagi Kali ya?" Keisha mengambil ponselnya lalu mengirim pesan untuk Dylan.
Keisha Anindya : lan
Dylan Matthew : jam 7 ya cantik, gue kesana sekarang aja
Dylan Matthew : tunggu ya
"Lah asu,"
Keisha segera mengganti bajunya. Tidak lama Dylan datang, menunggu dibawah sembari memainkan ponselnya. Keisha turun, menenteng sneakers miliknya. "Ngapain sih lo, tumben banget bocah," Keisha membuka percakapan. Gadis itu duduk, memakai sepatunya.
"Bocah, bocah, elu yang bocah. Bocah edan,"
"Hih surs,"
"Surs apaan?"
Keisha selesai memakai sepatunya, ia melirik Dylan lalu tertawa. "Au Keana, tuh kata-kata dari dia,"
"Kepo anjir, bentar gue telpon si makhluk astral." Dylan langsung mencari nomor Keana dan segera menelfon gadis itu.
"Dih niat banget anjis,"
"Ssstt,"
Selang beberapa detik, keana mengangkatnya, "ape?! Gue lagi sibuk nih, Keisha ada di rumahnya, dah ya b—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
Teen Fiction[Completed] People will go, but feelings, they stay. Awalnya ini hanyalah rasa yang sederhana sampai takdir mulai membuat permainan hati. Aku tak pernah bisa memilih ingin menyukai siapa, aku tak pernah bisa menolak takdir meski aku ingin sekali m...
