Untukmu, aku hanya ingin bilang bahwa aku masih mencintaimu, sampai sekarang. Berhenti membuatku jatuh terlalu dalam padamu hingga aku kehilangan kendali dan bergantung padamu.
°°°
Keana masih berada disekolah karena Dylan membujuknya untuk mendengar penjelasan dari Keano. Kini ketiganya berada di lapangan belakang sekolah. Posisinya Dylan berada di pinggir lapangan, sedangkan Keana dan Keano berada di tengah lapangan.
"Na..."
"Pergi!"
"Keana, please, dengerin gue dulu..."
"Iya gue tau, lo emosi kan? Iya kan? Sama! Udah sana pergi!"
"Maafin gue, Na,"
"Gak tau!"
"Gak tau?"
"Iya, gue gak tau bisa maafin lo atau engga. Gue gak muna ya. Abis dikecewain gitu, terus orang yang ngecewain kita minta maaf dan kita bakal jawab 'iya gue maafin, gue tau lo khilaf.' Engga, Ken,"
"Muna? Apanya?"
"Munafik kalo gue bohongin diri gue sendiri. Jangan paksa gue buat maafin lo sekarang, gue butuh waktu,"
"Sekecewa apapun lo, lo harus bisa belajar memaafkan orang, Na,"
Keana terkekeh meremehkan omongan Keano, "ya sekarang kembali ke lo lagi, lo maafin diri lo sendiri gak setelah berbuat kayak gini?" Tanya Keana. Keano tidak menjawab, ia hanya diam. "Engga kan? Gue tau ken lo orangnya seperti apa." Ucap Keana.
"Iya, Na, lo tau gue kaya gimana. Gue benci diri gue sendiri, gue susah maafin diri gue sendiri,"
"Alasannya? Karna lo yang udah nyakitin orang lo sayang?"
"Menampar lo kayak tadi, itu jadi kesalahan terbesar gue yang bakalan sulit buat gue maafin diri gue sendiri," Keano menghela nafasnya "iya,"
"Lo sayang gue?" Tanya Keana dengan nada meremehkan. Keana melipat kedua tangannya di dada, menatap Keano.
"Iya."
"Memang, kadang orang yang saling mencintai belum tentu bisa saling memiliki," Keana tersenyum pahir. "Ya, tidak memiliki tapi takut kehilangan,"
"Na," Keano kembali menatap Keana, ia mencoba untuk meraih tangan gadis di depannya ini namun keana menghempasnya dan memundurkan badannya.
"Lo berjuang buat dapetin gue, buat dapetin hati gue. Yap, lo berhasil ngambil hati gue, tapi sekarang apa? Lo malah tarik ulur perasaan gue, lo mainin hati gue, seolah itu adalah mainan. Hah, lucu lo. Emang ya, cowok itu berjuang diawal doang,"
"Et... Bentar! Pembelaan ini pembelaan!" Dylan bangun lalu menghampiri Keana dan Keano. Ia sedikit tidak terima dengan ucapan keana barusan. "Maksud lo apa nih, sob?"
"Meluruskan, gak semua cowok begitu."
"Heleh." Dylan memutar bola matanya. "Gak terima nih gue, gini, Na, gini. Capek juga, Na, berjuang tapi gak dihargain, disia-siain, diperlakukan seenaknya. Yang diperjuangin juga gak tau diri, lo pikir cuma cewek yang punya perasaan? Cowok juga," Ucap dylan yang berhasil membuat keana bungkam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
Teen Fiction[Completed] People will go, but feelings, they stay. Awalnya ini hanyalah rasa yang sederhana sampai takdir mulai membuat permainan hati. Aku tak pernah bisa memilih ingin menyukai siapa, aku tak pernah bisa menolak takdir meski aku ingin sekali m...