why hurt someone whose intentions was only to love you?~•~
Setelah kemarin keisha pergi berdua dengan yosha, nanti sore giliran sheren dan Alex. Sementara itu alvea tengah memberi makan burung pipit bersama alvaro di taman belakang sekolah. Pak apoy sang penjaga sekolah baru membeli burung baru. Alvea berpikir-pikir sejenak mengapa alfi dengan tiba-tiba menjauhinya. Alvea jadi bingung sendiri. Selain itu, cuaca pagi menuju siang ini sangat cerah, hari ini angin bertiup lebih kencang menerpa rambut hitam milik alvea. Alvaro melirik alvea, baginya alvea seperti putri jika seperti ini. Bak di negri dongeng, banyak dedaunan yang berterbangan diterpa angin juga rambut alvea yang terkena angin.
Alvaro tidak sengaja menjatuhkan makanan burungnya mengenai separu alvea, "kak!" Alvea spontan kaget karena plastik makanan burungnya jatuh mengenai kakinya. "Hehe sorry sengaja," kata alvaro.
Alvea melotot lalu menaburkan makanan burung di tanah. "Ro, gue mau minta solusi," ucap alvea pada alvaro.
"Ape?"
"Songong amat nada bicaranya, apa lagi komuk lo."
"Udah buru kenapa?"
"Gue ngerasa gak beres sama keano, lo tau kenapa? Gue juga ngerasa sheren sama keana-juga kak dio itu bakalan jadi pecah. Maksud gue, mungkin aja sheren sama keana bakal berantem gara-gara kak dio. Secara lo tau kak dio suka sama keana sedangkan yang suka sama kak dio itu sheren," alvea meletakkan plastik makanan burung, lalu duduk di bangku berwarna coklat. "Gimana cara alus buat bilangin ke sheren, juga ya ke kak dio buat lebih ngehargain sheren, seenggaknya ya ngerti keadaan jangan mentang-mentang sheren gak ada hak terus dia bisa deketin keana." Lanjut alvea.
Alvaro terdiam sejenak, ikut duduk bersama alvea. "Masalah dio biar gue sama gelano yang bilangin. Dio pernah bilang, dia semaksimal mungkin menghargai sheren. Lo tau, dio juga menghargai Alex yang suka sama sheren." Jawab alvaro. Setelah itu, keduanya saling diam hingga alvaro memecahkan keheningan. "Soal keano, gue gak bisa kasih tau. Biar lo tau sendiri pada saat permainannya selesai." Kata alvaro.
Raut wajah alvea berubah menjadi bingung, "tunggu, apa? Permainan?" Alvea mengerutkan dahinya.
"Secret,"
"Ih lo mah!" Alvea melempar plastik makanan burungnya ke alvaro. "Ehh, nanti gue di cipokin sama burung," ucap alvaro.
"Bodo! Makan tuh cipokan burung!"
~•~
Leika berada di dalam kelas, hari ini tidak belajar sama sekali karena guru ada rapat. Leika mencoba untuk tidur sebelum daffian menggangunya dengan sifat jahilnya. "Kak dapi ih, gue mau tidur," leika mengeluh karena daffian terus mengganggunya.
"Makanya dengerin gue, gue lagi mencurahkan hati lo nya tidur kagak dengerin," kata daffian.
"Hm.... Iya ini gue dengerin-jangan nyubitin anjir!" Leika yang menenggelamkan kepalanya di tangan yang ia letakan di meja, lalu daffian mencubit lengan leika dari samping.
"Kalo orang ngomong tuh liat mukanya," cibir daffian.
"Ish," leika merubah posisinya jadi menghadap ke arah daffian. "Nah," daffian juga merubah posisi duduknya menghadap ke leika.
"Buset, mau ngapain lo pada?" Keana datang dia langsung memukul meja dengan kencang. "Eh, eh, eh, yuan anjeng, berat!" Yuan yang baru datang langsung menyender di bahu keana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
Teen Fiction[Completed] People will go, but feelings, they stay. Awalnya ini hanyalah rasa yang sederhana sampai takdir mulai membuat permainan hati. Aku tak pernah bisa memilih ingin menyukai siapa, aku tak pernah bisa menolak takdir meski aku ingin sekali m...