Orang bebas suka sama siapa aja, dan
itu hak mereka, kita ga berhak buat ngelarang. Tapi gue gak tertarik sama temen lo jadi bilangin jangan berharap lebih- dio alveiro🍆🍆🍆
Author pov
Pagi ini leika telat berangkat sekolah, dia baru sampai di sekolah pada pukul 09.12, jam segitu masih aja mau sekolah. Dan seperti biasa, arul, keana, dan alvea cabut ke mushola kalo ngga ke kantin.
Arul jalan deluan di depan, leika lari dari jauh terus nabrak arul. Jadi mereka berdua jatoh nyungsep gitu, "anjeng leika, kampret lo." arul berucap sambil menyingkirkan tubuh leika dari tubuhnya. Jadi posisinya, leika di atas tubuh arul, kepala leika ada di dada bidang arul. Arul gitu-gitu cakep euy.
"Bacot, sakit nih gue anjir," kata leika. Dia bangun dan membersihkan roknya yang tidak kotor.
"Cabut aja, rajin amat lo," ucap arul.
"Pelajaran siapa?" Tanya leika.
"Jamkos, di kelas cuma ada sheren sama keisha yang lagi tidur, sisanya di luar kan olahraga, bego kan lo ga pake baju olahraga untung pak soman ga masuk." jawab keana. Arul mengangguk dan berjalan menuju mushola disusul alvea dan keana.
"Gue balik ke kelas naro tas terus ngajak keisha sama sheren, lo kemana?" Tanya leika.
Keana nengangguk dan menjawab leika, "solat duha lah, lagian lo rajin banget pake sekolah udah jam segini."
Leika tidak menjawab, dia langsung kabur ke kelas. Arul, keana dan alvea lanjut jalan lagi. Udah asik-asik mereka ngereceh bareng haikal yang kebetulan cabut juga. Seperti biasa, jiwa cabut mereka tinggi. Lagi asik tuh ngereceh, dio sama waketos lewat, serrr hawa hawa horror.
"Kenapa cabut?" Tiba-tiba dio ngomong sama mereka berempat, atmosfir terasa ilang. Dio emang ga galak, tapi serem kalo udah ngomong gitu.
"Suka suka lah," siapa lagi Kalo bukan keana.
Dio mendengus, "jawab." tegas dio. Alvea sama arul pengen ngejawab tapi keduluan keana, "jamkos, ga ada tugas, gabut," jawab keana.
"Terus?" Tanya dio lagi.
"Terus kita berinisiatif buat solat duha dan ngadem di mushola, kalo ga molor ya tidur, kenapa kak? Masa orang solat dilarang," keana berucap lagi.
"Kalo gitu kita solat bareng, gue yang jadi imam."
Sheren mana nih?
🍆🍆🍆
"Kak gelano," panggil leika. Tidak, dia belum pergi ke kelasnya
"Hai," gelano tersenyum ke arah leika. Leika tersenyum malu, dan pergi berlalu ga jelas emang. "Manggil doang?" Tanya gelano yang menghentikan langkah leika. "Telat ya? Haha makanya jangan tidur malem-malem, jangan nonton drakor terus, kalo lo nangis kan ga ada gue jadi lo ga bisa nenangin diri." ucap gelano panjang lebar.
"Yaela, sejak kapan lo nemenin gue?" Tanya leika. Gelano langsung kicep.
"Sorry gue lagi ga fokus, gue kira lo Carly. Sorry, gue deluan." ucap gelano, dia berlalu meninggalkan leika yang mematung di depan.
"Gue emang suka sama lo ka, tapi lo suka sama yang lain." lirih leika.
"Kalo gue suka lo, dan lo suka gelano." ucapan tersebut membuat leika kaget. Leika sigap menoleh, didapatinya daffian yang berdiri persis didepannya sedang cengengesan sambil mengacak ngacak rambutnya dan sekarang, daffian mencubit pipi leika gemas. "Lo disini, tapi pikiran lo melayang. Mikirin gelano?" Tanya daffian. Leika masih terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
Teen Fiction[Completed] People will go, but feelings, they stay. Awalnya ini hanyalah rasa yang sederhana sampai takdir mulai membuat permainan hati. Aku tak pernah bisa memilih ingin menyukai siapa, aku tak pernah bisa menolak takdir meski aku ingin sekali m...