5

342 52 0
                                    

Sejeong memang terlihat ramah, tapi tak pernah ada yang tahu jika dirinya memendam luka yang menyakitkan. Tak ada yang tahu tentang masa lalunya kecuali Yoojung dan Doyeon.

💿💿💿

Author POV

Setelah meinggalkan cafe tempat bekerjanya, Sejeong bergegas menuju ke sebuah tempat yang sepi, batu nisan menghiasi setiap gundukan tanah di setiap sisi tempat ini. Mata hazel gadis itu melihat kearah keranjang bunga ditangannya. Sejeong berlutut di sisi kanan nisan yang tertuliskan nama di baris pertama, tanggal lahir di baris kedua, dan tanggal kematian di baris ketiga, data singkat seseorang yang entah kapan meninggalkan Sejeong

Lee Han Yoo
20 Februari 1947
20 Maret 2014

Perlahan bulir cairan bening turun dari mata Sejeong. Sekuat apapun dirinya berusaha menahan agar air matanya agar tak keluar, Sejeong tetap tak akan mampu. Sudah cukup dirinya menutupi rasa sakit selama ini, sangat menyakitkan berpura- pura kuat dengan tersenyum untuk menutupi kerapuhanya dari orang lain.

Sejeong bukan gadis kuat seperti yang dilihat orang, tapi dia hanyalah seorang gadis rapuh yang berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.

Sejeong bukan seorang gadis ceria yang tak punya masalah seperti pandangan orang, tapi dia hanyalah gadis yang hidup dengan penuh tekanan.

Sejeong bukanlah gadis dengan suara indah seperti yang di dengar orang, tapi Sejeong hanyalah gadis yang beruntung mampu menemukan sesuatu untuk melupakan lukanya sejenak dengan bernyanyi.

Sejeong bukanlah seorang gadis cantik seperti yang di katakan orang, tapi Sejeong hanyalah gadis biasa yang memiliki jiwa lain yang tumbuh dalam dirinya.

Di tempat sepi inilah Sejeong selalu meluapkan rasa sesak yang ia tahan selama bertahun-tahun. Selama tujuh tahun ini gadis ceria itu berusaha menutupi luka yang ia lalui dengan derita.

"Nenek, aku merindukanmu! Selamat Ulang Tahun. Aku dan Hyunjoon sangat merindukanmu," ucap Sejeong mengutarakan perasaannya sambil berurai air mata.

"Apa kau mendengarku? Aku sendirian. Setiap aku memiliki masalah, aku tak bisa membaginya dengan siapapun,  Hyunjoon terlalu kecil untuk mendengar segalanya walaupun pria kecil itu selalu memintaku untuk menceritakan apapun, tapi aku tak bisa membuatnya merasakan hal yang lebih pahit lagi dari ini. Kenapa ayah dan ibu meninggalkan kami. Apa yang bisa kulakukan nek? Kenapa aku yang harus menderita? Kenapa bukan orang lain?" tangis Sejeong semakin pecah, setidaknya dia bisa menceritakan tekanannya pada orang yang ia rindukan.

Setelah berdoa dan meberikan hadiah setangkai bunga mawar putih yang ia letakkan di atas kubur neneknya yang meninggal sekitar hampir tiga tahun yang lalu, Sejeong bangkit dan beranjak meninggalkan makam. Tiba- tiba dering telephonenya berbunyi.

"Hallo, "

"... "

"Aku akan menemuimu besok! "

Klik

Sejeong mematikan panggilannya.

Sementara itu seorang pria tengah terlihat mengawasi Sejeong dari kejauhan. Kepala pria itu sesekali menunduk, tatapan matanya lemah saat melihat gadis berparas cantik itu menangis, mengadukan seluruh keluh kesah pada seseorang yang sudah berada di tempat yang jauh. Seseorang yang tak mungkin datang untuk memeluk gadis rapuh itu, seseorang yang hanya mampu melihat gadis itu dari jauh. Pikiran pria itu terus saja mengulang kejadian beberapa tahun yang lalu, bayangan penyesalan yang tak kan pernah berakhir.

Love In Eastern Sky [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang