29

220 35 3
                                    

Apa ini tentang ke frontalan Taehyung?
Atau tentang Taehyung yang mencintai Sejeong
Atau tentang ibunya yang tidak menerima ini?

• • •

"Kau belum bisa melupakannya?" Nyonya Iljung bertanya selembut mungkin pada putranya.

"Aku tidak bisa melupakannya, " matanya mengisyaratkan sebuah kegelisahan. "Sejak tujuh tahun yang lalu, " tambah Taehyung

Mata nyonya Iljung masih terfokus pada Taehyung. Sudah tujuh tahun yang lalu, saat Taehyung menyimpan rasa pada adik ketemu gede nya. Tak seharusnya ia menjatuhkan hatinya pada gadis kecilnya saat itu. Tapi sungguh Tuhan menakdirkannya untuk jatuh cinta pada Sejeong. Gadis pemilik suara indah dan satu- satunya gadis yang masih tersisa di hatinya. Taehyung mengingat dengan baik, jika dulu Sejeong pernah mengatakan suka padanya, tapi saat itu mereka masih terlalu kecil untuk menyadari itu. Sampai akhirnya dirinya lah yang sekarang sudah masuk ke dalam perasaan cinta. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Melepas atau mengejar Sejeong?

Dan tentang pertemuan mereka beberapa hari yang lalu, karena sidang kasus tabrak lari neneknya Sejeong di buka lagi, itu adalah sebuah kebetulan. Taehyung yang dipindah dinas ke kepolisian pusat, seperti mendapat bonus tambahan, setelah dipromosikan kemuadian dipertemukan dengan cintanya. Hanya ini yang bisa Taehyung lakukan. Membantu nenek Hanyoo mendapat keadilan lewat Sejeong.

Senyuman lembut terukir di bibir Nyonya Iljung. Hanya satu yang wanita setengah baya itu fikirkan 'putra kecilnya itu sudah dewasa' tapi Nyonya Iljung tak bisa membantu putranya, meskipun ia ingin, meskipun ia juga menyayangi gadis rapuh yang sudah tersimpan dalam- dalam di hati Taehyung. Nyonya Iljung tak munafik jika ia juga ingin Sejeong dan Taehyung bersama, tidak hanya sebatas teman masa kecil yang kembali bertemu.

"Kejar dia jika kau ingin! " titah Nyonya Iljung pada Taehyung. Walau terdengar seperti perintah, Taehyung tetal tahu jika maksud ibunya adalah 'kau bisa mengejar Sejeong, jika Sejeong juga mencintaimu, '  bukan menjadi orang ketiga dari hubungan Sejeong dan Daniel. Ibunya tak kan pernah sekejam itu.

• • •

Daniel menatap wajah gadisnya itu dengan tatapan tajam. Daniel merasa kesal, tak habis fikir dengan jalan fikiran Sejeong. Entah di otak gadis itu banyak pertigaan atau perempatan, Daniel tidak mengerti. Dan sekarang Daniel tak bisa mengelak jika perempuan itu memang tak bisa di tebak.

"Jangan bercanda, kau sudah melangkah sejauh ini, " tegas Daniel berusaha meyakinkan Sejeong mengenai keputusan bodoh gadis itu.

Nafas Sejeong terlihat datar, tak seperti tadi. "Aku tidak bercanda, ini keputusanku, "

Untung saja suasana malam ini sedikit dingin, setidaknya panas dari dalam hati pasangan itu bisa meredam. Daniel membuang wajahnya, berusaha sebisa mungkin tidak menatap mata hazel milik gadis yang sudah ia pacari beberapa bulan ini. Karena akan berakibat buruk jika sampai Daniel menatap mata gadis itu, ia pasti akan luluh. "Kau berusaha sebaik mungkin selama ini, hanya untuk kasus nenekmu. Walaupun kepolisian sudah menutup kasusmu, tapi kau tetap percaya bisa menemukan siapa pelakunya. Dan sekarang setelah kepolisian membuka lagi kasusnya dan menemukan pelakunya, kau mencabut tuntutannya? Dimana otak mu Sejeong? Apa yang kau fikirkan?" tidak memungkiri jika saat ini nada bicara Daniel meninggi. Ini kali pertama Daniel bicara sedikit keras pada Sejeong.

Sudah sejak tadi Sejeong menyimpan amarahnya pada Daniel. Dan sekarang amarah itu sudah memuncak. "Kau tidak tahu apapun, jadi diamlah! Jangan memaksaku berkata lebih keras lagi padamu, karena aku ingin semuanya berakhir dengan baik- baik. Jangan membuatku mengakhirinya dengan menyedihkan! " peringat Sejeong.

"Menyedihkan? Kau yang menyedihkan! " bentak Daniel.

"Dengarkan aku! Ini urusanku, aku harap kau mengerti, kenapa? Karena suatu saat nanti kau akan berterimakasih padaku tentang apa yang kulakukan saat ini, ingat itu! Kau akan berterimakasih padaku! Kau akan tahu kenapa aku melakukan ini, kau akan menyadarinya! " ucap Sejeong dengan penuh penekanan. Sebisa mungkin Sejeong menahan tangisnya.

"Lalu sekarang apa maumu? " tanya Daniel sinis.

"Kita akhiri semuanya, di sini! Lupakan apapun yang pernah kita lalui, anggap aku ini hanya seseorang yang pernah menjagamu untuk masa depanmu nanti! " ucap Sejeong dengan satu tarikan nafas. Rasanya ada sesuatu yang membuncah di dada dan pelupuk matanya, yang ingin ia keluarkan saat ini. Sejeong tak bisa menahannya, tentu saja. Beberapa hari ini mereka memang jarang berkomunikasi, jadi setidaknya ada alasan bagi Sejeong tentang pilihannya memutuskan hubungan seperti ini. Ini yang terbaik untuk mereka. Sejeong tak ingin terlalu masuk dalam kehidupan Daniel.

"Oke, itu yang kau inginkan kan? Berbahagialah dengan hidupmu! Aku tak akan pernah ikut campur lagi, " putus Daniel.

Sejeong berbalik dan melangkahkan kakinya menjauh dari taman dimana beberapa detik yang lalu dirinya dan mantan pacarnya berdebat. Jauh... Jauh... Dan dalam hitungan menit bayangan Sejeong sudah menghilang dari pandangan Daniel.

Sorot mata Daniel mengisyaratkan kekagetan bercampur emosi. Hanya karena mereka tak bisa berkomunikasi dengan baik, hubungan yang baru tiga bulan yang lalu sudah selesai. Hanya karena kurang komunikasi dan beberapa masalah yang disembunyikan Sejeong dari Daniel, hubungan mereka putus.

Lagi lagi Sejeong hanya bisa menumpahkan air matanya dalam kegelapan kamarnya. Menghapus tiap jejak air mata di pipinya. Menangisi tiap hal yang sudah ia lakukan. Merasakan tiap hal yang ia lakukan selalu berakhir menyedihkan. Bukan sekali atau dua kali. Tapi berkali kali ia merenungi itu. Apakah ia akan selalu berakhir menyedihkan?

Sejeong bergerak memakai hoodinya, kemudian keluar dari rumahnya. Pikiranya kalut, dan yang bisa ia lakukan hanya berjalan jalan sendiri, berharap ada truk yang akan menghantamnya seperti pada film 'Star Of Universe' yang di bintangi Suho EXO. Begitu mudahnya mereka mati hanya karena tertabrak.

Diam, hanya itu yang bisa Sejeong lakukan saat ini. Sambil melihat Sungai Han dari jembatan. Setitik bulir air mata jatuh mengiasi mata Sejeong.

"Maaf Daniel, maafkan aku. Aku hanya tak ingin menyakitimu. Aku sangat mencintaimu, " jerit Sejeong tertahan saat ia melihat sorot lampu mengarah pada Sejeong dan semakin mengarah pada tempat gadis itu berdiri. Semakin dekat dan semakin dekat. Sejeong diam karena tak faham dengan apa yang terjadi, sampai sebuah truk menabrak dirinya dengan kuat, lalu menghempas tubuh Sejeong tanpa ampun. Bayangkan saja, tubuh Sejeong lebih dulu menghantam pembatas pagar jembatan, dan dengan dorongan truk pembatas itu hancur. Samapi pembatas jembatan itu remuk dan jatuh ke Sungai Han bersamaan dengan Sejeong yang limbung. Semua bayangan seolah bergerak cepat mengembas. Sejeong menutup matanya, seolah harapannya untuk bisa meninggalkan dunia ini akan terealisasikan.

Tbc

Voment

Males lahhh😒
Rasanya pengen tak tarik publikasi. 1...2...3...

Love In Eastern Sky [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang