F A T E | 3. The End?

288 37 3
                                    

Makin Gj, cekidot

Setelah melewatkan malam pertama sebagai pengantin baru, akhirnya Daniel mendapatkan haknya di malam berikutnya. Awalnya Sejeong malu- malu, tapi akhirnya nambah mulu. Sebenarnya, Daniel masih belum puas, tapi mengingat ini yang pertama untuk sang istri, Daniel sebagai suami yang baik, tidak ingin Sejeong sampai berfikir ia dinikahi Daniel untuk menjadi pemuas nafsu ataupun pembantu, melainkan untuk menjadi temannya di kala susah dan senang sampai akhir hayat. Daniel yang akan menemani Sejeong sampai batas akhir umurnya, seperti janjinya saat pernikahan, tak ada penghianatan, menerima kekurangan- kelebihan dan sumpah tetap setia dalam suka maupun duka.

Sejak beberapa menit yang lalu, Daniel sudah memposisikan kepalanya bersender pada pundak Sejeong. Sambil menikmati kentang goreng buatan Sejeong yang sebagiannya sudah gosong, dengan dicocol saus. Daniel begitu menikmati momment- momment sederhana namun mengesankan bersama sang istri.

"Niel, sudah buang saja! Jentangnya tidak enak, jadi tidak usah dimakan saja, " Sejeong tak sanggup lagi memakan kentang masakkannya yang jauh dari kata enak.

Walaupun Sejeong tak menatap Daniel, ia tahu bahwa auaminya itu baru saja menyungingkan senyumannya. "Apapun yang kau buat enak, aku akan memakannya, "

Nggaya, padahal nggak enak, tetep maksa makan

"Jangan! Tidak usah dimakan, nanti kau mual! "

"Aku tidak hamil Sejeong sayang, yang akan hamil itu kau... Hamil anakku, "

Lagi- lagi Sejeong memukul bisep berotot Daniel. Baru tiga hari menikah sudah mikir hamil. Nggak mungkin sekali praktek, 4 ronde langsung jadi. No... No... No... Lagipula dirinya belum siap hamil, mengingat saat dirinya dulu ditinggalkan oleh ayah dan ibunya, membuatnya lumayan takut untuk menjadi orang tua. Masa lalu itu benar- benar membekas walaupun semuanya sudah diselesaikan dengan cara baik. Tapi yang namanya pengalaman pahit, memalukan dan menyedihkan akan selalu terngiang di saat dirimu terdiam dalam kesunyian, bahkan kadang- kadang fakta menyebalkan itu akan muncul dengan tiba- tiba saat kau sedang tertawa lepas, membuat semua kebahagiaan yang kau rasakan saat itu menguap begitu saja entah kemana.

"Niel, kau punya mantan? " tiba- tiba saja Sejeong terpikirkan hal- hal yang menjadi masa lalu sang suami.

Daniel terkekeh "Kau fikir aku tidak laku? " tanya Daniel bercanda. Sejeong menggeleng pelan.

"Ada, banyak " goda Daniel.

Refleks Sejeong berjingkat, membuat badan Daniel hampir terhuyung ke samping. "Kau tidak pernah bilang padaku? "

"Kau tidak tanya, sayang, "

Mimik wajah Sejeong mulai berubah, dan hal itu tak lepas dari penglihatan Daniel.

"Kufikir kau akan jujur sendiri padaku, apalagi setelah kita menikah seperti ini, " lanjut Sejeong.

"Sembilan, " Daniel menekuk jari tangannya, seolah melambangkan angka sembilan.

Sejeong menyerit, banyak juga. Dia kira Daniel bukan tipe orang yang suka pacaran, bahakan sampai sekarang Sejeong tidak tahu satupun mantan Daniel.

"Siapa? Sebutkan! " titah Sejeong.

"Park Chaeyoung, Park Sooyoung, Park Chorong, Park Jisoo, Park Myungeun, Park Soyeon, Park Sunyoung, Park Siyeon, Park Soobin, " ucap Daniel dengan jemawa. "Dan kau, satu- satunya Kim milikku, " lanjut Daniel bangga, karena untuk pertama kalinya ia bisa menggaet hati seodang Kim, setelah sebelumnya daftar hitam mantannya bermarga Park.

"Wowww! " Sejeong tak bisa menyembunyikan rasa excited nya. "Dan mantan terindahmu? "

Daniel diam, terlihat berfikir sejenak. Siapa mantan terindahnya? Bukannya kata orang, yang terindah itu tak kan pernah menjadi mantan? "Park Chaeyoung, "

Love In Eastern Sky [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang