Sejeong terdiam melihat Nyonya Sooji yang berbicara dengan penuh air mata.
"Lalu aku berusaha menerima ayahmu dan dirimu, tapi semakin aku berusaha maka kebencian di dalam diriku semakin besar. Beberapa tahun kemudian aku bertemu dengan Seunghun lagi. Tapi walaupun kami sudah lama berpisah, perasaanku pada Seunghun tak berubah, kami memutuskan menjalankan hubungan diam- diam. Seunghun bilang, sebenarnya dia tidak mencintai istrinya, mereka menikah karena sebuah kesalahan, mereka juga hanya di jodohkan. Sejak saat itu aku berfikir peluang ku untuk bersama orang yang ku cintai semakin besar. Dari hubunganku itu, Hyunjoon lahir, tapi yang ayahmu tahu Hyunjoon adalah putranya. "
Sejeong masih tak bergeming, bahkan saat mereka tak sadar, seorang wanita yang adalah Nyonya Yoonjoo berada di samping mereka. Nyonya Yoonjoo seakan tak percaya dengan apa yang ia dengar. Tatapan mata Sejeong bergerak menatap Nyonya Yoonjoo. Perasaan bersalah memenuhi benak Sejeong.
"Oh, kau sudah dengar segalanya Yoonjoo? Apa kau masih mendukung hubungan putramu dan putriku? Apalagi dalam posisi kau sudah mencintai suamimu, dan suamimu akan meninggalkanmu. Apa kau siap?"
Gelengan Sejeong pada Nyonya Sooji tidak akan mempengaruhi wanita setengah baya itu untuk tetap membuat Nyonya Yoonjoo panas.
"Jadi benar yang ku curigai selama ini jika Seunghan selingkuh? Awalnya aku tak peduli tapi-- " Nyonya Yoonjoo menggantung ucapannya.
"Tapi aku mulai curiga saat melihat galeri ponsel Seunghun, semua penuh dengan fotonya, fotomu dan foto seorang anak kecil yang ku tahu adalah Hyunjoon-- adiknya Sejeong. Pagi tadi saat SeungHun pamit akan kembali ke luar kota untuk bekerja, aku mengikutinya. Ternyata dia bukan pergi ke luar kota tapi dia pergi ke tempat terpencil, sampai di sini aku melihat Seunghun menciummu mesra, kemudian pergi lagi. Tapi saat aku ingin menemuimu, Sejeong datang. Dan aku sungguh tak menyangka dunia akan sesempit ini, semuanya berhubungan. Awalnya aku berfikir, karena ini hidupku maka akulah tokoh utamanya, tapi ternyata bukan aku tokoh utamanya, "
Hening sesaat. Kepala Sejeong serasa ingin pecah, apapun yang ia alami selama hidupnya seperti berputar- putar. Seperti dipaksa masuk dalam lorong labirin yang tak berujung, selain kembali ke tempat semula, kau tak kan pernah menemukan jalan pulang.
Nyonya Yoonjoo meninggalakan rumah Nyonya Sooji.
Sekarang Sejeong tahu segalanya. Alasan ibunya membencinya. Alasan ayahnya meninggalkannya. Dia tak bisa kembali ie titik awal di mana ia ditakdirkan untuk hidup. Yang bisa ia lakukan hanya terus berjalan maju tanpa melihat ke belakang, tanpa mengingat masa lalu. Melewatinya seperti orang normal. Tapi apa dia bisa?
• • •
"Aku, sudah beberapa hari ini aku tak bisa tidur tanpa obat, kepalaku juga sering pusing, " ucap Sejeong pada wanita berjas putih khas dokter.
"Ada apa? Kenapa seperti ini lagi? Apa kau memikirkan banyak hal? " Dokter wanita itu bertanya dengan lembut. Bisakah Sejeong memilih ibunya sendiri?
"Aku tak bisa menceritakan apapun, tapi aku hanya bilang jika aku mulai tertekan lagi, "
Lagi? Beberapa tahun yang lalu nenek Sejeong sering membawa Sejeong datang ke rumah sakit hanya untuk berkonsultasi pada Dokter Iljung-- psikolog. Apa yang terjadi pada Sejeong kecil terlalu menyakitkan untuk di alami seorang anak. Orang tuanya yang bertengkar, ayahnya yang pergi, ibunya yang meninggalkannya.
"Apa ini ada kaitanya perihal beberapa tahun yang lalu? " tanya Dokter IlJung.
Sejeong mengangguk.
"Fikirkan kembali bagaimana dulu kau bisa bangkit! Kau membutuhkan impian bukan? Dulu impianmu adalah adikmu, benar kan? Kau bisa melewatinya, dengan dukungan nenekmu. Jadi sekarang, lakukan hal yang sama! Munculkan impianmu! Motivasimu, masa depanmu. Selesaikan masalahmu dengan baik- baik. Percaya bahwa orang- orang di sekitarmu menyayangimu. Lakukan hal- hal yang bisa membuat dirimu senang, jika kau butuh teman datanglah padaku, kita bisa bersenang- senang bersama. Jangan tekan otakmu apalagi hatimu, jangan minum obat tidur kecuali kau benar- benar membutuhkannya. Ketika kau bisa tidur tanpa obat, aku yakin ketika kau bangun, kau akan merasa lebih baik, "
"Tapi aku tidak bisa tidur tanpa obat, "
Dokter Iljung tersenyum kemudian menyahut.
" minumlah susu dan usahakan perutmu kenyang, "Tawa Sejeong pecah mendengar ucapan Dokter Iljung yang terlihat seperti lelucon. "Aku tidak bercanda, ketika seseorang kenyang, dia akan mudah mengantuk, "
• • •
Sejeong terdiam menatap Sungai Han. Hanya ada bulan di langit, sepertinya bintang tidak akan tampak. Sejeong terus menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Sampai sebuah tangan besar mengusap bahu Sejeong. "Menangislah, itu akan jauh lebih baik, "
Sejeong mendongak, mata Sejeong bertemu dengan tatapan teduh Taehyung. "Kau di sini? Sedang menunggu seseorang? "
"Iya, aku menunggumu, "
"Hah? Kita tidak janjian kan? "
"Kau bisa bercerita padaku, aku sedang tidak bertugas. Jadi lebih tepatnya, kita adalah teman. Tapi jika kau ingin membicarakan kasus itu juga tidak masalah, "
"Huft, aku tidak apa- apa. Hanya sedikit resah, hanya sedikit. Aku akan mencabut tuntutanku, Lepaskan dia dari penjara! "
Taehyung tersentak. "Kenapa? Ada sesuatu? Ada yang mengancammu atau-- "
"Tidak aku hanya, aku tak ingin semuanya semakin rumit saja. Aku terlalu lelah, "
"Kau yakin? "
"Apa aku terlihat bercanda? "
"Datanglah ke kantor besok, dan kau bisa membuat pernyataan, cabut tuntutanmu! "
"Terimakasih, besok aku akan datang, aku pergi dulu, " ucap Sejeong sambil tersenyum, kemudian pergi meninggalkan Taehyung yang memberikan tatapan tak bisa di artikan.
"Selamat malam, " teriak Taehyung pada Sejeong.
Sejeong menengok ke arah Taehyung, berusaha tersenyum manis. "Malam juga, "
Entah kenapa ucapan selamat malam dari Sejeong terus menghantui fikiran Taehyung. Padahal sejak ia kecil dulu gadis- gadis selalu mengucapkan kalimat yang sama, tapi efeknya tak pernah sedasyat ini. Bahkan ketika Taehyung akan terlelap, ucapan Sejeong tiba- tiba muncul lagi. "Astaga ada apa denganku? Kenapa perasaan ini kembali lagi? " teriak Taehyung.
"Perasaan apa yang kembali lagi? Dasar anak nakal, " sahut seorang wanita paruh baya-- Nyonya Iljung.
"Ah ibu, ini rahasia, jadi ibu tak perlu tahu, "
"Ayahmu ternyata benar, kau itu mulai menyebalkan ya? Beritahu ibu, perasaanmu pada siapa yang kembali? " ucap Nyonya Iljung menjewer telinga Taehyung.
"Bu, bu jangan seperti ini! Ku mohon! Ini sakit bu! " rintih Taehyung.
Asal tahu saja, sekarang telinga Taehyung sudah memerah akibat jeweran Nyonya Iljung. Sedangkan Nyonya Iljung terlihat senang dengan derita Taehyung. Kapan lagi dirinya bisa membuat Taehyung memohon kepadanya.
"Bu aku mencintai Sejeong, " Taehyung to the point pada Nyonya Iljung.
Seketika tangan Nyonya Iljung lepas dari telinga Taehyung, Nyonya Iljung menatap putranya intens.
Apa ini tentang ke frontalan Taehyung?
Atau tentang Taehyung yang mencintai Sejeong
Atau tentang ibunya yang tidak menerima ini?To be continue
Vote and Comment
Oh ya mau promosi dung🙍
Nganu, saya punya cerita baru judulnya "Lucirene" itu cerita fantasy, mungkin aja suka boleh mampir
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Eastern Sky [Completed]
FanfictionMencintainya, seseorang yang datang bersama kisahmu. Seseorang yang terikat dengan bermulainya kehancuranmu. Kau bisa memilih, tetap mencintainya setidaknya kau bahagia, tapi luka masa lalumu itu akan menghalanginya Atau Berhenti mencintainya dan me...