Sedangkan Daniel hanya diam tanpa ingin tahu apa pembicaraan mereka. Tapi sayang, hatinya terlalu ingin tahu saat mengingat ucapan Sejeong yang menyiratkan amarah yang terpendam.
"Siapa yang menelponmu? "
💿💿💿
Semuanya bermula dari sini!
💌💌💌
Author POV
"Oh. I..ibukku! " jawab Sejeong ragu.
Daniel mengangguk faham. "Apa ada masalah? "
"Tidak. Kita lanjut makan saja! " ajak Sejeong.
Sejeong dan Daniel makan dalam diam. Mereka sama- sama fokus pada fikirannya masing-masing, tak ada yang berniat membuka pembicaraan.
Daniel POV
Aku dan Sejeong masih sama- sama diam. Aku tak berniat membuka pembicaraan untuk menghilangkan kesunyian ini. Sejeong juga terlihat tak berniat untuk mendengarkan ucapan siapapun.
Semakin lama aku mengenal Sejeong, aku semakin penasaran dengan dirinya, aku merasa banyak hal yang ia rahasiakan. Gadis itu seperti seseorang yang tinggal dengan kemisteriusan. Mungkin tak banyak yang mengamati jika Sejeong sebenarnya bukan gadis ceria, dia hanya gadis yang memendam luka dan menutupinya dengan tawa.
"Oh ya setelah ini kau mau kemana? " tanyaku. Jujur aku sudah tak tahan dengan kesunyian ini. Dimana tak ada pembicaran apapun.
Sejeong mendongak ke arahku.
"Aku berencana pergi ke moll mengajak Yoojung. Kenapa? ""Kau tidak mengajakku? " heranku. Kenapa aku bertanya seperti ini? Astaga. Apa yang terjadi padaku. Aku semakin ingin masuk lebih jauh ke kehidupan Sejeong.
Ha... Ha... Ha...
Sejeong tertawa pelan setelah mendengar pertanyaanku. Tunggu? Di mana letak leluconnya. Tapi aku senang melihatnya tertawa walaupun tidak lepas. Ribuan kupu- kupu seperti terbang di dadaku.
"Kenapa tertawa? "
"Ha? Tidak, " sanggah Sejeong sambil menahan tawanya.
Bagaimana dia bisa menyanggahnya, padahal jelas-jelas dia menertawakanku.
"Baiklah. Maafkan aku. Tidak kufikir, pria tidak suka ke moll! Dan kau? Ah. Terlalu ceplas-ceplos, "
"Memangnya kenapa? Aku hanya bertanya? Sudahlah ayo kita kembali. Mereka pasti sudah menunggu ramennya, " aku tak ingin memperpanjangnya lagi. Aku bangkit dari dudukku dan membeli satu ramen cup lagi pada penjaga cafetaria.
"Eoh? Untuk siapa? Apa kau masih lapar? " tanya Sejeong heran saat melihatku membeli ramen lagi.
"Tidak. Bukan aku yang lapar. Kurasa nanti kau yang akan lapar, karena melihat semua orang makan. Ambil ini!" ucapku sambil menyodorkan ramen cup.
Sejeong masih terheran- heran. Tapi sedetik kemudian dia menerima ramen itu dan menyengir kuda. Huft rasanya aku ingin menciumnya sekarang juga.
Kenapa? Memangnya tidak boleh?
Aku dan Sejeong berjalan berdampingan. Sesekali aku melihat ke samping dan menemukan Sejeong fokus pada jalannya. Manik hazel itu. Sungguh. Aku benar-benar tak bisa menjelaskan. Aku merasa menjadi orang bodoh saat bersamanya.
"Melihatku selama sepuluh menit, kau harus memberiku tiga buah ramen cup! " ucap Sejeong tiba-tiba.
Aku menatapnya shock. Apa Sejeong menyadari jika aku sudah menatapnya diam- diam?
![](https://img.wattpad.com/cover/135372136-288-k632656.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Eastern Sky [Completed]
FanfictionMencintainya, seseorang yang datang bersama kisahmu. Seseorang yang terikat dengan bermulainya kehancuranmu. Kau bisa memilih, tetap mencintainya setidaknya kau bahagia, tapi luka masa lalumu itu akan menghalanginya Atau Berhenti mencintainya dan me...