23

200 40 3
                                    

Daniel terkekeh pelan sambil menatap Sejeong yang terlihat terbuai dengan indahnya tepi Sungai Han.

💿💿💿

"Kau tidak pernah datang ke sini? "

Pertanyaan Daniel sintak membuat Sejeong tersinggung, memang Daniel fikir ini kali pertama Sejeong datang ke sini. Pemikiran yang terlalu dangkal.

"Enak saja, aku dan Yoojung sering datang ke sini, hanya saja baru pertama kali ini aku datang ke tempat ini bersama seorang pria, rasanya aku ingin selalu datang ke sini, " gumam Sejeong tak sadar.

"Memangnya Sungwoo mengajakmu pacaran di mana? " goda Daniel

"Jangan memulainya, kau membuat mood ku buruk, "

Keadaan kembali hening, tak ada yang mau bicara. Daniel dan Sejeong sama- sama egois dengan dirinya.

"Aku juga selalu ingin datang ke tempat ini dengan gadis yang ku sukai, "

Sejeong menoleh karena tertarik dengan topik pembicaraan mereka, kapan lagi dirinya bisa tahu siapa gadis yang di sukai Daniel. Tapi dalam hati Sejeong takut, jika Daniel tidak menyukainya, mau di bawa kemana rasa sukanya untuk Daniel. Ya, Sejeong menyukai Daniel, gadis itu mengakuinya.

"Memang kau suka siapa? " tanya Sejeong setelah memberanikan diri dengan pertanyaannya. Sejeong harus siap mental dengan jawaban Daniel.

"Kau, "

Sejeong tertawa mendengar ucapan Daniel, candaan Daniel memang kebangetan. Memang kau fikir Daniel itu pelawak?

Tapi Daniel terlihat diam, pria itu lebih memilih memperhatikan Sejeong dengan intens. Pria itu membiarkan Sejeong sibuk dengan perspeksinya sendiri.

"Itu tidak lucu, " ucap Sejeong setelah selesai dengan kegiatan tawa tidak jelasnya.

"Apa aku terlihat seperti orang yang sedang bercanda? " tanya Daniel.

Sejeong tersenyum kikuk, sumpah dirinya terlihat seperti orang bodoh jika seperti ini.

"Emm, i...itu, "

"Aku menyukaimu Kim Se Jeong, entah sejak pandangan ke berapa aku tidak tahu. Tapi yang pasti aku mencintaimu, " Daniel mulai memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya yang membuatnya tak bisa tidur selama beberapa hari ini. Entah kenapa ia tak pernah menyukai seseorang sampai sebesar ini, apa ini cinta?

"Aku mungkin bukan pria yang romantis seperti Captain Yoo, ataupun istimewa seperti Kang Chul, bahkan mungkin aku tak pernah se mengejutkan Choi Young Do ataupun se famous Kai Exo, tapi yang pasti kau harus tahu jika aku jatuh cinta padamu. Apa kau mau berkencan dengan ku? " ucap Daniel dalam satu tarikan nafas. Benar- benar penggila drama.

Untuk kesekian kalinya Sejeong terlihat seperti orang bodoh bahkan terlihat semakin bodoh. Mata gadis itu masih melihat ke depan, ke arah Daniel yang berdiri. Daniel memang tidak menyatakan perasaannya seperti orang lain yang berjongkok dan menumpu pada satu kaki. Itu bukan tipe Daniel. Sebenarnya ia ingin melakukan itu, tapi sayang Daniel takut terkena asam urat. Entah kenapa tapi kakinya terasa sakit.

"Diam adalah iya, " putus Daniel yang mulai tak sabar dengan jawaban yang akan di berikan Sejeong.

SKIP

Sejeong terlihat menggulung- gulung di atas kasurnya, sesekali senyum- senyum sendiri seperti orang tak waras. Pikirannya selalu terbayang pada kejadian beberapa jam lalu di tepi Sungai Han. Saat Daniel menembaknya, tidak romantis tapi--

"Aku juga menyukaimu, " balas Sejeong masih terus menatap pria di depannya.

Senyum Daniel mengembang, ia tak menyangka keputusannya beberapa tahun lalu untuk tidak pacaran dan memilih langsung menikah saja ternyata tak terealisasikan. Ini adalah kali pertama ia pacaran, jadi jika ada rumor jika Daniel pernah berpacaran abaikan saja, kenapa? Karena mereka hanya mantan Daniel di dalam mimpi.

Daniel memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya karena bujukan Nyonya Yoonjoo.

"Ibu tahu kau itu menyukai Sejeong kan? Jujur saja! " ucap Nyonya Yoonjoo kemudian duduk di dekat Daniel.

"Aku tidak tahu bu, "

"Tapi ibu tahu jika kau menyukai Sejeong. Ibu beri tahu ya, langsung pepet, pepet terus. Orang bilang jangan mundur sebelum janur kuning melengkung, kalo sudah melengkung di patahin saja lepas kalo perlu, ungkapkan perasaanmu jangan sampai keduluan orang! "

"Memang jika keduluan orang kenapa? "

"Hidupmu akan sia-sia, karena kau akan mati dengan rasa cinta sepihakmu itu, "

Daniel bergidik ngeri mendengar setiap ucapan Nyonya Yoonjoo yang terlihat menyumpahi Daniel.

"Mungkin saja Sejeong juga suka padamu. Jangan buat hidupmu di penuhi penyesalan! "

Sepertinya Sejeong tak akan berhenti menunjukkan senyumnya itu sebelum giginya kering.

KuDaniel
Kau sedang apa?

Me
Sedang tiduran

KuDaniel
Kenapa belum tidur?

Me
Aku tak bisa tidur

KuDaniel
Mau ku beri tahu caranya agar kau bisa tidur?

Me
???

KuDaniel
Berhenti memikirkanku
Berbaringlah dengan benar
Lalu selimutan
Kemudian bayangkan jika aku sedang memelukmu sambil tidur

(Read)

Sejeong terus tersenyum, pikirannya melayang layang entah kemana yang pasti Daniel lah yang menjadi topik imajinasinya. Baru beberapa detik berimajinasi, Sejeong segera mengakhirinya saat ia menyadari jika imajinasinya sudah terlampau batas maksimum otak polosnya. Tak perlu Sejeong beri tahu, kalian pasti sudah tahu. (Cie mikir sampai mana tu? otaknya udah nggak polos lagi)

Sejeong mulai memejamkan matanya karena kantuk. Besok pagi dirinya ada kelas dan tak bisa terlambat. Belum lagi harus mengantar Hyunjoon ke sekolah.

SKIP

Matahari sudah menggantikan bulan sejak beberapa menit yang lalu, cahaya seolah merekah seperti bunga krisan. Siapapun yang melihat langit pagi ini akan selalu mengucap syukur. Termasuk Hyunjoon yang sejak tadi sudah menyanyikan lagu 'Mengejar Matahari' bahkan anak laki-laki itu sempat bertanya pada Sejeong tentang cara mengejar matahari. Apakah naik roket? Naik mesin waktu milik Doraemon atau pintu kemana saja. Tapi Sejeong seolah acuh, tak mau menjawab pertanyaan menyebalkan adik semata wayangnya itu. Gadis yang tengah kasmaran itu memilih fokus untuk menyantap sarapan paginya dari pada menanggapi Hyunjoon yang semakin hari semakin aneh saja.

"Kakak, kenapa kau tak menjawab pertanyaanku? Bagaiman jika itu masuk ke dalam soal ujian, nilaiku bisa sangat sangat sangat kebakaran lagi, " keluh Hyunjoon yang mulai lelah dengan sikap kakaknya.

"Tidak mungkin ada dalam ujian,   profesor ku saja pasti tidak bis menjawab pertanyaanmu, jangan aneh-aneh! Cepat habiskb sarapanmu! Lalu kita berangkat! Nilaimu kebakaran karena kau tak belajar saat itu, " jawab Sejeong penuh perintah.

Memang di ujian matematika beberapa hari lalu nilai Hyunjoon kebakaran, dari total dua puluh lima soal, lima belas di antaranya mendapat tinta merah, dan itu terjadi karena Hyunjoon tidak belajar. Usut punya usut Sejeonglah penyebab kenapa Hyunjoon sampai tidak belajar. Karena satu hari sebelum Hyunjoon melaksanakan ujian, Sejeong mengajak Hyunjoon jalan jalan sepanjang hari. Paginya Hyunjoon juga harus terlambat berangkat sekolah dan pulang membawa kertas lecek dengan banyak coretan merah. Entah apa yang di lakukan gurunya Hyunjoon pada jawaban kurang tepat itu.

Sedangkan Hyunjoon terlihat menidurkan kepalnya di meja. Lelah. Menghadapi efek samping dari rasa kasmaran kakaknya. Mereka melanjutkan sarapan dalam diam sampai sebuah bunyi bel rumah menginterupsi mereka.

To be continue
Vote and Comment

Love In Eastern Sky [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang