Oh ya. Aku taruh part awal ini di lapak ini sebagai bentuk promosi, tapi kelanjutan dari sequel ini di lapak lain. Jadi klo pengen tahu kelanjutannya boleh di cek. Judulnya Fate. Maaf juga kebanyakan ganti ide cerita. Awalnya aku mau buat sequel langsung ke kehidupan generasi 2, tapi aku mikir kalo aku belum bisa buat deskripsi ke generasi 2, soalnya kan ada alur kehidupan Dan&Sej yang harusnya aku deskripsiin dulu.
####
Sejeong menatap kesal ke arah Daniel yang sibuk bermain ps bersama Hyunjoon. Beberapa kali Daniel terlihat memencet tombol bergambar segitiga di stick PSP nya. Sedangkan Hyunjoon sibuk berteriak heboh karena pemain Daniel kerap kali merebut penguasaan bola Hyunjoon.
"Ini sudah lewat lima jam kalian bermain PS, tidak ada niat untuk mengakhiri permainan? "
Daniel menatap Sejeong sesaat, hanya sesaat kemudian fokus lagi pada game nya.
"Hyunjoon kau tidak mendengarkan kakakmu ya? " kini giliran Yoonjoo yang membuka suaranya. "Kau juga Daniel, bukannya membuat Hyunjoon makan, malah membuat Hyunjoon bermain game seharian, "
"Sebentar Bu, tanggung, " lagi- lagi Daniel beralasan.
"Benar Bibi, tanggung! " Hyunjoon mulai ikut- ikutan.
Yoonjoo membuang nafas pelan. "Ya sudah Sejeong, kau dan aku saja yang menghabiskan steaknya, biarkan mereka kelaparan dan makan PSP nya, aku tak peduli jika mereka kercunan, "
Sejeong membelalak, "Ehh Bibi, jika Daniel sampai keracunan, nanti bagaimana pernikahan kami? Kita sudah membuang uang banyak, sangat banyak, " kadar kematrean Sejeong makin lama makin tinggi saja.
"Tenang saja, biarkan dia makan PSP nya. Ayo kita makan sendiri, kita akan merasakan daging panggang yang lembut dan-- " belum selesai Yoonjoo membicarakan rasa steak itu, sebuah suara khas anak kecil sudah mengintrupsinya.
"Bibi aku lapar, aku tidak mau makan stick PSP, itu pasti tidak enak. Aku ingin makan steak saja, " akhirnya Hyunjoon tergoda dengan steak yang Yoonjoo bicarakan.
Seketika hening. "Jadi kau memilih steak itu daripada bermain game denganku? " tanya Daniel pada Hyunjoon
"Stick PSP tidak enak kakak. Aku mungkin bisa hidup tanpa bermain game tapi tidak dengan tidak makan, aku bisa mati nanti. Dan kak Sejeong akan terus menangisi adik kecilnya yang imut ini, " dasar buaya. Kecil- kecil sudah pandai bicara.
"Kau dengar Niel, Hyunjoon saja pintar masa kau tidak? " Yoonjoo menaik turunkan kedua alis tebalnya.
"Sudahlah ayo! " Yoonjoo segera menarik tangan Hyunjoon dan Sejeong, mengajak mereka ke ruang makan.
Sejeong duduk bersebrangan dengan Hyunjoon dan Yoonjoo yang duduk bersampingan.
Hyunjoon terlihat berbinar menatap banyak makanan, tak hanya steak tapi ada juga beberapa olahan seafood.
"Ah makan besar, " teriak Hyunjoon semangat kemudian melahap beberapa makanan setelah beberapa saat yang lalu ia mencuci tangannya.
Tapi Daniel datang lalu duduk di sebelah Sejeong. Tiba- tiba Daniel meraih kemudian melahap steak yang ada di piring Sejeong dengan tangan.
"Daniel kau jorok sekali! Kau belum cuci tangan kan? " ketus Sejeong, lalu memukul pelan lengan Daniel.
Daniel hanya menunjukkan deretan giginya yang putih, dasar cengiran kuda. Lalu menuju ke wastafel yang berada di dapur.
Sekembalinya, Daniel langsung mengambil makanan itu kemudian melahapnya dengan rakus seperti singa kelaparan.
Sejeong menatap sekitarnya, ia terpaku pada Yoonjoo-- ibunya Daniel. Sejeong bersyukur, Yoonjoo dapat menerimanya kembali walaupun dengan usaha Sejeong yang keras dan yang pasti dengan dibantu Daniel selama hampir setahun untuk meyakinkan Yoonjoo yang awalnya sangat antusias dengan hubungan Sejeong dan Daniel, kemudian menjadi penentang hubungan mereka lalu menjadi pendukung hubungan mereka lagi, sampai pada akhirnya Yoonjoo memberi Daniel dan Sejeong restu untuk menikah. Karena pada dasarnya Yoonjoo tak pernah marah pada Sejeong, ia hanya kesal pada takdir. Tiga hari lagi Daniel dan Sejeong akan menikah.
Dan sudah satu hari ini Sejeong dan Hyunjoon tinggal di rumah Daniel, karena Yoonjoo tidak mengijinkan calon menantunya tinggal sendirian di rumah karena orang tua Sejeong-- Woosung dan Yoolie serta Yerin pulang ke Amerika karena Woosung harus menyelesaikan pekerjaan di sana lebih dulu, baru besok sore mereka akan terbang lagi ke Seoul untuk menghadiri upacara pernikahan Sejeong dan Daniel.
Terimakasih Tuhan. Sejeong akan selalu bersyukur dengan semua ini.
•••
Sejeong terlihat sangat cantik dengan gaun putih tanpa lengannya. Hari ini adalah hari H pernikahannya. Sungguh Sejeong tak bisa menyembunyikan rasa gugupnya saat mendengar seseorang tengah membacakan susunan acara pernikahannya dan Daniel.
Tangan Yoolie tak pernah lepas mengusap punggung tangan Sejeong, Yoolie terus berusaha membuat Sejeong rileks.
Sampai pada acara pemberkatan pernikahan Sejeong dan Daniel selesai.
"Silahkan mempelai pria untuk mencium mempelai wanita, "
Sejeong yang masih terpana dengan Daniel hanya bisa bingung. Gadis yang baru saja menyandang marga Kang itu tak henti- hentinya menatap Daniel yang terlihat tampan dengan kemeja putih, tuxedo dan celana hitam, tak lupa juga dasi kupu- kupunya. Wow, jika saja Sejeong tak bisa menahan diri, salivanya pasti sudah membanjiri tempat ini.
Daniel bergerak membuka penutup wajah Sejeong. Kemudian Daniel sedikit menunduk untuk dapat melihat wajah Sejeong.
Cup...
Bibir Daniel menempel sempurna pada bibir Sejeong, hanya sebentar, karena Sejeong sudah lebih dulu mendorong Daniel pelan. Seketika tepuk tangan riuh dan suara siulan terdengar. Membuat Sejeong yang cengo hanya bisa menunduk malu saat Daniel sudah melepaskan tautannya.
"Daniel tahan dulu sampai nanti malam, " itu adalah suara brengsek Woojin.
"Pengantin baru nafsunya tahan dulu, kita masih harus menghabiskan banyak
makanan, " giliran Yoojung yang bicara.Semua ledekan itu membuat Sejeong mati busuk. Sedangkan Daniel terlihat biasa saja.
Dari kejauhan terlihat seorang pria yang tengah menatap sendu Daniel dan Sejeong, dia adalah Kim Taehyung. Sejak tadi pria itu memilih berdiri di sana, ia belum siap menerima semua ini, tapi bagaimanapun ia tak bisa memaksakan cintanya. pada Sejeong. Taehyung hanya berharap ia bisa melupakan Sejeong secepatnya dan membiarkan hatinya terisi oleh perempuan lain. Taehyung tahu, jika takdir tak bisa dinilai dari siapakah yang lebih dulu bertemu tapi takdir dinilai dari siapakah yang bersama di akhir.
"Ehmmm, "
Lamunan Taehyung buyar saat mendengar suara deheman seseorang. Taehyung menoleh mendapati seorang gadis dengan gaub biru langit tengah menatap dirinya sambil memakan red velvet cake.
Taehyung menaikan alisnya sebelah.
"Kim Doyeon, " gadis itu mengulurkan tangannya dan di sambut balasan oleh Taehyung.
"Kau suka Sejeong ya? " pertanyaan Doyeon tepat sasaran. "Kau tak perlu menjawabnya aku juga sudah tahu, " hardik Doyeon saat tak kunjung mendapat jawaban dari Taehyung.
"Baiklah, memangnya jika aku suka pada Sejeong kenapa? Kau mau mengajakku bersekongkol untuk memisahkan mereka karena kau menyukai Daniel begitu? Maaf aku tidak tertarik, "
"Eitsss, " Doyeon terlalu refleks, ia kaget dengan penuturan Taehyung. "Pemikiranmu itu terlalu jauh dude, aku tak akan pernah segila itu sampai harus merusak kebahagian mereka. Atau jangan- jangan kau yang akan-- " Doyeon membelalakkan matanya.
"Aku memang mencintainya, tapi aku masih punya akal untuk tidak menghancurkan hidupnya. Lagian untuk apa kau
bertanya? ""Baguslah kalau begitu, " Doyeon mengangguk faham. "Tapi aku juga hanya bertanya, memangnya tidak boleh? Lagi pula maaf- maaf saja ya, Daniel bukan tipe ku, "
Taehyung terlihat tak peduli pada Doyeon ia lebih memilih memakan permennya.
Karena tipe pria ku adalah yang punya kepribadian 4D, dan bukan Daniel.
Tbc // F A T E
250618
Byu11ai1i
Sedih karena banyak yg silent readers
![](https://img.wattpad.com/cover/135372136-288-k632656.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Eastern Sky [Completed]
FanfictionMencintainya, seseorang yang datang bersama kisahmu. Seseorang yang terikat dengan bermulainya kehancuranmu. Kau bisa memilih, tetap mencintainya setidaknya kau bahagia, tapi luka masa lalumu itu akan menghalanginya Atau Berhenti mencintainya dan me...