21

215 45 3
                                    

Woojin dan Yoojung terlihat tersenyum kikuk. Terlebih lagi Yoojung, pipinya sudah memerah.

"Maaf, " ucap Yoojung.

Sejeong tersenyum.
"Yoojung, terimakasih kau selalu bersamaku, kau selalu membantuku apapun, sampai- sampai kau lupa jika hari ini adalah hari ulang tahunmu, maaf ya aku mengucapkannya terlambat, aku lupa, aku benar-benar minta maaf, " sesal Sejeong.

"Tidak masalah, aku saja sampai lupa jika hari ini aku ulang tahun, " Yoojung tertawa kecil.

"Selamat ulang tahun. Jangan terlalu serius menghadapi sesuatu, kau sampai lupa jika hari ini adalah ulamg tahunmu. Untukmu!" ucap Woojin untuk yang kedua kalinya sambil menyodorkan sebuah kotak kecil.

"Maaf aku tidak membawa kado, Sejeong memberi tahuku sangat mendadak, "

Senyum tak lepas dari wajah Yoojung, gadis itu sangat terharu. Ulang tahun kali ini memang bukan ulang tahun terbaik, karena ulang tahun terbaiknya adalah ketika dirinya berulang tahun yang ke 13. Tapi Yoojung tetap bahagia.

"Oh ya, sebentar kunyalakan dulu lilinya. Tunggu! "

Dengan cekatan Sejeong menyalakan lilin berbentuk angka 18.

"Selamat Ulang Tahun, Choi Yoo Jung. Tiup lilinnya! Satu dua tiga!"

Yoojung meniup lilinnya dengan semangat, tapi sampai lima kali tiupan api lilinya tetap belum mati. Sebenarnya Sejeong sengaja memberikan lilin yang seperti ini. Tapi biarkan saja, karena belum puas jika belum mengerjai seseorang di hari ulang tahun.

Saking kesalnya, Yoojung memilih mengambil kedua lilin itu dan melemparnya ke tanah, dirinya tak peduli dengan lilin.

"Wah kau ini, " protes Sejeong tak suka.

"Untung sayang, " ucap Woojin sambil mengacak pelan rambut Yoojung, dan lagi-lagi  pandangan romantis itu tak lepas dari kedua pasang mata orang di sampingnya.

"Ehmmm,  " sindir Daniel keras.

"Sudah kita masuk saja! "

"Kau tidak bilang kalau Yoojung ulang tahun? Kalau kau bilang kan aku akan memberikan kado," ucap Daniel sambil mensejajari jalan Sejeong.

"Aku juga lupa, aku baru saja pulang. Aku saja baru ingat beberapa jam yang lalu jika hari ini adalah ulang tahun Yoojung, memangnya kau mau memberikan kado apa? Memang kau tahu apa yang Yoojung suka?"

"Tidak juga, " ucap Daniel menggeleng.

Sejeong, Daniel, Yoojung dan woojin duduk di teras samping rumah. Mereka berniat memakan kue rasa stroberi itu.

"Oh ya Sejeong, apa besok ada acara? " tanya Daniel.

Sejeong diam menerka. "Besok siang aku berangkat ke kampus, kenapa? "

"Ibuku memintaku mengajakmu main ke rumah, kalau kau tak keberatan, aku akan menjemputmu besok setelah jam kampusmu selesai, "

"Ibumu? Wah, kurasa ibumu benar-benar tertarik pada Sejeong, " sahut Yoojung.

Sejeong melotot pada Yoojung.

"Ya, tidak masalah, " jawab Sejeong tanpa ragu.

Woojin hanya menatap Sejeong dan Daniel bergantian. Raganya ada di sini, tapi tidak dengan fikiranya yang entah melayang sampai di mana. Cukup, Woojin tak bisa terus menyembunyikan rahasia ini, mungkin selama ini ia bisa mencegah Sejeong untuk dekat dengan Daniel tanpa terlihat aneh. Tapi ia tak bisa selalu ada di samping Sejeong. Cepat atau lambat sebuah rahasia pasti akan terbongkar.

"Sejeong, aku akan mengajak Yoojung pergi. Aku pinjam sahabatmu ya? " ucap Woojin membuat Yoojung bingung.

"Oh pinjam saja tidak masalah, yang penting jaga dia baik- baik. Awas saja sampai dia lecet, " titah Sejeong.

Woojin dan Yoojung meninggalkan Sejeong dan Daniel sendiri.

"Oh ya di mana Hyunjoon? "

"Hyunjoon tidur, "

"Pantas saja Woojin berani mencium Yoojung, "

SKIP

Sejeong terlihat mengobrol dengan Yoojung di taman dekat tempat parkir kampus. Tawanya lepas tapi tak pernah selepas jiwanya yang terbelenggu dengan masa lalu.

"Kurasa ibunya Daniel menyukaimu deh, " ucap Yoojung menggoda Sejeong

Sejeong tersemu mendengar godaan Yoojung. Tapi ia segera mengelaknya agar.

"Tidak mungkin, yang benar saja, mungkin ibunya Daniel hanya akan berkenalan dengan teman putranya saja, "

"Hanya? Tidak mungkin. Buktinya Nyonya Kang sampai ingin bertemu denganmu, astaga kapan aku bisa bertemu dengan orang tua Woojin? "

Ngomong- ngomong tentang orang tua Woojin. Mereka semua berada di Busan dan Woojin hanya tinggal sendirian di Seoul.

"Mana Daniel sampai jam segini belum datang, mau mati dia? " keluh Yoojung yang mulai tak sabaran.

Karena Sejeong dan Yoojung sudah menunggu kedatangan Daniel yang memang kebetulan tidak berkuliah di tempat yang sama selama lebih dari setengah jam.

"Aku kan sudah bilang padamu, kau bisa pulang lebih dulu, "

"Ah tidak, aku juga masih menunggu Woojin selesai jam kuliahnya, "

Sejeong hanya mengendikan bahu acuh. Pikiranya tak lepas dari sosok Daniel yang baru dikenalnya beberapa minggu yang lalu. Entah kenapa Sejeong merasa bisa membuka hatinya lagi setelah Sungwoo singgah di hatinya dan pergi meninggalkan banyak luka. Semoga aku mencintai orang yang tepat, aku tak ingin terluka untuk kesekian kalinya, karena mungkin aku tak kan bisa menata hati lagi setelah semua ini hancur dan aku tak sanggup lagi jika harus memulainya dari awal

"Sudah lama menunggu? " tanya Daniel yang sudah berdiri di samping Sejeong dengan pakaian casualnya.

"Tidak juga, "

"Ya sudah ayo kita pergi sekarang saja! " ajak Daniel

"Heh, enak saja! Aku sudah menemani gebetanmu, masak kau meninggalkanku sendiri, temani aku sampai Woojin datang! "

"Terserah, " sahut Daniel malas.

Sementara Sejeong dan Yoojung mengobrol, Daniel memilih bermain game di ponselnya, apa lagi jika bukan Mobile Legend, game online yang di gandrungi banyak orang. Bahkan banyak teman Daniel yang putus karena entah yang pria atau yang wanita atau mungkin dua duanya terlalu sibuk dengan gebetan mayanya. Apalagi kalo yang main gamers beneran, yang slogannya No Game No Life nggak tahu lah mereka jadi sesibuk apa. Padahal kalo buat orang awam sloganya pasti No Life No Game.

"Woojin kau lama sekali, " keluh Yoojung saat Woojin baru saja datang.

"Kau tidak tahu saja, Pak Seo itu membuatku penyakitan. Setiap kali masuk kelas, dia selalu membuat jantungku berlari, "

"Ha? " tanya Daniel tak faham.

Tentu saja tak faham, Daniel kan tidak kuliah di sini, karena dia bersekolah di Sungkyungkwan University, jurusan Bussiness. Tapi tunggu, jangankan Daniel, Sejeong dan Yoojung yang satu kampus dengan Woojin saja tidak tahu siapa Pak Seo. Sungguh hanya Tuhan, Woojin dan anak IT saja yang tahu.

"Berhubung Woojin sudah di sini, aku akan pergi bersama Sejeong, " ucap Daniel tak ingin berlama- lama lagi.

"Kau itu tidak sabaran sekali, " ketus Yoojung.

Dalam hitungan detik, Daniel sudah menggenggam tangan Sejeong. Sejeong tak bisa melakukan apapun kecuali mbuka sedikit mulutnya, tercengang dengan sikap tiba-tiba Daniel.

Daniel yang menyadari itu tak merasa canggung sedikitpun, pria itu masih tetap menggenggam tangan Sejeong, bahkan lebih erat seakan takut terlepas.

Aku tak pernah menyukai seseorang sampai sebesar aku mulai mencintaimu seperti sekarang ini.

To be Continue

Vote and Comment

Love In Eastern Sky [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang