31

215 33 1
                                    

BackSong : Western Sky (Sejeong&Yeonjung cover)

Mata Sejeong fokus menatap langit malam, bintang betebaran membuat hawa semakin dingin. Itu kata orang.

Mengingat segalanya yang tak lagi sama, benar- benar menyakitkan. Sejeong pernah berharap bisa bangun dari koma nya dalam keadaan melupakan memorinya selama ini. Layaknya sisten komputer yang di setel ulang, tapi Tuhan tak pernah berkehendak dengan seseorang yang memilih berlari darilada menghadapi masalahnya.

Cairan bening menetes dari pelupuk mata Sejeong, ia rapuh, ia takut, ia tak sanggup, ia lelah dan ingin melupakan segalanya. Dua bulan bukan waktu yang sedikit untuk dilewati dengan penuh tekanan masa lalu. Bagaimana Sejeong bisa melupakan Daniel? Saat itu ia memutuskan hubungan dengan Daniel dalam posisi ia sangat mencintai Daniel. Sejeong benci saat itu, saat dimana ia harus menyampingkan perasaannya.

Tak mungkin Sejeong tetap bersama Daniel dalam posisi ia merasa bersalah atas ibunya. Lebih baik ia pergi dengan penuh luka.

"Kau diam, bukan berarti semuanya selesai, " ucap sebuah suara.

Sejeong tahu siapa pemilik suara itu, Taehyung. Entah apa alasan pria itu sampai berada di tempat yang sama dengannya selama ini.

"Aku tak ingin diam, tapi aku tak bisa bergerak, "

"Kau yang memborgol dirimu sendiri, tak seharusnya kau melakukan itu, "

"Aku ingin menghadapinya, tapi hati kecilku takut untuk mendapatkan jawaban, "

Taehyung diam. Pria itu tahu persisi bagaimana perasaan Sejeong sekarang, berada di dekat gadis itu selama berbulan- bulan sudah membuatnya faham. Dan bukan tidak sengaja ia ada di tempat ini, ia sengaja. Jujur, melupakan orang yang kita cintai tak semudah membalikkan tangan.

Dan Taehyung adalah salah satunya. Ia adalah pejuang move on, yang sampai sekarang belum bisa merealisasikan keinginannya, Taehyung tahu hati Sejeong bukan untuk dirinya, melainkan untuk Daniel yang berada di sebrang benua.

"Kenapa tidak tidur? Besok pagi kau terbang ke Seoul kan? "

Ya, pagi besok Sejeong akan terbang ke Seoul, dia akan kembali lagi ke tempat di mana masa lalunya tinggal. Tempat dimana ibunya berada di sana tanpa ia ketahui keadaannya, tempat dimana hatinya tinggal tanpa ia tahu bagaimana lagi perasaan pria itu, tempat dimana semua luka lamanya lahir tanpa ia tahu dosa besar apa yang ia perbuat sampai segala sesuatunya seburuk itu. Ia tak benci tempat itu, tapi ia hanya benci pada sebagian penggalan kisah masa lalunya yang menyedihkan.

"Baru jam 11, masih ada banyak waktu untuk tidur. Tidur selama 15- 30 menit lebih efektif daripada tidur selama berjam- jam, "

Taehyung tersenyum manis menatap wajah Sejeong yang fokus ke depan. Mereka duduk di sebuah taman penuh bunga kertas, bunga matahari, dan bunga mawar. Tapi bunga- bunga itu tak terlalu kentara di malam seperti ini. Sejeong akan lebih senang menatap bunga itu di pagi atau sore hari. Dimana matanya benar- benar bisa fokus, tanpa menerima cahaya yang berlebihan.

Walau baru dua bulan Sejeong mengenal tempat ini, tapi ita sudah sangat memfavoritkan taman ini. Banyak kenangan bersama ayahnya, ibu dan adik tirinya, beberapa temanya dan tentu saja Taehyung, yang memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya dan cuti bekerja.

Satu hal yang selalu Sejeong ingat saat melihat Taehyung, pria itu pernah memetikkannya bunga mawar hasil nyintung di taman ini, dan karena nggak ngomong sama penunggunya, beberapa duri pernah menusuk tangannya.

Tawa Sejeong tiba- tiba pecah mengingat hal itu, membuat Taehyung menatap gadis aneh di sampingnya.

Tangan Taehyung terulur menyentuh dahi Sejeong. "Setan mana? " ucap Taehyung. "Sarap nih, "

Tiba- tiba saja Sejeong menampol kepala Taehyung lumayan keras, membuat sang empunya mengadah. "Apasih? Kau kenapa? "

"Aku? Aku sedang makan beling," jawab Sejeong asal. Sejeong mungkin terinspirasi budaya Jathilan, Indonesia.

"Nglawak? "

"Hahaha, lucu? "

Entah apa yang mereka berdua fikirkan, sampai candaan crispy kayak gitu bikin mereka ketawa, sampai mules, sampai, kebelet berak.

Setidaknya Sejeong bisa melupakan sedikit bebannya. Sebelum esok.



Washington Airline, mendarat di Bandara Incheon setelah bertolak dari Washington DC. Entah berapa lama waktu yang diperlukan untuk sampai ke Negri Gingseng ini, Sejeong tak menghitungnya.

Hari ini Sejeong, Woosung, Yoolie dan Yerin-- adik tiri Sejeong yang berumur 7 tahun sudah sampai di Korea. Antara senang dan sedih, Sejeong tak bisa mengungkapkannya, ini menyedihkan.

"Kakak, aku ingin pergi ke Jiwaypi (JYP), aku ingin bertemu kakak Nayeon, dia sangat menggemaskan,"

"Kakak- kakak Twice, sedang tour concert ke Jepang, kita tidak bisa bertemu, " ingat Sejeong pada adiknya itu.

Yerin memang seorang Once, Yerin mulai menjadi fans Twice setelah melihat mv TT. Dia bilang, Nayeon terlihat seperti kelinci. Bahkan Yerin pernah meminta Sejeong untuk mengirimi paket wortel untuk Nayeon.

Yerin terlihat kecewa. "Bagaimana jika kita datang SM? Kita bisa melihat EXO? Tapi jangan lupa minta uang pada ayah, untuk membeli light stick baru, hadiah, stiker dan banner. Kurasa terlihat keren, " ucap Sejeong sambil mengusap dagu tanda berfikir.

"Apa aku bisa bertemu Luhan? "

Oh tidak, ini adalah topik sensitif untuk Sejeong. Mengingat bagaimana dirinya menjadi seorang Exo- L dulu. Dia berusaha mengenali semua mber EXO, dan Luhan si rusa adalah pandangan pertamanya. Tapi setelah ia bisa menghapal semua nama, beberapa member hengkang. Unch. Its so hurt, but itu adalah masa lalu.

"Pending dulu membicarakan oppa, nanti lagi! " ucap Nyonya Yoolie yang sudah menggandeng Yerin dan menuntun Sejeong untuk bergerak lebih cepat. Ibu tirinya bahkan lebih menyayanginya.

"Ayah, kita tidak ke hotel? " heran Sejeong saat mobil yang mereka tumpangi memasukki sebuah gang rah lama Sejeong.

"Selama di Seoul, kita akan tinggal di rumah lama, itu akan lebih nyaman, " jawab Tuang Woosung.

Nyaman? Astaga mungkin melihatnya saja dapat membuat mata Sejeong iritasi. Berlebihan.

Sejeong mengangguk faham, tak ada salahnya berdamai dengan masa lalu.

Woosung sengaja akan tinggal di rumah lama, karena Woosung ingin perlahan membuat Sejeong bisa menerima masa lalunya. Ini mungkin menjadi salah satu cara Woosung untuk menebus kesalahannya pada putri sulungnya itu. Selama Sejeong tinggal di Amerika, Tuan Woosung mempekerjakan orang untuk merawat rumah itu
Dan sekarang mereka bisa menempatinya.

'Maafkan ayah, semoga kau bisa memaafkan ayah Sejeong, '

Tbc
Jan lupa Vomment. Mari ramaikan.

Love In Eastern Sky [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang