Rahang Dava mengeras setelah melihat ada sosok panji dihadapannya. Dava tak mengerti apa Maksud dan tujuaan Panji mengajaknya bertemu digudang sekolah, yang jelas Rasanya Dava ingin sekali Meninju Wajah mulus Panji dengan Tangannya sendiri.
Dava semakin benci melihat sosok Panji yang telah membuat hidupnya dilanda Kegelisahan, gelisah karena takut 'Taruhan sialan' itu akan panji Bongkar dihadapanya kekasihnya, Raya.
Dengan tatapan yang Tajam Dava menghampiri Panji, tanggannya pun sudah tergenggam kuat bak petinju yang sudah handal.
"Mau apa lo?" Tanya Dava dengan sangat Ketus
"Gue cuma ingetin 3 hari lagi lo bakalan Tambah umur, dan saat itu juga lo harus menerima kado terindah dari gue. Lo harus bersiap-siap untuk kehilangan belahan jiwa lo hahahahahah" Panji bersorak Ria setelah mengatakam itu, ia tertawa lepas ketika ia melihat Raut wajah Dava yang semakin kesal.
Dava tak kuasa menahan emosinya,ia pun mendekati panji dan langsung menarik kerah baju panji secara paksa. Hingga akhirnya wajah mereka pun kini berdekatan. Terdengar sekali Suara Helaan Nafas Dava yang membara, itu semakin membuat Panji senyum Kemenangan
"JANGAN PERNAH LO BERUSAHA UNTUK MERUSAK HUBUNGAN GUE DENGAN RAYA!"
Panji mendorong tubuh Dava, Hingga Dava tersungkur diatas lantai. Dengan Kasar panji memukul Wajah Dava, hingga membuat sudut Bibir Dava berdarah
"Lo gak tau hah? Gue sukak sama Raya dari Zamannya Raya masih sama Raka. Gue sabar menunggu Raya, sampai akhirnya peristiwa Raka meninggal itu adalah Hal yang paling membahagiakan buat gue. Gue berfikir seengganya Masih ada kesempatan untuk bisa mengambil hatinya Raya." Panji berjalan mengelilingi Dava yang masih merasakan Perih dibibir akibat mendapat Pukulan dari Temannya itu. RALAT! mantan teman.
"Ternyata harapan gue sirna setelah kedatangan Lo disekolah ini! Lo berlaga sok Kaya dan kegantengan, sampai akhirnya Raya kepincut sama lo!" Panji menunjuk wajah Dava, dengan Cepat dava memalingkan Wajahnya dari tatapan Panji
"...tapi gue beruntung! Dengan adanya hubungan lo sama dia sekarang, gue jadi Tau! Kalau Raya termasuk deretan cewek-cewek matre yang gak berguna seperti cewek-cewek yang biasa gue temuin di Club!" Perkataan Panji Sontak membuat Dava terbelalak dan spontan menendang Perut Panji dengan Sangat kencang. Dan kini, Dava bangkit dari posisinya dan langsung menghajar Panji Tanpa Ampun.
Dava tidak bisa mengendalikan Emosinya lagi, hanya satu Keinginannya saat ini. 'Memusnahkan Panji dari hadapannya'. Terlebih lagi Dava menyadari bahwa kali ini hanya Ada ia dan Panji saja yang berada diruangan itu, dan itu sangat mempermudah Dava untuk melakukan keinginannya.
"BANGUN LO BANGSAT!"
"DASAR TAIK!"
"RAYA GAK SERENDAH ITU SETAN! LO BOLEH CACI-MAKI GUE, TAPI JANGAN PERNAH LO JELEK-JELEKIN RAYA DIHADAPAN GUE. KARNA SAMA AJA ITU NAMANYA LO BUNUH DIRI!"
"....LO BERUNTUNG KARNA INI MASIH DILINGKUNGAN SEKOLAH, KALAU BUKAN DISEKOLAH, GUE PASTIIN NYAWA LO UDAH TEROMBANG-AMBING DITENGAH LAUT!"
setelah merasa cuku puas, Dava meninggalkan panji begitu saja. Sementara Panji, lagi-lagi harus menahan sakitnya Bekas pukulan yang diberi Dava untuknya.
***
Raya mencari sosok Dava untuk yang kesekian kalinya,Entah mengapa Dava itu sangat sukak sekali menghilang darinya dan Bahkan senang sekali untuk datang secara tiba-tiba seperti yang ia lakukan saat ini.
Dava menepuk bahu Raya secara pelan, Raya pun langsung menoleh kearahnya. Namun, dengan Cepat Dava menarik tangan Raya Sampai keluar dari kelasnya itu.