keputusan Dava🍃

433 14 0
                                    

Author pov

Setelah satu minggu berlalu, akhirnya tibalah kenaikan kelas dan pengambilan rapor dari masing-masing siswa. Begitupun dengan Raya, ia resmi menjadi siswi kelas 12 akuntansi.

Kali ini Raya mengambil Rapor ditemani dengan Jenny mamanya. Ini sudah menjadi rutinitas Raya ketika pengambilan Rapor yang selalu ditemani dengan orang tuanya. Bukan masalah manja, baginya interaksi orang tua murid dengan guru itu sangat penting. Lagi pula ini dilakukan hanya setiap satu tahun sekali.

Setelah Jenny mengambil Rapor anaknya itu, mereka berdua berpapasan dengan keluarga Salman. Ya, orang tua Dari Dava Edwin Prasetya. Nampaknya Dava pun ditemani dengan kedua orang tuanya. Ketika bertemu pun mereka saling bertegur sapa, meskipun Raya dan Dava menunjukan sikap dinginnya masing-masing.

"Hai jeng" Sapa Jenny pada orang tua dava

"Jeng jenny ya? Senang bertemu dengan anda." Ucapnya dengan nada santai

"Gimana nilai Dava?" Tanya jenny pada Orang tua Dava

"Alhamdulillah membaik jeng, beda jauh sama nilai kelas 10 nya. Mungkin ini berkat Raya juga." Ucap mama Dava pada Jenny

"Syukur kalau begitu." Jenny pun menebar senyumannya. Namun ia merasa ada yang berbeda dari sikap Raya pada Dava, akhirnya jenny pun memutuskan untuk mengakhiri obrolan singkatnya itu "kalau begitu saya duluan ya jeng."

***

Dava dan Geo sedang mengobrol serius disuatu Kafe. Nampaknya Dava membuat keputusan yang sulit dimengerti oleh Geo. Entah alasannya apa Namun Dava merasa sudah sangat matang dengan keputusannya itu.

"Lo serius?" Tanya Geo dengan tegas pada Dava "yakin gak akan nyesel?" Tanyanya sekali lagi untuk benar-benar memastikan

"Iya." Hanya jawaban singkat yang diucap oleh dava

"Gak asik lo sumpah."

"Gue harus gimana? Gue sendiri bingung. Gue tau Raya gak akan bahagia sama gue, dipaksakan juga percuma. Bakalan sakit nantinya. Gue ikhlas Raya sama Randy gue ikhlas. Gue gak akan Ancam Randy lagi ataupun berbuat yang neko-neko gue janji. Gue cuma minta dukungan lo untuk selalu suport gue ya ge, dimana pun gue berada tolong doa'in gue yang terbaik."

"Kalau lo pindah sekolah Ke Bandung gue nanti sama siapa? Udah gitu abis lulus bukannya balik kesini malah mau kuliah dijerman. Najis bangat punya temen kayak gitu cih.."

Dava merangkul bahu Geo dan meyakinkan bahwa ini sudah menjadi keputusan terbaiknya

"Lo sahabat terbaik gue ge, semoga aja kepulangan gue nanti dari jerman gue langsung gandeng istri. Haha"

"Alahh gak yakin gue lo nikah sama bule, selera lo aja orang indonesia."

"Iya justru itu gue mau ganti selera aja kalau nyatanya bule lebih setia haha."

"Najis gak berkomitmen banget hidup lo bro."

Mereka menghabiskan waktu bersama. Karna beberapa jam lagi, Dava akan langsung pergi kebandung dan menetap disana selama satu tahun untuk meneruskan sekolah menengah kejuruannya.

Keputusan ini sudah difikirkan matang-matang oleh dava. Ia tahu betul berada jauh dari Raya itu bukan suatu hal yang mudah. Namun, semuanya apa boleh buat? Mungkin ini yang terbaik untuknya.

***

Raya berjalan menyusuri koridor sekolah, ia mencari sosok kedua sahabatnya itu. Siapa lagi kalau bukan Alya dan anggi.

Mereka pun bertemu dikelas, suasana kelas saat itu sangat Rusuh sekali. Jadi mereka memutuskan untuk mengobrol dihalaman sekolah sembari melihat murid yang lainnya bermain Voli

PELANGI SETELAH HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang