Sunrice dipagi ini sangat menakjubkan, Raya segera bangun dari tidurnya dan berlarian kecil sembari mengeluarkan keringat yang ada didalam tubuhnya. Raya sangat menikmati Olahraganya dipagi ini,karna pemandangan Pantai yang tidak biasa.
Dava manghampirinya dan membawa sebotol air mineral, dava duduk disamping Raya dengan memasang wajah yang sedikit masam. Sepertinya Dava masih kecewa dengan pengakuan Raya tadi malam kalau Raya hanya menganggapnya sebagai Teman dan tidak lebih. Namun, apa boleh buat Dava memang kecewa tetapi ia tidak bisa berada jauh dari Raya,kemana pun Raya pergi Dava ingin selalu ada disampingnya.
Kini keadaan Hening, Raya yang menyadari sikap Dava yang seperti itu pun tidak bisa berkata apa-apa, karna Raya tidak mengerti apa kesalahannya sampai-sampai Dava menjadi Cuek dipagi ini, padahal Cuaca saat ini sedang Cerah.
"Diminum!" Perintah Dava Kepada Raya setelah memberikan Botol air mineral itu kepada Raya.
"Kamu kenapa? Aku salah? Kenapa si kalau kamu marah sama aku,kamu gak pernah berterus terang. Kamu bisanya cuma jutekin aku, aku bingung deh sama kamu Dav."
"Aku kecewa!"
"Kenapa?kamu kecewa sama aku karna hal apa? Aku gak akan tau kalau kamu gak bilang."
"Pengakuan kamu tadi malam,yang kamu bilang kamu sayang sama aku,sama halnya kamu sayang keteman-teman kamu yang lain."
Uhuk...uhukk..
"Salah aku dimananya coba?"Raya masih belum paham apa maksud perkataan dava. Kini dava bangkit dari duduknya dan selangkah Lebih maju dari Raya.
"Aku berharap lebih ra,bukan hanya sekedar teman."
"Maaf aku belum bisa!" Kini Raya beranjak Dari Duduknya dan pergi meninggalkan Dava. Ia tak mengerti mengapa Dava Bisa secepat itu mengatakan sesuatu yang belum waktunya untuk diungkapkan.
Dengan Cepat Raya melangkahkan Kakinya untuk segera sampai dipenginapan.disana Alya dan anggi terkejut melihat Raya, Masalahnya baru saja mereka berdua ingin menyusul Raya, Raya sudah kembali lagi ke penginapan.
Raya tidak banyak berbicara, ia langsung membuka Tasnya dan merapikan Barang-barangnya. Kedua sahabatnya yang melihat hal itu pun merasa kebingungan dengan Sikap Raya.
"Gak gue gak boleh jadi orang jahat!"
"Gue gak boleh nyakitin perasaan orang yang udah ngorbanin nyawanya demi gue."
"Gue gak boleh khianatin Raka!"
Raya sedari tadi berkata sendirian sembari merapikan Baju-bajunya untuk dimasukan kedalam tas. Kedua sahabatnya pun mendekat dan menanyakan keadaan Raya yang seketika berubah.
Raya kembali meneteskan air matanya, Entah mengapa Pagi ini dadanya terasa sangat Sakit dan seperti ada yang menusuk tepat dibagian Hatinya.
"Ra lo gak apa-apa?" Alya bertanya kepada Raya, Raya tidak menjawabnya ia hanya bisa menangis sejadi-jadinya didalam pelukan Alya.
"Aduh lo kenapa lagi?" Kini anggi pun ikut panik melihat keadaan Raya yang seperti ini
"Gu-ue guee... saa-saayang sama Dava Al,nggi. Gue tau gue salah!" Raya semakin mempererat pelukannya. Membuat kedua Sahabatnya itu kini mengerti apa yang Raya rasakan saat ini.
"Terus kenapa? Apa yang bikin lo nangis? Dan apa yang buat lo ngerasa kalau lo itu orang jahat?" Anggi bertanya sembari mengusap-usap pucuk kepala Raya.
"Gue udah ngekhianatin Cintanya Raka hikss..hikss.. gue gak boleh jatuh Cinta selain Sama Raka. Tolong sadarin gue saat ini juga!"
"Hey,lo nggak salah! Ini tandanya Raka udah ikhlas,dan tuhan udah kirim Pengganti Sosok Raka dihati lo! Lo harusnya bahagia bukan malah sedih." Alya memegang kedua pipi Raya dengan telapak Tangannya "Kan lo sendiri yang bilang ke Dava kalau Cinta itu Dinamis! Lo sendiri yang bilang, lo emang Cinta sama Raka tapi lo gak bisa milikinya. Lo sendiri kan yang bilang itu semua ke Dava?" Tangis Raya berhenti setelah Alya mengatakan itu kepadanya.