Pagi ini, sesuai dengan janjinya Raka akan menjemput Raya untuk mengajaknya mengajar anak-anak jalanan yang sudah lama dilakoninya. Tanpa dibayar sepeser pun Raka sangat menyukai kegiatannya ini, tak jarang ia juga mengajak temannya yang lain untuk ikut menyumbang dan Mendukung adanya Sekolah Rakyat itu
Raya menuruni anak tangga dengan semangat, ia sudah tidak sabar untuk menemani kegiatan Raka dihari ini. Pastinya sangat seru bukan, menemai seseorang yang kita sukai? Ah, kalau anak Zaman know bilang sih itu Rezeki anak sholehah namanya
Raya menghampiri Jenny yang berada diruang makan,
"Ma, Aya mau pergi nih. Boleh kan?" Tanya Raya sembari mengunyah Roti yang ada ditangannya
"Kemana? Udah mulai ganjen ya anak mamah." Jenny menunjuk mata Raya "itu kenapa matanya diitem-itemin? Genit banget sih perawan mamah,"
Raya Memegang bagian matanya "Ih mama, diitem-itemin gimana maksudnya? Omaygat ini eyeliner ma. Mama kudet nih,"
"Pasti mau pergi sama cowok ya? Ayoo ngaku,"
"Hehe, ya sekali-kali napa ma," Ucapnya sembari tersenyum kuda
"Izin sama Papah," Titah jenny pada Raya
Ia pun mendengus dan mulai merayu Jenny "Yahh, mama gitu banget sih. Aya gak bisa ngomongnya, Aya takut."
Tiba-tiba suara langkah kaki seorang terdengar dari arah Tangga "Telinga papah panas nih, kayak ada yang ngomongin," Ucap Derry sambil memegangi telinganya
"Iya tadi Aya ngomongin papah, katanya mau minta izin." Jenny berkata jujur
"Mau kemana, itu pake dandan segala. Kalau hujan turun muka kamu yang ada langsung amburadul,"
"Ih papa mah, udah cantik gini juga. Bilang cantik kek, ini malah kayak gitu," Raya mengerucutkan Bibirnya
Ditengah-tengah perbincangan Raya dengan kedua Orang tuanya. Terdengar suara bel berbunyi, dengan Cepat Raya pun berlari ke Arah pintu untuk membukanya
"Hai, on time ya," sapa Raya dengan senyum sumringah
"Sori, bukan Type Cowok Ngaret," Raka tertawa kecil dan itu yang membuat Raya semakin meleleh. Senyumnya, matanya, suaranya. Arghh, Raya sangat menyukai apa yang ada di diri Raka
"Izin ke papa ya," Pinta Raya pada Raka
Raka menggelengkan kepalanya "nggak mau ah,"
"Ih kalau bukan lo yang izin nanti gak dikasih keluar gue nya," Raya mengerucutkan bibirnya
Tanpa basa-basi, Raka pun meninggalkan Raya untuk menemui kedua orang tua nya. Hal itu membuat Raya menjadi senang dan hampir tidak ke kontrol, Raya berjoget-joget kecil sambil Meninju tangannya ke Udara
Seketika Tingkahnya itu terhenti Karna tiba-tiba saja Raka menengok ke Arahnya kembali "Ra, lo ngapain?"
"Ah, tadi gue lagi, hmm, apa ya.." Raya Gugup dan tidak berani menatap Raka karna malu
"Orang tua lo dimana? Biar gue yang izin," Ujarnya lagi
"Diruang makan," Spontan Raya langsung mengajak Raka untuk bertemu Orangtuanya. Ia tidak mau kalau Raka membahas Tingkahnya yang tidak jelas dengan berlama-lama
"Pagi Om, tante," sapa Raka pada orang tua Raya, yang disambut hangat keduanya
"Pagi," derry mengembangkan senyumnya
"Mau ajak Raya nya main ya?" Tanya Jenny sembari merapikan piring kotor
Raka mengangguk "iya tante,"
"Tante si boleh-boleh aja, gak tau kalau papahnya," Jenny melirik ke Arah Derry
"Om izinin kok, asal pulangnya jangan sore-sore ya," pesan derry yang disampaikan untuk Raka
"Siap om, kalau begitu saya dan raya pergi dulu," Raka menyalami kedua tangan orang tua Raya dengan sopan
"Hati-hati,"
***
Kini mereka sudah sampai ditempat tujuan, Disana sudah banyak anak-anak yang menunggu kedatangan Raka.
Raka pun tak lupa memperkenalkan Raya kepada anak didik nya. Walaupun awal nya Raya merasa Asing dan Canggung tetapi, lama-lama Raya menikmati kegiatan baru nya itu."Adek-Adek, kakak mau kenalin teman baru kakak. Namanya kak Raya," Ucap Raka yang sedang memperkenalkan Raya dihadapan anak didiknya
"Hai! Senang bisa ketemu kalian," Sapa Raya
"Hai juga kakak..."serempak anak-anak menyapanya kembali
"Nanti kalau ada pelajaran yang kalian gak ngerti, kalian bisa tanya ke kak Raya. Tapi ingat! Harus sopan dan gak boleh nakal," pesan Raka yang langsung diangguki
Proses pembelajaran pun dimulai. Mengajar anak kecil adalah sesuatu yang tak pernah terfikirkan oleh Raya, mengingat sifat manjanya yang masih seperti anak-anak. Namun, ditempat ini Raya mendapat pelajaran untuk menjadi lebih dewasa. Belajar untuk sabar dan Ikhlas dalam melakukan hal baik apapun itu.
Sesekali mata Raya melirik ke Arah Raka, senyuman pun mengembang disudut bibirnya. Raya senang bisa kenal dekat dengan Raka, sebelumnya tidak pernah ada laki-laki yang mengajaknya untuk ikut kegiatan sosial. Kalaupun ada yang mengajak Raya jalan, Ya, paling tidak jauh-jauh dari mall, taman, ataupun tempat rekreasi lainnya. Yang menurut Raya itu sudah biasa atau mainstrem
"Gimana Rasanya? Seru gak?" Tanya Raka sambil memberi minuman untuk Raya
Raya mengangguk dan tersenyum "seru sih. Ya, walaupun awalnya sedikit agak canggung. Tapi nanti juga akan terbiasa,"
"Gak kapok kan jalan sama gue?"
"Jalan? Ini yang lo maksud jalan?" Raya tertawa kecil "ini sih bukan jalan tapi belajar jadi guru, hehe."
Raka memandang Raya dengan tatapan serius "nanti mau jalan kemana?"
"Maksudnya?
"Ya lo mau gue ajak kemana, selain gue ajak kesini," Ujar Raka sambil mengunyah permen karetnya
"Lo baper?"
Kini giliran Raka yang tertawa "Nggak, ini penawaran,"
Ke hati lo boleh? . Batin Raya berucap
"Terserah lo, gue ikut aja," Raya tersenyum dan mulai meneguk minumannya. Melihat tawa Raka yang begitu manis, jantung Raya berdetak lebih kencang. Semakin dekat jarak keduanya,semakin tidak karuan juga perasaan Raya saat ini
🍃🍃🍃
Revisi
Harap sabar ya teman-teman.
Oke kita mulai semuanya dari awal😅 eaaaaSalam
@irathahira_