"Aku bisa jelasin ra..." tubuh Dava bergetar ia belum siap untuk kehilangan Raya secepat ini
"Apa yang mau kamu jelasin ke aku? Semuanya udah jelas. Yang kamu bilang sayang ke aku semuanya atas dasar karna kamu ingin mendapatkan apa yang kamu mau. Sekarang kamu udah dapetin kan? Aku gak pernah nyangka kamu sejahat ini Dav. Aku mau hubungan kita selesai detik ini juga.." Raya menangis terisak-isak. Sungguh malam ini malam yang sangat menyakitkan untuknya.
"Ra aku akui rekaman itu emang benar adanya. Tapi demi tuhan aku sayang kamu... aku gak pernah main-main kalo soal perasaan. Saat itu aku cuma terobsesi dengan kata-kata panji.." Dava Berkata jujur
"Jangan pernah menyalahi orang lain dalam kesalahan yang kamu buat dav, aku gak nyesel pernah berhubungan sama kamu. Tapi aku juga gak bisa ngelanjutin hubungan yang awalnya didasari dengan Kebohongan..
"Ra.. please jangan ngomong gitu.."lirih Dava ketika Raya mulai membalikan tubuhnya dan bergegas pergi meninggalkannya begitu saja.
Ketika Dava ingin menahan Raya, dengan Cepat Adit melarangnya. Adit langsung menarik Kerah baju Dava secara paksa
"dasar cowok gak tau diri! Bisa-bisanya lo nangisin adek gue nyet! Lo sama-samain adek gue dengan motor, lo fikir adek gue semurah itu hah? Jangan pernah lo deketin adek gue lagi! Selangkah aja lo berani mendekat, nyawa lo bakal terancam!" Adit melepaskan Genggamannya dan meninggalkan dava begitu saja. Dava menjambak rambutnya frustasi ia tak mengerti mengapa semuanya terjadi sekacau ini.
Tanpa sadar, sedari Tadi tamu undangan yang datang memperhatikan Kejadian memalukan itu membicarakan Dava dan Raya, alhasil Dava langsung mengusir mereka.
"NGAPAIN LO SEMUA MASIH DISINI? BUBAR!"
***
Raya menaiki anak tangga dengan Tergesa-gesa, Air matanya terbuang sia-sia. Apa yang dilakukan Dava padanya, sangat menyakitkan hati.
Apa ini yang disebut Cinta? Bagiku ini terlalu menyakitkan.
Raya langsung merebahkan tubuhnya diatas Ranjang, ia menatap langit-langit kamarnya sembari menangis. Ia tak kuasa menahan bendungan air matanya. Raya membiarkan Cairan bening itu mengalir Dengan deras, ia butuh ketenangan saat ini.
Siapa yang bisa membantunya saat ini? Mungkin hanya Ketenangan dan kesunyian malam yang akan menghiasi malamnya sampai Esok berganti hari.
***
Kedua sahabat Raya bingung dan sangat panik, mereka langsung menghampiri adit untuk ikut bersamanya kerumah. Kedua sahabatnya itu ingin memastikan bahwa Raya dalam keadaan baik-baik saja, dalam artian fisik bukan hati. Kalau dilihat dari Hati, sudah pasti hatinya itu sedang hancur dan jatuh berkeping-keping.
"Eh adit, kita berdua ikut kerumah lo ya?" Perkataan Alya langsung diangguki oleh Adit. Mereka bertiga Berdo'a semoga Raya tidak melalukan hal-hal yang diluar kepala.
Mereka juga tidak henti-hentinya mengirimi Raya pesan dan juga Menelfonya Berkali-kali. Namun,tetap saja tidak ada balasan apapun dari Raya.
"Ya Allah, lindungi Raya jangan sampai Raya berbuat nekat!" Anggi berdo'a pada tuhan agar sahabatnya itu masih dalam keadaan Normal.
"Ehh lo mah gitu ngomongnya bikin panik, adek gue gak akan nekat kok, palingan sekarang dia lagi nangis kejer!" Ucap Adit yang tak kalah khawatirnya dengan Anggi
"Asal jangan sampai nangis darah aja, semoga semoga semoga!" Alya berharap hanya Cairan bening saja yang keluar dari kelopak jangan Sampai Darah segar ikut menetes lewat matanya itu
***
"RAYA INI KITA BUKAIN PINTUNYA DONG!" ucap anggi dengan Suara Oktav nya. Ia menggedor-gedor pintu kamar Raya