----Happy Reading----
"Ini yang dibilang sayang? Ini yang dibilang mau balik lagi ke gue? Bulshit!" Raya meluapkan Amarahnya ketika ia melihat Foto Dava bersama Iren
"Sabar ra sabar, namanya juga cowok. Liat yang bening dikit pasti belok!" Ucap Anggi yang berusaha menenangkan fikiran Raya
"Tapi gue sakit hati nggi, apa coba maksud isi suratnya kemarin? Seakan-akan tuh dia kasih harapan buat gue dan bodohnya gue, gue percaya gitu aja!"
"Tapi gue malah ngerasa kalau Dava tuh beneran sayang bangat sama lo ra." Perkataan Alya membuat Raya dan Anggi melototkan matanya seketika
"Hah? lo bilang apa al? Sayang? Oh my god! Mata lo kotok apa gimana? Ini foto buktinya udah jelas banget Al, kalau sekarang tuh dia udah punya pengganti gue. Dan semua Kata-kata yang dia rangkai untuk gue, Isinya Bulshit semua Al Bulshit!" Emosi Raya semakin menjadi-jadi kalau saja Raya sedang membintangi Iklan pasti ditelinga Raya sudah keluar Asap dan api "Pokoknya gue udah gak mau ngebahas apapun yang berbau dengan dava."
"Iya ra iya, Sorry." Ucap Alya yang merasa bersalah
"Nyesel gue ngebela mati-matian kalkulator pemberiannya dia sampai -sampai gue diskors kayak gini. Udah rugi tenaga, rugi waktu pula gue." Raya berdecak kesal sembari membanting tubuhnya duduk diatas sofa. Ya, saat ini mereka bertiga sedang berkumpul dirumah Raya untuk Sekedar menghibur Raya. Kedua sahabatnya itu tahu, pasti Raya sedang Galau karna melihat postingan wanita lain ketika sedang bersama Dava. Ditambah lagi karna hukuman yang diberikan guru BP kepadanya yang mengharuskan Raya beristirahat dirumah selama 2 hari.
"Awas aja ya si Dava kalau masih berani ngirim surat ke gue. Gak akan gue Baca!!"
Beberapa menit kemudian Bel rumah Raya berbunyi, ia pun langsung membuka pintu rumahnya dan melihat siapa tamu yang datang.
Ketika ia membuka pintunya lebar-lebar, ternyata ia melihat seorang petugas pengirim barang datang dengan membawa paket barang. Raya berfikir mungkin saja Mamanya atau bang Adit yang telah memesan Paket ini.
"Dengan mbak Raya Renata?"
"Iya mas saya sendiri."
"Iya ini paketnya sudah sampai silakan ditanda tangan." Petugas itu memberikan secarik kertas untuk meminta tanda tangan Raya
Setelah itu Raya kembali masuk kedalam Rumahnya dan langsung membuka paket tersebut.
"Dari siapa ra?" Tanya Alya pada Raya
"Gak tau, gue nggak ngerasa beli barang Online deh." Jawab Raya yang merasa kebingungan
"Udah sinih biar gue aja deh yang buka." Sedak Anggi yang langsung mengambil paket Itu dan membukanya secara paksa. Dan ternyata isinya adalah...
Sebuah Helm Panda yang lucu dan dikemas dengan Sangat Rapih. Raya tahu betul helm itu milik siapa, Helm yang biasa ia pakai saat Dava memboncengnya dengan motor Vesva berwarna Pink miliknya.
Raya kembali meneteskan air mata, bisa-bisanya Dava menggagalkan Rencana Raya untuk bisa Move-on darinya.
Raya juga membuka isi surat yang terdapat didalam Helm tersebut.
"Gue minta maaf, karna pada kenyataannya saat ini gue gak sendiri lagi. Ada hati seseorang yang harus gue jaga, bukan karna sebuah perasaan. Gue hanya Menjalankan tugas gue sebagai manusia untuk saling membantu sesama.
Mungkin lo masih belum paham, tapi setelah kepulangan gue nanti. Gue akan menjelaskan semuanya secara detail...
Lo harus tau, sekali Gue bilang Cinta ke seseorang, sampai kapanpun juga perasaan itu gak akan pernah berubah.
Lo jangan pernah fikirin status gue yang sekarang, tapi satu yang harus lo ingat.
'Lo Cinta pertama dan terakhir gue' meskipun endingnya kita gak berjodoh, percayalah...
Cuma lo yang gue mau untuk dijadikan sebagai Ibu dari anak-anak gue nantinya..
Dan gue gak akan Rela kalau helm ini dipakai sama wanita lain, jadi gue berfikir helm ini akan tetap aman kalau dipegang sama lo, mungkin menurut lo ini hal spele tapi menurut gue, apapun yang berhubungan sama lo. Itu sangat penting buat gue..From : Mantan lo
To : mantan gueLembang Bandung, jawabarat 11/02/18 "
Raya tidak bisa membendung air matanya, coretan tinta berwarna hitam itu berhasil membuat Raya berderai air mata.
Cinta? Kesetiaan? Tidak akan ada artinya jika tidak diuji dengan Cobaan.
Cinta akan selalu ada jika kenyamanan ikut menyertai. Jika Jarak yang menjadi pemisah, Biarlah kepercayaan yang menjadi pengikatnya.Sepertinya Raya Lupa dengan perkataan terakhirnya kalau ia tidak akan membuka ataupun membaca surat dari dava. Nyatanya, isi surat itu mampuh meluluhkan isi hatinya bahwa Dava benar-benar mencintainya
Kalau emang gue itu penting buat lo, kenapa lo nyerah dan pergi gitu aja. Disaat keadaan bersorak ria menyaksikan kepergiaan lo. Batin Raya
"Ra lo gak papa?" Tanya anggi yang mendekat kearah Raya
"Kalau gue penting buat dia, kenapa dia harus pergi hiks..hikss" ucap Raya sembari diiringi dengan tangisnya
"Gue yakin Dava pasti menyiapkan sesuatu buat lo, seharusnya lo seneng bukan malah sedih kayak gini." Alya mengusap punggung tangan Raya
"Gue sedih, karna gue sama sekali gak berusaha untuk menahan Dava waktu dia bener-bener mau ninggalin gue." Jelas Raya yang membuat Tangisnya semakin pecah
****
Ditempat yang berbeda, Saat ini Dava sedang menunggu kedatangan arga dirooftop sekolah. Ia ingin mengatakan kepada Arga untuk berhenti mengganggu dan mencampuri segala urusan Iren.
Iren berdo'a didalam hatinya, semoga tidak nasib buruk yang menimpa hidup Dava.
Setelah menunggu beberapa Menit, akhirnya Arga Datang memenuhi panggilan Dava. terlihat dari arah yang berlawanan Arga tersenyum licik ketika menatap wajah Dava.
"Lo punya nyawa berapa sampai-sampai lo berani nyuruh gue kesini?"tanya Arga dengan tatapan sinisnya. Wajah Arga terlihat begitu menyeramkan, terlihat sekali ketidak sukaan Arga terhadap Dava. Bahkan Arga terlihat mengepalkan kedua tanganya dan bersiap-siap untuk meninju wajah mulus Dava
Namun, sepertinya Arga kalah cepat dengan Dava. Dengan Penuh Rasa Kesal Dava berhasil meninju wajah arga sampai sudut bibirnya itu mengeluarkan darah "gue minta lo jauhin Iren sekarang juga." Arga jatuh tersungkur sembari melihat Darah yang berhasil keluar dari sudut bibirnya itu menggunakan jarinya. Emosi Arga memuncak, ia bangkit dan langsung menarik kerah baju Dava dan mendorong tubuh Dava, lalu memukuli Dava dengan Tangan kekarnya.
"Bangsat lo! Lo cuma orang baru disini!" Ucap Arga sembari terus menghajar Dava. Dava tidak tinggal diam, ia menendang perut Arga dan balik menghajarnya. Dava tidak bisa menahan emosinya, ia terus menghajar Arga sampai Arga terlihat lemah dan tidak berdaya. Wajah Arga Dipenuhi dengan luka Lebam akibat Pukulan yang dilayangkan Dava.
Iren tidak sanggup melihat perkelahian ini, Iren sudah berteriak kepada Dava untuk menghentikan Aksinya. Namun, Dava sama sekali tidak menghiraukannya. Iren menangis dan memohon kepada Dava untuk berhenti melakukan Perbuatannya itu. Dava yang melihat Iren menangis akhirnya melepaskan Arga dan berkata "JAUHI IREN,DAN JANGAN MUNCUL LAGI DIHADAPANNYA. KARNA SEKARANG IREN MILIK GUE!" Arga yang sudah tidak kuat melawan Dava akhirnya menyerah. Ia pun mengangguki perintah Dava dan segera pergi dari Rooftop itu.
Setelah itu dava langsung menghampiri Iren dan mendekap Iren kedalam pelukannya. "Aku takut Dav, aku gak biasa lihat kamu kayak gitu." Iren menangis didada bidang Dava "jangan kayak gitu lagi, Cukup kali ini aja aku liat kamu kayak gitu." Ucap Iren sekali lagi, dava pun mengusap pucuk kepala Iren dan berusaha untuk menenangkan Iren yang masih menangis dalam didalam pelukannya "Cuma itu yang bisa gue lakuin, gue gak mau lo diganggu sama dia lagi. Gue janji ini yang terakhir, hapus air mata lo. Gue gak mau lo nangis." Dava melepas pelukannya, dan menghapus air mata Iren. Iren pun terseyum dan kembali memeluk Dava.
"Aku sayang kamu..."
🍃🍃🍃
Nahloh🙈
Gimana tuh jadinya? 😂