Kini tiba saatnya keberangkatan Dava dan juga Raya, sudah dari jauh-jauh hari mereka mempersiapkan barang bawaannya dan juga mentalnya sendiri.
Berada jauh dari Orang tua bukanlah hal yang mudah bagi Raya. Raya yang terbiasa bersikap Manja pada Orang tuanya, kini harus bisa Hidup mandiri di Negeri Orang.
Raya dan Dava pamit pada kedua Orang tuanya.
"Ma, pa. Terimakasih suda menjadi Orang tua yang baik untuk aku. Terimakasih atas dukungan mama dan papa sehingga aku bisa kuliah ditempat yang aku inginkan. Do'a kan aku ya ma,pa supaya aku bisa membanggakan kalian dan Sukses bersama Dava disana." Raya mencium kedua tangan Orang tuanya. Jenny pun tidak bisa menahan Rasa harunya sehingg air mata pun ikut menetes
"Mamah selalu dukung kamu sayang, kamu jaga diri ya disana, kalau ada waktu Mamah sama Papah pasti akan jenguk kamu kesana." Jenny mengusap pipi anaknya dengan penuh kasih sayang
"Papah do'a kan semoga kamu jadi anak yang sukses ya bontotnya papah." (Bontot : anak paling terakhir) derry mengatakan itu sembari menepuk bahu Raya secara pelan
"De, walaupun lo manja, sukak bikin Onar, Rusuh, kalau apa-apa maunya langsung diturutin ya pokoknya lo nyebelin deh. Tapi gue tetep sayang sama lo de. Jangan lupain Indonesia lo de, apalagi lupa sama keluarga. Dan yang terpenting jangan lupa balik." Adit memeluk adiknya itu sambil menangis, bagaimana pun juga Adit sangat menyayangi Raya. Ini hal terberatnya ketika harus berada jauh dari Adiknya dengan waktu yang cukup lama
Setelah Raya Berpamitan, Dava pun melakukan hal yang sama juga.
"Anak papah pasti Bisa!!!!" Ucap Salman yang langsung memeluk Anaknya,Dava pun tidak bisa berkata apa-apa lagi. Perasaannya kini bercampur aduk antara senang dan sedih. Senang bisa berkuliah bersama Raya dan sedih ketika harus berada jauh dari kedua orang tuanya.
Tidak lupa Dava juga memeluk mamahnya. Tiba-tiba Alea datang dengan suaminya
"Hampir aja telat." Ucap Alea sembari mengatur nafasnya
"LO!" Dava terkejut ketika melihat Alea
"Iya gue kenapa?" Jawab Alea seperti manusia yang tidak berdosa "Oh jangan-jangan Om salman belum Cerita ya kalau gue bakal ikut sama kalian. Eh dava lo fikir orang tua lo bakalan ngizinin gitu lo berduaan sama Raya? Haha ya nggak lah. Gue dan suami tercinta bakalan Ikut sama kalian berdua. Secara kalian ini kan masih ABG Labil ya, takutnya kalian khilaf haduh bisa gawat, jadi dengan senang hati gue menerima Tawaran dari Om salman untuk memantau kalian berdua."
"Pah, masa iya dia yang jaga aku disana." Rengek Dava pada Salman
"Kalian ini memang harus diawasi, maaf bukannya papah gak percaya sama kalian. Setiap Orang kan pastinya bisa khilaf juga, apalagi kalian ini kan lawan jenis." Salman menegaskan pada Dava
"Ya tapi jangan dia juga kali pah"
"Sudah nak Dava tidak apa-apa, om juga setuju dengan keputusan papah kamu. Kalian berdua memang harus ada yang memantau. Kalau adit tidak bisa karna kuliahnya sudah terlanjur disini." Derry ikut dalam pembicaraan
"Tuh dengerin!" Alea menjulurkan Lidahnya pada Dava
"Dasar pengganggu!" Ucap Dava malas pada Alea, sementara yang lain hanya bisa tertawa melihat tingkah laku keduanya
****
Setelah hampir 18 jam mereka berada didalam pesawat, akhirnya mereka sampai ditempat Tujuan.
Raya merasa sangat senang karna ia bisa sampai ditempat ini dengan selamat. Raya membangunkan Dava yang sedang tertidur pulas
"Dava, bangun! kita udah sampai." Raya membangunkan Dava sembari menepuk pipi Dava secara lembut
"Kamu salah ra, kayak gini nih!" Alea menarik hidung Dava sampai merah, lalu Dava pun terbangun "tuh kan bangun Ra, hahaha"
"Lo apa-apaan si Alea!" Ucap Dava kesal kepada Alea
"Bangun Lo Kudanil!"
"Arghh..." dava meringis kesakitan sembari memegangi kepalanya
"Kamu kenapa Dav?" Tanya Raya pada Dava
"Gini nih kalau dibanguninnya ngagetin, kepala aku jadi pusing."
"Maaf ya dava gara-gara aku."
"Nggak kok sayang, yauda ayok kita turun aku udah capek banget mau istirahat dihotel." Dava menggandeng Tangan Raya dan mengajaknya turun dari pesawat
Ketika mereka berdua sedang asyik bergandeng tangan, Alea menengahi keduanya
"Pala lo pusing?" Tanya Alea pada Dava tanpa ada jawaban "suamikuuuuuu.... tolong kamu jagain Dava takutnya dia pingsan atau kenapa-kenapa." Lagi-lagi Dava dibuat kesal oleh Alea, dia selalu saja mengacaukan sweet moment-nya bersama Raya
***
Sesampainya Dihotel dava langsung masuk kekamarnya untuk beristirahat. Sebelum ia memutuskan untuk tidur ia sempat menemui Raya terlebih Dahulu
Dava menghampiri Raya yang sedang merapikan barang bawaannya
"Ra.." panggil Dava lembut
"Apa Dav?" Tiba-tiba Dava langsung mengecup Kening Raya. Raya pun diam seribu bahasa. Namun, bibirnya membentuk garis senyuman. Dava pun menggenggam tangan Raya dengan sangat Erat
"Disini, ditempat ini, detik ini juga, adalah awal dari kebahagiaan kita. Aku mohon kamu lupakan semua masalalu dan membangun masadepan bersamaku. Cinta ada karna terbiasa, ya terbiasanya aku yang selalu menaruh harapan besar padamu. Aku minta maaf, kalau ini terdengar egois, tapi aku gak mau kalau ada laki-laki lain yang berani melirikmu apalagi sampai menyentuhmu. Karna aku pun berusaha untuk selalu menjaga kamu sampai tiba diwaktu yang tepat." Dava mendekat Dan membisikan sesuatu ketelinga Raya "dimana Saat aku berhasil Ijab qobul untuk men-sah kan dirimu dan Disaat itu juga kau resmi menjadi Istriku."
"Kamu jago kalau gombal."
"Aku gak Gombal."
"Tapi?"
"Merayu."
"Agar?"
"Agar kamu mau menjadi istriku."
"Buktikan saja dulu."
"Dengan senang hati."
Tiba-tiba Dava bernyanyi Untuk Raya, nampaknya ini benar-benar tulus dari hati yang paling Dalam
Bila nanti saatnya telah tiba
Kuingin kau menjadi istriku🎶🎵🎵Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan
Berlarian kesana-kemari dan tertawa🎶🎶🎶Namun bila saat berpisah telah tiba
Izinkanku menjaga dirimu🎶🎵🎵Berdua menikmati pelukan di ujung waktu
Sudilah kau temani diriku🎵🎶Setelah itu dava mencium punggung tangan Raya
"Sudi kok." Perkataan Raya yang tidak dimengerti Dava
"Apanya?"
"Ihhh kamu kan tadi yang nanya?"
"Nanya apa?"
"Ih tau ah."
"Eh sayang jangan ngambek."
Raya menutup pintunya dan menyuruh dava keluar
"Aku tau kamu pasti akan selalu sudi untuk menjadi istri aku, Aku Cinta Kamu Panda." Ucap dava diluar Pintu Kamar Hotel Raya yang sudah tertutup namun tidak dirapatkan.
Dibali pintu kamar, Raya tersenyum sumringah. Dava selalu saja berhasil membuat Hatinya berbunga-bunga💕
Aku akan selalu menunggumu. Batin Raya
🍃🍃
Maaf kalau endingnya gak sesuai sama ekspetasi. 😊