nyamuk🍃

450 13 0
                                    

-----HAPPY READING----

"Pelan-pelan." Ucap Dava yang meringis kesakitan saat wajahnya dikompres oleh Iren. Saat ini mereka berdua sedang berada diapartemen milik Dava

"Iya ini juga aku udah pelan-pelan, maaf ya ini semua gara-gara aku."

"Iya gak papa." Dava memegang tangan Iren dan menatapnya dengan tatapan serius "kenapa jadi aku-kamu gitu ngomongnya?" Iren tersipu Malu saat Dava mengatakan hal itu padanya, bukannya mendapat balasan yang mengenakan hati, Iren malah dibuat Malu dan Canggung oleh Dava.

"Kamu gak suka?" Tanya Iren dengan Gugupnya

"Sukak-sukak aja, tapi maaf ya gue gak bisa bales itu." Dava melepas tangan Iren dan kembali Mengompres luka diwajahnya "Cuma sama orang-orang tertentu aja gue ngomong pakek aku-kamunya. Jadi, lo jangan kaget ya sama sikap gue."

"Hmm iya." Keadaan menjadi Canggung setelah Dava mengatakan hal itu. Iren yang semula Ceria kini menjadi diam seketika. Dava yang menyadari hal itu langsung memecah keheningan dengan Membuka suara untuk memulai percakapannya kembali.

Dava tau, saat ini Iren sedang menahan Rasa malunya. Dava pun berusaha untuk Memperbaiki keadaan agar tidak menjadi hening seperti ini.

"Eh lo udah makan?" Tanya Dava yang membuat Iren kaget "makan yuk, gue lapar!"

"Eh.. iya ayok." Iren pun mengangguki ajakan dava "tapi aku mau minum dulu haus."

"Oh iya airnya ambil aja dikulkas."

Iren mengambil sebotol air mineral didalam Kulkas Dava. Ia melihat kulkas dava berisikan Sayur-sayuran dan bahan makanan lainnya. Iren pun mendapat Ide untuk membuat masakan dari bahan tersebut. Lagi pula, jika sayur-sayuran itu tidak segera dimasak, nantinya akan layu dan kebuang. Tentu saja itu suatu pemborosan

Iren mengambil Dua ikat Sayur kangkung itu memberitahu Dava.

"Dava ini dikulkas ada sayur, kenapa gak kita masak aja?"

"Gue gak bisa Ren."

"Yauda biar aku aja yang masak, tunggu ya."

Iren pun menunjukan kepiwayannya dalam memasak, itu terlihat dari cara Iren mengiris bawang. Ia juga jago dalam Hal mengulek bumbu-bumbu'an, bagi Iren masakan yang bumbunya diulek akan lebih nikmat daripada Masakan yang Bumbunya digiling halus menggunakan Blender.

Setelah hampir 30 menit Iren memasak, bau masakan pun tercium kehidung Dava. Tentu saja itu membuat pergerakannya menjadi lebih Cepat dalam menyendok Nasi kedalam Piring.

Iren yang melihat tingkah Dava hanya bisa tersenyum, dan merasa senang karna Dava mau memakan masakannya.

"Sumphahhj inij enakhh banghhat ren." (Sumpah ini enak bangat Ren) Ucap Dava dengan perkataannya yang kurang jelas sembari terus menyuapi mulutnya dengan makanan.

"Haha makasih, tapi lebih baik kamu makan dulu baru ngomong Dav." Iren pun tertawa melihat tingkah Laku kekasihnya itu. Kekasih? Ya walapun tanpa didasari rasa Cinta.

***

Ditempat yang berbeda, Raya sedang menikmati hembusan Angin Laut. Ya, Adit mengajak Raya untuk pergi kepantai bersamanya dan juga Alenna. Adit tahu, bahwa adiknya itu diskors selama 2 hari, ia pun tidak mau melihat adiknya murung. Karna ia pun paham betul bahwa adiknya tidak bersalah.

Adit juga sengaja mengajak Raya untuk dijadikan Fotografer pribadinya, hal itu terbukti karna sedari tadi Adit dan alenna berfose sedangkan Raya memegang kamera untuk memotret dua sejoli itu.

"Udah ah bang, capek gue!" Raya mendegus kesal dan memberikan kameranya "gue diajak kesini cuma buat dijadiin fotografernya lo doang! Cih... mending-mending gue dirumah dah bisa ngelurusin kaki disofa."

PELANGI SETELAH HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang