Menunggu itu adalah hal yang tidak mudah. Tetapi jika kau percaya bahwa penantianmu tidak sia-sia, maka Tuhan Akan membalas penantianmu dengan indah.
***
Hari ini Aku terbangun dari tidur lebih awal dari biasanya, Semalam setelah Aku bertemu dengan Revano. Mimpi-mimpi burukku tidak datang lagi seperti biasanya, tidurku jadi lebih nyenyak.
"Apa semua ini karena Revano?"
Pertanyaan itu masih terus berada di pikiranku, tapi--- masa iya karena dia mimpi ku jadi hilang? Aku terkekeh sendiri lalu berjalan ke kamar mandi.
***
Pagi ini Aku telah memasuki kawasan kantor penerbit dan Aku melangkahkan kaki santai ke ruang kerjaku.
"Selamat pagi, Ana!" sapa mereka yang melihatku berjalan ke ruangan.
"Yah selamat pagi," sahutku kemudian.
"Wah ada apa ini Na? Tumben kamu turun sepagi ini, biasanya---Telat." tanya Sheila yang tiba-tiba masuk kedalam ruang kerja ku.
Aku mendengus kesal,
"Kamu ingin bertanya atau mengejekku? Hm?""Dua-duanya," jawabnya sambil tertawa kecil. "By the way apa ini karena si CEO yang bernama Revano itu, hm?" godanya kemudian.
"Aku hanya mewancarainya saja dan masalah aku turun pagi, itu karena tadi malam aku--- tidak bergadang." jawabku setengah berbohong, karena Sheila tidak tahu tentang mimpi-mimpi yang kudapatkan setiap malam itu.
"Oke-oke Aku percaya," jawabnya, kemudian ia terdiam memikirkan sesuatu "Ana? Aku berpikir, kenapa kau tidak mencari jodoh saja? Menikah dan mempunyai anak," Sambungnya sambil menaik-turunkan alisnya.
"Aku tidak akan pernah menikah." sarkasku.
"Oh Ayolah Ana? Kenapa kau tidak mau menikah? Usiamu sudah dua puluh empat tahun sekarang----"
"Kalau begitu, Aku harus menikah dengan siapa?" potongku dengan raut wajah yang dingin.
Baru saja Sheila ingin menjawabnya, Fairuz tiba-tiba muncul di balik pintu. "Menikahlah denganku!" godanya.
Aku mendengus malas,
"Begini saja, kalian berdua menikahlah dan punya anak, oke?" kataku sambil melangkah ke luar ruangan.
Sheila menganga,
"Aku? Menikah dengannya?" Kata Sheila dengan melihat ke Fairuz, ia kemudian berlenggak keluar karena merasa merinding."Kenapa dengan wanita-wanita ini? Apa salahnya menikah denganku? Ganteng? Sudah pasti? Tajir? Nenekku punya tanah warisan? Lalu?" Kata Fairuz dengan dirinya sendiri, ia pun juga keluar ruangan itu.
Hari ini di kantor, pekerjaan ku lebih banyak dari biasanya. Tapi sudah ku pastikan bahwa Aku tidak akan lembur malam ini, Sambil terus mengetik di komputerku, satu dokumen telah siap, jam telah menunjukkan makan siang dan kebanyakan dari teman-temanku sudah makan di kantin atau makan di luar.
Lima belas menit kemudian, pintu ku di ketuk, Vanessa masuk dan duduk di depanku.
"Kenapa?" Tanyaku sambil masih focus ke komputer.
"Kamu gak makan siang?" Tanya Vanessa balik.
"Males,"
"Ohh yah sudah, di luar ada yang nyariin tuh?" Kata Vanessa sambil berjalan mendekati pintu.
"Siapa?"
"Rave." Jawabnya sambil menutup pintu itu kembali.
Tanpa ba-bi-bu lagi, setelah menyelesaikan satu kalimat, aku mematikan komputerku dan berjalan menemui Rave.
"Rave? Kenapa?" Tanyaku kepada pria yang saat ini tengah membelakangiku.
"Kita jangan bicara di sini, kita bicara di kafe depan aja." Jawabnya dingin. Aku hanya mengangguk mengikuti langkah kakinya, karena aku tau pasti dia risih dengan tatapan rekan-rekan kantor ku, secara dia adalah seorang photography terkenal.
Setelah kami berdua sampai di salah satu kafe yang bernuansa anak muda, Rave memilih duduk di meja paling belakang pojok.
Dasar pria yang aneh.
Setelah memesan menu yang di sana, kita terdiam tidak ada yang mau memulai percakapan lebih dahulu. Rave menatapku dengan sedingin es dan kaku,
ayolah kapan ku bilang kalau Rave itu orang yang hangat.
"Ada apa?" Tanyaku membuka percakapan.
Rave menghembuskan nafas, sekarang gak terlihat kaku lagi.
"Kapan Kita bisa mulai menyelediki kasus kakek Zul?" Tanya nya to the point."Aku gak tau Rave, mungkin akhir pekan nanti, kau tau pekerjaan ku saat ini sangat banyak dan aku sangat sibuk." Rave menggangguk mengerti, sungguh tanpaku sadari dia adalah pria yang pengertian.
"Rheana, kuharap kita bisa bekerja sama dalam mengungkap kasus ini. Kau tau kan--- Kakek Zul seperti kakekku sendiri," jawabnya sambil menatapku dingin.
"Bisakah kau tidak menatap seperti itu? Kau seakan ingin menerkam ku saja," sahutku dengan kesal.
"Maaf." Itulah ucapan terakhir. Lalu kemudian menjadi hening kembali.
***
Seorang Pria berjas hitam sedang memasuki ruangan pribadi di kantornya, walaupun hanya cabang perusahaan. Tapi, ruangan ini semewah perusaan miliknya yang berada di Los Angeles.
Aldrich' Company
Itulah nama yang terpampang dengan besar di halaman kantornya.
"Bagaimana? Sudah mendapatkan informasi tentang wanita itu?" Tanya Revano setelah duduk di kursi kebesarannya.
"Tuan begini----"
"Aku datang ke sini karena kau telah mendapatkan informasi tentang wanita itu, jadi jangan buang waktu ku dan katakan Se.ka.rang" potongnya dengan menekan kata 'sekarang'.
"Namanya Rheana Alarice, dia bekerja di salah satu kantor penerbit, sebagai seorang editor, dan yang mengejutkan ternyata dia anak dari Tuan. Alex Richand seorang millyoners kelas tiga. Dia adalah pewaris tunggal, karena dia anak satu-satunya setelah kakaknya, Aldebaran meninggal di susul Ibunya, 2 tahun kemudian. Pekerjaannya ini di tentang oleh Ayahnya, karena semenjak Kakaknya meninggal, dia dipaksa untuk mengurus perusahaan."
"Lalu?" Tanya Revano kemudian, saat orang suruhannya berhenti berbicara.
"Biar Aku yang melanjutkan," sahut Ryan. Kemudian orang suruhannya keluar dari ruangannya.
"Dia mendapatkan tugas untuk menulis sebuah buku mengenai kota DharmaSatya,"
"DharmaSatya?" ulang Revano, karena ia merasa tidak asing dengan nama itu.
"Iya Revano, apa kau---"
"Iya, Dharmasatya Aku pernah bersembunyi di sana, pada saat Aku lolos dari pembunuhan berantai itu. Seorang kakek---menyembunyikan aku dari pelaku itu, hingga para pelaku di tangkap dan Aku melarikan diri ke Spanyol." Potongnya sambil mengingat kejadian sepuluh tahun yang lalu. "Cari tau tentang wanita itu lebih dalam lagi? Atau--- aku sendiri yang akan masuk kedalam kehidupan gadis itu." sambungnya.
Author pov,
Rheana dan Rave punya misi mengungkap kematian kakek Zul, sedangkan Revano punya misi untuk mengungkap siapa Rheana,? misi mereka mungkin bisa saja saling berhubungan.
♡♡♡
》》》haii! Update lagi yak.. kangen gak? Mungkin Update aja, Slow update ya, soalnya ini masih tahap revisi.. tunggu yang part selanjutnya.
《《《 see you readers😁😘😘 jangan pernah bosan walaupun garing dan absurd ya😂
![](https://img.wattpad.com/cover/121387415-288-k301976.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Of Reincarnation [COMPLETED]
RomanceRheana Alarice, sungguh tidak mempercayai jika Reinkarnasi itu benar-benar ada hingga ia di hadapkan oleh satu kenyataan bahwa Dia adalah reinkarnasi dari gadis Belanda yang mencintai penduduk pribumi, Satya. Ketika cinta yang tak dapat di satukan d...