Ada apa dengan Rave?

34 9 1
                                    

Jika dunia sekalipun tak menginginkan kita tuk bersama..
maka temui aku didalam mimpimu.. dan berdoalah semoga kita bertemu di langit.

***

Rave tersenyum?

Ini sangat langka terjadi, walau itu cuma senyuman sangat tipis.

"Kalian darimana? Kenapa baru kembali sekarang?" Tanya Rave dingin, Aku menoleh kepada Revano, agar ia menjelaskan, namun nyatanya ia memalingkan wajah.

"Kami tersesat di hutan," jawabku sambil menunduk, "Maaf, Rave seharusnya Aku memberitahumu, namun-----"

"Aku mengerti Ana," Kata Rave, Aku kemudian membalikkan badan menuju ke tenda yang ada di sana, mungkin itu tenda milik Rave.

Author pov.

"Rheana, milikku." Ucap Revano tajam, sedangkan Rave menatap dingin lawan bicaranya.

"Ana bukan barang yang mempunyai kemilikan, jadi kamu jangan mengklaim dia sebagai milikmu," balas Rave sambil tersenyum miring.

"Dia calon istriku,"

"Memang dia mau denganmu?" Tanya Rave balik tanya, "Jangan karena kalian pernah bersama dahulu, lalu sekarang bisa bersama kembali? No kawan, dunia tidak semudah itu."

"Lalu kau mau apa?"

"Keinginanku hanya satu, merebut Rheana dari takdir reinkarnasinya. Takkan ku izinkan seorang di masa lalu mengambilnya dariku, karena di masa ini, Rheana yang akan bersamaku," ucap Rave santai di dekat api unggun.

Rahang Revano menggeras, giginya bergelatuk. Ya. Dia marah. Rheana hanyalah miliknya.

"Jauhi dia, atau kau akan ku buat kau menderita."

"Wow. Tidak semuanya bisa di hancurkan oleh uang, kawan, Aku tidak peduli jika kau merusak reputasiku, karirku, bahkan kantor majalah ku. Aku hanya ingin Rheana."

"Kau itu hanya orang asing di hidup kami," balas Sengit Revano.

"Kau yang orang asing, aku sudah mengenal Rheana sebelum kau kenal dia, dan Rheana tidak tau apa-apa tentang reinkarnasi itu. Jadi, jangan katakan apa-apa lagi tentang Caroline, karena Rheana bukan Caroline.

"Kau-----"

"Revano!" Kedua pria itu menoleh pada wanita yang berdiri tak jauh dari sana, "Apa yang kau lakukan, lepaskan Rave." Perintahnya, Revano dengan berat hati melepaskan kerah Rave yang hampir di pukulnya itu.

***

"Rave, kau tidak apa-apa kan?" Tanyaku, Rave hanya menggeleng singkat.

"Ikut Aku, kita pulang," ajaknya, Aku tak menolak tangannya yang menarikku pergi dari sana. Namun aku merasa tangan kiriku di tahan oleh seseorang, siapa lagi jika bukan Revano.

"Jangan ikut dia,"

"Maaf Rev, Kamu hanya klienku, sedangkan Rave adalah temanku, aku tidak mengenalmu, kamu datang tiba-tiba dan mengatakan bahwa pernikahan kita akan berlangsung secara tiga bulan lagi. Tapi Aku minta maaf, Aku tidak bisa menikah denganmu, Aku tidak mencintaimu. Dan jika Papaku tetap memaksa, Aku bisa lebih keras menolaknya. Dan---"

"Dan apa?" Tanya Revano penasaran.

"Jika tidak ada jalan keluar, Aku memilih menyusul Ibu dan kakakku, daripada Aku harus menikah denganmu." Lirihku, "Rev, aku bukan Caroline, itu hanya kisah lama. Jika benar Aku Caroline, Aku pasti sudah mencintaimu, sekarang tapi aku tidak bisa." Kataku pelan, Rave kembali menarikku, dan Aku mengikuti langkah kakinya menuju Dharmastya, dan pulang ke apartemen.

The Truth Of Reincarnation [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang