Menjelaskan semuanya padamu. Sama saja membuatmu terluka. Karena pada akhirnya Aku tak mampu membuatmu bahagia.
-Revano-
***
Sudah dua jam Aku dan Rave melakukan investigasi terhadap kematian Kakek Zul, hingga saat ini tidak dapat di temukan tanda-tanda adanya pembunuhan.
"Hah shit. Apa kakek Zul bunuh diri?" Tanya Rave yang sudah jengah.
"Mengapa kau bicara seperti itu? Hm? Apa untungnya kakek Zul bunuh diri? Aku saja kemarin sebelum menemuinya dalam keadaan biasa saja." Kataku, "Apa kau mencurigai sesuatu?" Sambungnya lagi.
"A---h Aku tidak mencurigai siapapun,"
"Bukan itu maksudku, Bodoh,"
"Oh baiklah, Rheana. Lebih baik kita cari saja siapa dalang di balik pembunuhan ini."
"Kita memang sedang mencarinya, bukan?" Rave terdiam, ucapanku ada benarnya, sudah dua jam mereka berjalan mengelilingi rumah tua itu, tapi tak ada satupun tanda bukti yang menjelaskan.
Revano datang beserta dua anak buahnya, dengan menggunakan kacamata hitam miliknya. Aku dan Rave terpaksa berhenti dari kegiatan mereka, dan memandang aneh ke arah Pria yang baru datang itu.
"Lihat Pria aneh itu," kataku sambil mengelengkan kepala. "Dia hanya menyulitkan kita saja di sini" Rave hanya melanjutkan pemotretan sambil tersenyum smirk sekilas.
"Apa yang sedang kalian cari di sini?" Tanya seseorang yang berjalan dengan suara beratnya. Aku menghampiri pria itu dan menatapnya.
"Maaf, tuan, Anda tak perlu ikut campur masalah saya dan teman saya, karena Anda hanyalah orang asing."
"Dengar Rheana, Aku akan membantumu,"
"Mengapa? Mengapa Anda sangat ingin membantu, apa hubungan Anda dengan kami?"
"Rhe--- Aku seperti memiliki hubungan erat denganmu di masa lalu, dan kau tau-- sebentar lagi kita akan menikah dan kau adalah calon--- istriku." Aku terdiam dan menatap nanar pria di hadapannya kini.
"Revano dengar, Aku tidak mau menikah, Aku sudah mengambil sumpah, jika Aku menikah maka Aku akan Ma---"
"Rhe, sepertinya di sini kita tidak akan menemukan apapun. Kita cari di tempat lain saja." Potong Rave.
"Kita akan berpencar. Kau---"
"Semua anak buahku sudah menyebar ke semua wilayah ini, ku pastikan tidak ada yang keluar ataupun masuk tanpa izin dariku." Sahut Revano membanggakan diri, Revano pun menarik tanganku menjauhi Rave.
"Kenapa?" Kesalku lalu melipat tangannya di depan dada.
"Seharusnya Aku yang nanya, Rhe-- kenapa kamu gak mau menikah denganku," ujar Revano naik pitam.
"Karena Aku tidak mau menikah dengan Pria sombong sepertimu!" Tunjukku ke dada bidang Pria itu.
"Benarkah? Bagaimana jika dahulu kala kita mempunyai sebuah hubungan, apa kau akan mengelak lagi?"
"Maksudmu Aku Caroline? Dan kau Satya?" Tanyaku, "Ayolah Revano, kita bukan hidup di zaman di mana kita percaya bahwa Reinkarnasi itu ada." Ejekku kemudian.
"Jadi kau tak percaya apa itu Reinkarnasi?" Tanya Revano.
"Tentu saja, untuk apa aku percaya hal kuno seperti itu, ada-ada saja." Aku tersenyum miring.
"Kalau gitu, ikut Aku." Revano membawaku memasuki hutan di Dharmasatya itu. Binatang hutan saling bersahut-sahutan satu sama lain. Semakin ke dalam, cahaya matahari semakin tertutup oleh pepohonan yang sangat lebat. Hingga kita tiba di sebuah Goa yang tua, dingin, gelap, lembab, benar-benar tidak ada tanda kehidupan di sekitar Goa itu.
"Sepuluh tahun yang lalu, Saat aku di kejar oleh sekelompok Mafia, Aku bersembunyi di Gua ini, sampai Akhirnya seorang kakek, menolongku. Dia membawa ku ke sebuah rumah yang seperti istana, tapi banyak tanaman ilalang di sana, dia menyembunyikan ku di sebuah kamar bekas orang Belanda tinggal. Tapi sebelum itu, saat Aku bersembunyi di gua ini, Aku melihat seseorang pemuda Indonesia dan juga gadis Belanda, sedang membicarakan sesuatu, mereka--- kemudian akhirnya berpisah, Aku tak mengerti, Gadis itu menangis di dinding gua, dia sangat berantakan dan hancur, Aku tak bisa menyentuhnya, tapi seolah-olah dia nyata." Jelas Revano.
"Wanita Belanda? Goa? Pria Indonesia, Semua itu--- Aku seperti pernah melihatnya." gumamku. Dia mondar-mandir, memikirkan sesuatu.
"Rhe, kakek yang menolongku, adalah kakek Zul, makanya pas Aku tau dia mati secara tidak wajar-- aku--- sangat sedih." Aku memandang Revano dengan mata yang penuh dengan ketulusan, Revano tidak mengada-ada dia benar-benar tulus.
"Polisi tidak mau membantu kasus ini, terpaksa Aku dan Rave yang memecahkannya. Kematian Kakek Zul adalah tanda tanya besar untukku, selain itu Aku juga ingin tau, siapa Caroline yang dia maksud." Ucapku. "Dan jawaban itu pasti ada di benteng tua itu, tempat orang Belanda dahulu tinggal." Aku dan Revano saling bertatapan, dan langsung berlari menuju ke benteng tua yang mereka maksud.
Tapi bukannya mereka telah mencapai benteng itu, mereka berdua malah tersesat di dalam hutan itu, dan akhirnya berhenti di depan Gua tadi. Seakan-akan ini merupakan Kehendak Tuhan.
"Aarrgghhh, kita malah tersesat, dan di sini lagi." Kesalku, karena sudah ngos-ngoskan setelah setengah jam berlari. Revano berselonjoran kaki dan tersenyum ke arahku.
"Ku harap kau tidak akan membenciku, Rhe."
"Revano, Aku tidak membencimu, tapi aku tidak suka prilaku mu yang semena-mena kepada orang lain."
"Maaf." Aku dan Revano bertatapan kembali, entah kenapa Aku merasakan ada sesuatu di perutnya yang terbang seperti kupu-kupu.
"Hari ini Aku yakin, bahwa kau adalah Caroline yang ku cari, sama seperti apa yang di ucapkan kakek zul, sepuluh tahun yang lalu," batin Revano.
"Ada apa dengan hari ini, kenapa Aku seperti mengenal Revano dengan dekat, bahkan jantungku berdebar, ah mungkin ini faktor lari tadi, lalu ada apakah dengan perutku, apa mungkin aku lapar?" Batinku.
♡♡♡
Hello readers🤗
Ciee yang Author sapa.. by the way anyway.. Cerita ini bakalan menuju proses ending.. jadi sabar... dan terima kasih sudah membaca sejauh ini..
Attention please!!!🔊📣
Aku merilis cerita wattpadku yang ketiga😲 jangan kaget😁 harap betenang.. pasalnya ceritaku ini adalah bentuk kolaborasi bareng Author @mymoonah_ jadi.. please-please dibaca.. seperti Kau membaca ceritaku yang lain..😉Itu saja yang saya sampaikan.
Happy Reading📖 dansee you next time😙
![](https://img.wattpad.com/cover/121387415-288-k301976.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Of Reincarnation [COMPLETED]
RomanceRheana Alarice, sungguh tidak mempercayai jika Reinkarnasi itu benar-benar ada hingga ia di hadapkan oleh satu kenyataan bahwa Dia adalah reinkarnasi dari gadis Belanda yang mencintai penduduk pribumi, Satya. Ketika cinta yang tak dapat di satukan d...