Di dunia ada yang tidak bisa ku cegah kedatangannya. Pertama adalah Kematian dan kedua adalah Jatuh cinta..
***
Aku bangun dari tidurku setelah sekian lama bermimpi berulang-ulang. Entah mengapa setelah aku pindah ke Den Haag satu bulan ini, mimpi itu semakin menggila saja. Pesawatku pun belum mencapai Jakarta, aku duduk dengan lesuh.
"Sudah bangun ternyata, kau," aku menoleh pada Felix yang menikmati sarapan roti selainya dengan Headset di telinganya. Dia tersenyum lebar padaku dengan menunjukkan sarapannya.
"Kau mau, Anne?" tanyanya kemudian. Aku menggeleng.
"Aku masih kenyang."
"Hufft. Kenyang apa? Kau hanya makan sejam sebelum kita take off. Dan sekarang sudah 13 jam kita di pesawat. Dua jam lagi kita sampai, dan aku tak mau membopongmu untuk turun dari pesawat ya karena kau pingsan."
"Kau bawel sekali Felix. Oke-oke setengah jam lagi aku makan." Aku menyudahi perdebatan itu. Felix dan Vanessa mirip sekali. Mereka sama-sama bawel. Lalu bagimana kabarnya Immanuel? Sudah dua bulan Aku meninggalkan Jakarta, satu bulan di California dan satu bulan ini di Den Haag. Apa yang sebenarnya yang ku hindari?
"Felix. Ku harap kau menyelesaikan tugasmu dengan baik. Aku tak mau membawamu liburan ini dengan sia-sia."
"Baik Nona Anne. Tapi, aku belum liburan. Aku masih bekerja. Jadi Nona Anne kau harus melebihkan liburanku daripadamu, oke?"
"Uh. Enak saja." tidak bermaksud kesal. Namun, aku dan Felix malah tertawa.
***
Vanessa yang baru keluar dari apartementnya tercengang ketika Apartement milik sahabatnya, Rheana semua barangnya di bereskan.
"Ibu Rossa? Ini kenapa? Apartement Rheana?" tanya Vanessa kepada pemilik Apartement itu yang tidak mengerti pada situasinya kini. Ibu Rossa mendekati Vanessa dengan memegang bahunya.
"Vanessa. Aku turut berduka pada sahabatmu, Rheana, dan Rheana pernah berpesan kepadaku sebelum kecelakaan itu. Dia mengatakan, jika dia tak kembali lagi, maka saya bisa melelang apartemennya ini."
"Tapi----"
"Jika kau tak percaya, aku punya surat perjanjian itu. Rheana sendiri yang menandatanganinya. Oya pembeli apartemen ini akan datang sekitar 2- 3 jam lagi. Dia datang Belanda, mungkin bisa menjadi tetangga baikmu, ya kan?" Ibu Rossa tersenyum. Ia berusaha mengeluarkan kata-kata yang tidak menyakiti Vanessa. Karena ia tahu jika Rheana dan Vanessa adalah sahabat dekat.
Vanessa menunduk luruh. Dia tak tahu lagi harus berkata apa-apa. Jika saja ia mempunyai uang lebih, pasti dia akan mempertahankan apartemen sahabatnya itu. Karena hanya itulah yang bisa ia kenang dari sahabatnya. Semalam sesudah kecelakaan itu, Vanessa menangis sejadi-jadinya di ruang apartemen Rheana. Dia begitu luluh lantak. Hanya Rheana yang di anggapnya sebagai saudara. Setahunya, Dia dan Rheana sama-sama anak Yatim-piatu. Dia tak punya siapa -pun selain Rheana.
Dengan menatap nanar barang-barang Rheana yang di ungsikan dari apartemen, Vanessa teringat tentang Revano. Mungkin laki-laki itu bisa menolongnya.
Panggilan pertama tidak di angkat.. begitu pun panggilan kedua, ketiga, hingga ke lima belas. Tapi Vanessa tetap mencobanya.
"Rheana benar, dia laki-laki sombong." Batin Vanessa dengan menggigit kuku jarinya. "Angkat dong, aish." tampaknya Vanessa mulai lelah.
![](https://img.wattpad.com/cover/121387415-288-k301976.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Of Reincarnation [COMPLETED]
RomanceRheana Alarice, sungguh tidak mempercayai jika Reinkarnasi itu benar-benar ada hingga ia di hadapkan oleh satu kenyataan bahwa Dia adalah reinkarnasi dari gadis Belanda yang mencintai penduduk pribumi, Satya. Ketika cinta yang tak dapat di satukan d...