Aku menunggumu.. bahkan Tuhan sekalipun menunggumu.. dan menuliskan kisah kita yang belum lengkap.
-hamari adhuri kahani-
***
Aku berjalan berhati-hati menuju ke ruang kerjaku. Sesekali mengambil nafas lega karena terbebas dari Rapat yang membosankan itu.
Besok adalah waktu weekend ku, dimana Aku dan manusia Es-- maksudnya sih Rave itu melakukan satu misi, yaitu menguak kematian Kakek Zul, karena polisi tidak ingin terlibat dalam hal itu.
Tok tok tok...
suara ketukan pintu seketika membuyarkan pikiranku yang entah berada di mana itu.
"Ana, ada yang nyari Lo tuh." kata teman kerjaku, yang biasanya mengurus jika ada tamu masuk ke kantor.
"Siapa? Rave? Pria yang kemarin itu?"
"Bukan, katanya sih Revano--Aldrich. Ya itu," Aku Mengerutkan dahinya, berpikir untuk apa Pria sombong itu menemui ku? Bukankah Wawancara nya sudah selesai?
"Yah udah Suruh dia Masuk ke sini, kan dia yang perlu sama aku, kenapa aku yang mesti ke sana?"sinisku.
"Wah parah kamu, Na. Dia itu--- pengusaha yang terkenal itu loh dari Los Angeles," kagum rekannya itu.
"Bilang Ke dia, Aku lagi sibuk!" sarkasku, temanku hanya melongo menghadapi sikapku yang selalu berubah-ubah padahal baru tadi pagi Aku bersikap ramah kepada semua orang.
"Kamu lagi PMS ya?" tanya temanku polos.
Belum sempat Aku menjawabnya, kami di kagetkan seseorang dari balik pintu. Pria yang baru saja di bicarakan itu, Revano Aldrich.
"Hmm Aku keluar dulu ya," kata temanku seraya keluar sambil membungkukkan badan ke arah Revano.
Aku mendengus pasrah,
"Ada perlu apa, kamu kesini?""Coba saja Anda bisa berlaku sopan seperti teman Anda tadi,"
"Jika Anda orang lain, mungkin saya bisa berlaku sopan pada Anda," jawabku mengikuti bahasanya.
Revano kemudian duduk di kursi di depanku, sepintas ia menatapku secara intens.
Mirip.
"Hei Tuan Aldrich! Apa kau kesini hanya untuk memandangiku saja? Hm?" Kesalku, karena selama lima menit Revano tidak berbicara apapun dan menatapku dengan dalam.
Cantik.
"Oh my god, apa yang pria gila ini katakan tadi?," pipiku bersemu menjadi merah.
"Saya Kesini hanya mengatakan, kau tidak perlu bekerja lagi,"
"What!!" teriakku, "kamu--- ini pekerjaan aku, kamu gak bisa memutuskan apa yang menjadi hak aku," kataku sambil menunjuk Revano.
Manis.
"Saya akan menikahimu, dan Saya akan memenuhi segala keperluanmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Of Reincarnation [COMPLETED]
RomanceRheana Alarice, sungguh tidak mempercayai jika Reinkarnasi itu benar-benar ada hingga ia di hadapkan oleh satu kenyataan bahwa Dia adalah reinkarnasi dari gadis Belanda yang mencintai penduduk pribumi, Satya. Ketika cinta yang tak dapat di satukan d...