Jika Maut membuat kita bersatu, maka kematian lah yang akan ku sambut. Ku harap kau menungguku di sana...
***
Caroline menginjakkan kaki kembali ke tanah kelahirannya, Netherland.
Dia keluar dari kapal bersama satu orang pelayannya yang bertugas membawa barang - barangnya.Dia kembali teringat sewaktu usianya sembilan tahun, ia bersama kakak dan orang tuanya pergi ke Hindia Belanda untuk menjajah negeri itu. Dan ia kembali teringat kembali pertemuannya dengan Satya sewaktu mereka kecil.
Caroline tersenyum getir, "Aku ke sini bukan untuk bertunangan, Kak, Aku hanya ingin mati di tempat di mana aku dulu di lahirkan." batin Caroline. Ia tersenyum kepada pelayan yang membawa barang - barangnya itu.
Di luar pelabuhan, Caroline di jemput oleh kereta kerajaan milik pangeran Van, calon tunangannnya..
*anggap saja menggunakan bahasa Belanda*
"Selamat datang kembali Nona," Caroline hanya mengangguk kepada sopir itu yang akan mengantarkannya ke istana ratu Elizabeth.
"Maaf, kita akan ke mana?" tanya Caroline.
"Ke kerajaan, Nona,"
"Mengapa?"
"Ratu mengundangmu untuk acara makan malam sekaligus acara per----"
"Oke - oke," sanggah Caroline cepat. Sungguh, emosinya telah terbakar hanya mendengar kata pertunangan.
"Its okay, Caroline ini baru pertunangan bukan pernikahanmu.."
Selama lima belas menit kereta itu meninggalkan pelabuhan, Kereta itu berhenti di sebuah bangunan besar dan megah, juga terdapat castil tak jauh dari sana.
Caroline turun dari kereta itu dan di giring masuk ke dalam kastil di sebelah bangunan megah tadi. Dia di bawa ke kamar khusus untuk dirinya. Dan di beri sebuah gaun yang sangat indah. Caroline tersenyum menerimanya.Setelah pelayan - pelayan itu meninggalkannya seorang diri kamar itu. Caroline mencoba menuliskan surat untuk Satya, memberi tahukan bahwa dirinya baik- baik saja di sini. Dan meyakinkan Satya untuk tidak menyakiti dirinya sendiri setelah mendengarkan pertunangannya dan pangeran Van.
Surat itu di gulung dan di kirimkan ke salah satu sahabatnya di Hindia Belanda, seorang pelayannya, setelah itu pelayan itu akan membawa suratnya itu ke Dharmasatya, tempat persembunyian Satya.
Semua itu sudah di rencanakan Caroline sebelum pergi ke Netherland.
Waktu sudah menunjukkan jam tujuh malam lewat sepuluh menit. Caroline sudah bersiap di tempatnya, tinggal menunggu seseorang untuknya menemui Ratu Elizabeth..
Selain itu di Hindia Belanda,
Satya mondar - mandir di ruangannya. Sudah seminggu semenjak keberangkatan Caroline ke Belanda, ia tak pernah di beri kabar sekali pun.
Kembali ke Caroline,
Caroline duduk dengan anggun di sebuah meja makan yang sangat panjang. Tak lupa terdapat banyak lilin yang bertingkat tiga. Makan malam kali ini tidak modern tapi cukup berkelas untuk kalangan bangsawan seperti ratu Elizabeth..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Of Reincarnation [COMPLETED]
RomantiekRheana Alarice, sungguh tidak mempercayai jika Reinkarnasi itu benar-benar ada hingga ia di hadapkan oleh satu kenyataan bahwa Dia adalah reinkarnasi dari gadis Belanda yang mencintai penduduk pribumi, Satya. Ketika cinta yang tak dapat di satukan d...