Di Takdirkan Bertemu (lagi)

11 3 0
                                    

Kau terus menghantui pikiranku..
Sebenarnya kau ini siapa?

***

"WHAT THE HELL?" teriak Rheana spontan. Seriously? Revano ada di Bali. "Kenapa kau baru bilang sekarang, Felix?" ketus Rheana.

"Aku sudah mengatakannya di pesawat, kau malah tidur. Lagi pula jika aku memberitahumu, kau pasti akan memutar balik pesawat itu."

"Kita bisa memutar rencana untuk pergi ke Hawai, kan?" mata Felix melotot.

"Oh astaga.. sungguh? Aish kenapa aku tidak bilang saja tadi."

"Sudahlah. Kita sudah terlanjur juga berada di Bali." Rheana menghentikan langkahnya ketika sopir pariwisata mendatangi mereka dengan sebuah papan nama bertuliskan Anne Aldebaran.

"Selamat malam, Nona Anne?" sapa sopir itu.

"Ya malam."

"Mari Saya langsung bawa ke hotel."

"Terima kasih." sopir itu pun membawa kedua koper milik Felix dan Rheana. Mereka mengekori sopir itu dari belakang menuju mobil kijang.

"Dari cara bicara Nona, Nona seperti sudah lama menetap di Indonesia?"

Deg..

"Hahahaha. Aku ada  keturunan dari Indonesia, Pak," balas Rheana dengan ramah.

"Oya. besok pagi, mau ke mana? Ke pantai kuta atau ke bang-----"

"Kuta Beach." potong Felix.

"Terlalu pagi, jika ke Kuta, aku ingin jalan-jalan ke destinasi budayanya, pak?" jawab Rheana, sedangkan Felix mendengus.

"Ah itu sangat membosankan, Anne?"

"Kalau kau tidak mau, ya tidur di hotel saja." Lagi-lagi Felix mendengus. Apalah ia hanya seorang anak bawahan.

Jalanan di Bali pada malam hari, tidak terlalu macet, lagi pula jarak antara Bandara dan hotel hanya berkisar 15 menitan jika di tempuh dengan kecepatan rata-rata.
Mobil itu pun bergerak, beberapa kali menyelip dan kemudian sampai di hotel bergaya klasik.

Si sopir turun membawa kedua koper itu lalu di gantikan oleh pegawai hotel.

"Selamat Malam."

"Malam. Saya pesan dua kamar? Ada?" tanya Felix. Karena Rheana malah sibuk dengan telepon cliennya dari tiongkok.

"Mohon Maaf, Mba, kamarnya sisa satu, soalnya dua kamar sudah di pesan oleh Tn. Revano Aldrich." kata resepsionir hotel itu memberi tahu.

"ASTAGA.. MEREKA MENGINAP DI SINI JUGA." Felix memekik, tapi tak seberapa keras. "Ya sudah nggak papa, satu kamar itu, oya, tolong jangan bilang ke wanita yang menerima telepon itu kalau Tn. Aldrich menginap di sini." lanjut Felix sambil menunjuk-nunjuk Rheana yang menerima telepon.

"Tapi--- kenapa Nona?" tanya pegawai wanita itu.

"Apa penting seorang pegawai mengetahui rahasia tamunya? Apa saya harus memanggil atasanmu?" pegawai hotel itu langsung menggeleng dan menuruti perkataan Felix dengan takut-takut.

"Felix. Sudah?" kata Rheana menghampiri Felix setelah ia menerima telepon tiba-tiba.

"Hanya sisa satu kamar, tidak apa kan, kita berdua?" tanya Felix.

"Kita cari hotel lain saja."

"Tidak perlu, Anne. Lagi pula ini sudah larut malam, dan aku sangat mengantuk. Kamar itu juga ada dua tempat tidur, jadi kau tidak perlu membagi tempat tidur. Tenanglah aku akan mengaturnya."

The Truth Of Reincarnation [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang