Takdir dan waktu saling terhubung..
Apa kamu masih tak meyakininya?***
Tuk.. tuk.. tuk..
Suara sepatu Hills bergema di lorong hotel menuju ke sebuah ruangan yang di gunakan untuk rapat penting.
Kreetttttt! Ting!
Pintu terbuka menampilkan sosok wanita dengan pewarna bibir berwarna merah menyala, rambut yang di biarkan terurai dengan sebuah jas berwarna hitam yang hanya di sematkan di pundaknya.. rok sepanjang lutut dengan sepatu hills nya berwarna hitam. Membuat siapa saja bergairah melihatnya.
"Maaf. Apa saya terlambat?" tanyanya setelah beberapa orang sempat terpukau padanya.
"Tidak. Nona Anne-- silakan masuk," jawab seorang pria yang sangat di kenalnya itu. Ryan. Asisten si Pria sombong.
Anne memutar bola matanya malas dan melangkah secara anggun, di belakangnya ada Felix yang mengekorinya.
"Ku kira kau tidak akan datang, Anne?"
"Maaf. Tn Aldrich seharusnya kau tidak memanggil namaku secara langsung. Panggil aku Nona Anne!" balasnya cuek. Felix hanya tersenyum kecut.
Flashback!!!
"Aku tetap tidak mau datang, Felix!" keukeh Rheana di sofanya.
"Pikirkan lagi. Kita tak mungkin menyia-nyiakan keuntungan di depan mata kita, kan? Lagian perusahaan kita akan semakin terkenal oleh dunia kalau kita bekerja sama dengan Aldrich' Company."
"Ya sudah. Kalau begitu kau saja datang, buatlah alasan sesukamu. Aku pernah mengatakan jika aku tak suka menjalankan perusahaan."
"Ta--"
"Aku mau tidur!"
"Tapi kenapa? Ayolah. Jika kau menghindarinya bukankah dia akan curiga padamu? Bagaimana dia curiga kalau kau adalah Rheana?" Rheana terdiam dengan Felix di belakangnya. Felix tersenyum penuh kemenangan.
Flashback off!!!
Rheana duduk di kursinya dengan menghela nafas. Tadi malam, Felix mengatakan hal yang benar. Jika ia terlihat seperti menghindari Revano sama saja menampilkan sosok aslinya.
"Apa yang mengganjal pikiranmu, Nona Anne?" tanya pria itu tiba-tiba.
"Heh?" Rheana terkejut. Wajah terkejut itu terlihat lucu di mata Revano.
"Baiklah. Perkenalkan dia clien saya juga pada malam ini, dia pengusaha dari Den Haag, Belanda. Anne Aldebaran." Anne tersenyum.
"Nona Anne, sebelum rapat di mulai, bolehkah saya bertanya, apakah Anda sudah menikah?" tanya Pria tua dengan perut buncit dengan rambut rapi terbelah dua.
Dasar om-om. Nggak ingat umur.
"Hmm itu-- Saya masih ingin fokus menjalankan perusahaan milik mendiang kakak saya." Anne menjawab dengan sopan, padahal dalam hatinya ia mengutuk Pria itu karena bertanya kepadanya tentang pernikahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Of Reincarnation [COMPLETED]
RomantikRheana Alarice, sungguh tidak mempercayai jika Reinkarnasi itu benar-benar ada hingga ia di hadapkan oleh satu kenyataan bahwa Dia adalah reinkarnasi dari gadis Belanda yang mencintai penduduk pribumi, Satya. Ketika cinta yang tak dapat di satukan d...